Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Masih Muda Kena Stroke, Ini Daftar Kemungkinan Penyebabnya

Ilustrasi stroke.
ilustrasi stroke (IDN Times/Novaya Siantita)
Intinya sih...
  • Stroke tidak hanya menyerang orang tua, tetapi juga orang muda yang aktif dan produktif.
  • Penyebab utama stroke adalah penyumbatan aliran darah dan pecahnya pembuluh darah.
  • Gangguan pembekuan darah, obesitas, masalah jantung, hipertensi, aneurisme, diabetes, migrain, robekan arteri, penyalahgunaan obat, dan penggunaan pil KB dapat menyebabkan stroke pada usia muda.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Stroke tidak lagi cuma soal orang tua. Dalam beberapa tahun terakhir, cukup sering dokter menemukan orang yang masih bekerja, punya keluarga kecil, atau baru memasuki usia produktif, yang tiba-tiba kehilangan kemampuan bicara atau mengangkat salah satu lengan akibat stroke.

Perubahan pola hidup, tekanan kerja, dan risiko seperti hipertensi serta obesitas membuat gambaran klinis stroke bergeser ke usia yang lebih muda; menurut tinjauan global, proporsi stroke pada kelompok usia 15–49 tahun mencapai hampir 15 persen dari seluruh kejadian stroke.

Data global juga menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Setelah penurunan insiden stroke pada beberapa dekade lalu, angka kejadian pada kelompok usia muda mulai naik lagi sejak pertengahan 2010-an—terutama di kawasan Asia Tenggara dan negara berpenghasilan menengah ke bawah, di mana beban penyakit kardiovaskular stagnan atau bahkan meningkat. Ini berarti lebih banyak keluarga yang kehilangan pencari nafkah saat usia produktif karena kejadian stroke yang kerap dianggap sebagai penyakit masa tua.

Upaya pencegahan lewat kontrol tekanan darah, deteksi dini diabetes, dan perubahan gaya hidup jadi kunci untuk membendung tren stroke pada usia.

Lantas, apa saja penyebab stroke pada usia muda? Baca terus sampai tuntas, ya.

Penyebab utama stroke

Secara umum ada dua penyebab utama stroke, yaitu penyumbatan aliran darah dan pecahnya pembuluh darah.

  1. Penyumbatan aliran darah

Ketika arteri yang memasok darah ke bagian otak mengalami sumbatan, terjadilah stroke iskemik. Stroke iskemik pada orang dewasa muda jauh lebih jarang dibandingkan pada orang yang lebih tua. Penyebab utama stroke iskemik adalah aterosklerosis, yaitu kondisi ketika timbunan lemak (plak) menempel dan menyumbat dinding pembuluh darah yang memasok otak.

  1. Pembuluh darah pecah

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah, sehingga darah bocor ke ruang di sekitar otak. Penyebab umum stroke hemoragik meliputi:

  • Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.
  • Pembuluh darah yang melemah.
  • Peradangan pembuluh darah (vaskulitis).
  • Tonjolan atau titik lemah pada dinding pembuluh darah otak yang pecah (pecahnya aneurisme).

Makin banyak orang dewasa yang lebih muda mengalami stroke akibat kondisi seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Tidak semua faktor risiko stroke pada orang muda sama dengan yang terjadi pada usia lanjut. Namun, banyak yang serupa, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Kebiasaan hidup yang tidak sehat memang menjadi pemicu utama, tetapi bukan satu-satunya alasan mengapa stroke bisa muncul lebih cepat.

Ada kondisi lain yang dapat membawa risiko stroke sebelum usia 45 tahun, termasuk beberapa yang bersifat keturunan.

Berikut ini beberapa penyebab stroke pada usia muda.

1. Gangguan pembekuan darah

Beberapa orang dilahirkan mewarisi kondisi tertentu yang membuat darah lebih mudah membeku. Ketika pembekuan terjadi terlalu cepat atau berlebihan, risiko stroke iskemik pun meningkat.

Masalah pembekuan darah ini bisa bersifat keturunan, dan sebagian dapat terdeteksi melalui pemeriksaan darah sederhana. Jadi, jika kamu atau anggota keluarga dekat pernah mengalami pembekuan darah, penting untuk berbicara dengan dokter. Tes dan penanganan yang tepat bisa membantu mengurangi risiko.

2. Obesitas

Obesitas dapat meningkatkan risiko stroke. Akan tetapi, obesitas bukanlah faktor risiko independen untuk stroke iskemik, menurut studi tahun 2021. Risiko sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai obesitas, seperti tekanan darah tinggi.

3. Punya masalah jantung

Seorang laki-laki muda memiliki masalah jantung.
ilustrasi masalah jantung (freepik.com/Lifestylememory)

Ada orang yang sejak lahir atau seiring waktu mengalami masalah pada jantung. Kondisi ini bisa membuat darah lebih mudah membeku di dalam jantung, lalu berpindah ke otak dan memicu stroke.

Sebagian kecil kasus stroke pada usia muda disebabkan oleh kondisi yang disebut patent foramen ovale (PFO). Diperkirakan sekitar 20–25 persen orang memilikinya. PFO terjadi ketika lubang kecil di antara bilik jantung tidak menutup sempurna pada bulan-bulan awal setelah lahir.

Dokter dapat mendeteksi PFO dengan pemeriksaan sederhana menggunakan ekokardiogram. Namun, karena sebagian besar orang dengan PFO tidak pernah mengalami masalah, kondisi ini jarang ditangani kecuali jika menimbulkan gejala.

4. Hipertensi

Ketika darah yang mengalir menekan terlalu kuat pada dinding arteri, pembuluh darah bisa pecah atau tersumbat. Jika ini terjadi pada arteri yang memasok darah ke otak, risiko stroke meningkat.

Tekanan darah tinggi sering berjalan beriringan dengan faktor risiko lain untuk stroke iskemik, seperti aterosklerosis, yaitu penumpukan plak lemak di dinding pembuluh darah.

Sebuah artikel tahun 2019 dalam American Heart Association Journals mencatat bahwa tekanan darah tinggi memengaruhi 1 dari 8 orang berusia 20–40 tahun. Para penulis juga memperingatkan bahwa angka ini kemungkinan akan terus bertambah, dipicu oleh pola hidup sehari-hari serta penurunan ambang batas diagnostik untuk hipertensi.

5. Aneurisme

Aneurisme terbentuk ketika dinding pembuluh darah melemah dan membentuk gelembung kecil. Gelembung ini bisa pecah sewaktu-waktu, menyebabkan stroke hemoragik. Ada orang yang sejak lahir memiliki kelainan pada pembuluh darah, dan penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik serta kondisi bawaan juga dapat meningkatkan risiko.

Aneurisme bisa muncul pada usia berapa pun, tetapi kasus pecahnya aneurisme paling sering terjadi pada mereka yang berusia 30 hingga 60 tahun. Warisan genetik memainkan peran yang sangat besar dalam pembentukan aneurisme, dan kebiasaan merokok membuat risikonya melonjak tajam.

Jika orang tua, saudara laki-laki, atau saudara perempuan pernah mengalami aneurisme, penting untuk berbicara dengan dokter. Ada pemeriksaan dan penanganan yang tersedia untuk membantu menurunkan kemungkinan terjadinya aneurisme pecah.

6. Diabetes

Seorang perempuan dengan diabetes sedang cek gula darah dengan glukometer.
ilustrasi orang dengan diabetes (IDN Times/Novaya Siantita)

Orang yang hidup dengan diabetes punya kemungkinan hampir dua kali lipat mengalami stroke dibanding orang tanpa diabetes.

Diabetes adalah kondisi yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, gula darah yang terus-menerus tinggi dapat merusak pembuluh darah di berbagai bagian tubuh, termasuk otak, dan akhirnya memicu stroke.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 95 persen orang dengan diabetes mengalami diabetes tipe 2. Jenis ini sering muncul akibat gaya hidup yang kurang aktif, berat badan berlebih, serta faktor risiko lain yang sebenarnya bisa diubah.

Yang mengkhawatirkan, diabetes kini makin banyak ditemukan pada usia muda. Anak-anak pun mulai banyak yang mengalaminya. Ini sering kali berkembang akibat kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan, dan faktor risiko lain yang dapat diubah.

7. Penyakit ginjal polikistik

Penyakit ginjal polikistik adalah gangguan yang diturunkan dalam keluarga. Kondisi ini membuat kista-kista kecil tumbuh di ginjal. Karena ginjal berfungsi menyaring darah, keberadaan kista dapat mengganggu pembuluh darah dan memicu masalah serius, seperti tekanan darah tinggi hingga aneurisme.

Orang dengan penyakit ginjal polikistik memiliki risiko aneurisme sekitar 50 persen lebih tinggi dibanding mereka yang tidak memilikinya. Itulah sebabnya cek kesehatan rutin rutin sangat penting, terutama untuk menjaga tekanan darah tetap terkendali.

Karena penyakit ginjal polikistik bersifat genetik, riwayat keluarga juga berperan besar. Jika ada kerabat dekat yang pernah mengalami aneurisme otak, dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan berkala untuk memastikan apakah ada tanda-tanda aneurisme yang mulai terbentuk.

8. Migrain

Migrain adalah gangguan neurologis yang paling dikenal lewat sakit kepala hebat yang ditimbulkannya. Kondisi ini diduga memiliki kaitan genetik, dan meski jarang, migrain dapat memicu stroke iskemik maupun hemoragik.

Pada usia muda, migrain sudah meningkatkan risiko stroke, dan risiko itu akan makin besar seiring bertambahnya usia—karena makin sering serangan migrain terjadi, makin tinggi pula kemungkinan stroke muncul.

Merokok memperburuk risiko stroke pada penderita migrain. Bagi perempuan, penggunaan pil kontrasepsi atau terapi hormon juga menambah risiko. Kombinasi antara migrain, merokok, dan penggunaan pil kontrasepsi membuat risiko stroke meningkat secara signifikan.

Selain menghindari rokok dan penggunaan hormon, cara terbaik untuk menurunkan risiko stroke bagi pasien migrain adalah dengan mengurangi frekuensi serangan migrain itu sendiri. Saat ini tersedia obat-obatan yang dapat membantu mencegah serangan. Berkonsultasilah dengan dokter, terutama spesialis sakit kepala, untuk mendapatkan penanganan pencegahan yang tepat.

9. Robekan arteri

Seorang perempuan kepalanya diperban, mengalami cedera kepala.
ilustrasi cedera kepala (pexels.com/Karolina Grabowska)

Salah satu penyebab stroke yang sering luput dari perhatian pada usia muda adalah robekan pembuluh darah di leher (dissection). Kondisi ini bisa terjadi secara spontan, atau dipicu oleh trauma, bahkan trauma ringan sekalipun. Untuk mengenalinya, dokter perlu tingkat kewaspadaan tinggi, terutama jika ada riwayat nyeri kepala atau leher, atau pernah mengalami cedera.

Robekan kecil pada arteri dapat memicu terbentuknya gumpalan darah. Gumpalan ini bisa menyumbat aliran darah di arteri, atau pecah dan bergerak menuju otak. Dalam kasus yang jarang, robekan juga dapat menyebabkan aneurisme. Migrain maupun kondisi genetik tertentu bisa menjadi pemicu, tetapi paling sering robekan ini berkaitan dengan trauma ringan atau gerakan leher yang terlalu berlebihan.

Jenis stroke ini memang jarang, tetapi paling sering menyerang orang muda yang sehat, terutama atlet. Tidak ada cara khusus untuk mencegahnya. Yang bisa dilakukan adalah segera mencari pertolongan medis jika muncul gejala seperti pusing mendadak tanpa sebab, nyeri kepala atau leher yang tiba-tiba, atau rasa sakit dan mati rasa di wajah. Jangan abaikan gejala dengan harapan akan hilang sendiri.

10. Penyalahgunaan obat

Kondisi kesehatan lain yang bisa memicu stroke pada usia muda adalah penyalahgunaan obat. Dampaknya bisa serius, karena zat berbahaya yang masuk ke tubuh dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke.

11. Penggunaan pil KB

Penggunaan pil kontrasepsi/pil KB sedikit meningkatkan risiko stroke pada perempuan. Risiko ini akan melonjak tajam bila disertai kebiasaan merokok. Penting diingat, pil kontrasepsi sendiri hanya membawa risiko kecil, dan manfaatnya tetap perlu dipertimbangkan dalam konteks mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

12. Gaya hidup tidak sehat

Sebagian besar kasus stroke pada orang muda sebenarnya berakar dari kebiasaan yang sama dengan penyebab stroke pada orang tua, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, merokok, dan pola hidup yang tidak sehat. Artinya, banyak faktor risiko yang sebenarnya bisa dikendalikan.

Dengan memilih gaya hidup lebih sehat, seperti segera berhenti merokok atau tidak memulainya, menjaga pola makan, dan rutin berolahraga, risiko stroke dapat diminimalkan sejak dini.

Cara mencegah stroke pada usia muda

Ilustrasi gejala stroke.
ilustrasi gejala stroke (IDN Times/Novaya Siantita)

Meski stroke sering dianggap sebagai penyakit orang tua, tetapi kenyataannya anak muda pun bisa berisiko. Kabar baiknya, banyak langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko mulai hari ini.

  • Rutin berolahraga. Tubuh yang aktif membantu menjaga aliran darah tetap lancar dan jantung lebih sehat.
  • Mengelola kondisi medis seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular agar tidak berkembang menjadi masalah serius.
  • Memantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah secara berkala, karena angka-angka ini bisa memberi peringatan besar.
  • Menjaga indeks massa tubuh tetap sehat dengan pola makan seimbang dan aktivitas fisik.
  • Tidak minum alkohol agar tidak membebani organ tubuh, terutama hati dan jantung.
  • Berhenti merokok bila masih memiliki kebiasaan ini atau tidak memulainya, karena rokok adalah salah satu faktor risiko terbesar stroke.
  • Mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan buah, sayur, biji-bijian, dan protein baik untuk mendukung kesehatan pembuluh darah.

Walaupun stroke lebih sering terjadi pada orang tua, tetapi kenyataannya penyakit ini bisa menyerang siapa saja, termasuk usia muda. Peningkatan tren obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes membuat risiko stroke pada generasi muda makin nyata.

Harapan untuk pulih memang lebih baik dibandingkan dulu, terutama pada usia muda, tetapi sebagian orang tetap membutuhkan dukungan jangka panjang dan perawatan khusus. Dan, tidak semua akan pulih sepenuhnya.

Yang terpenting, penanganan segera adalah kunci. Bukan hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga menentukan seberapa cepat seseorang bisa kembali pulih.

Selalu ingat gejala stroke, dan jika mengalaminya jangan menunda untuk pergi ke UGD rumah sakit terdekat.

  • Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
  • Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
  • Bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung.
  • Kebas atau baal, atau kesemutan pada satu sisi tubuh.
  • Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba.
  • Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya.
  • Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/gemetar, sempoyongan).

Referensi

Min Zhang et al., “Global Burden and Risk Factors of Stroke in Young Adults, 1990 to 2021: A Systematic Analysis of the Global Burden of Disease Study 2021,” Journal of the American Heart Association 14, no. 10 (May 15, 2025): e039387, https://doi.org/10.1161/jaha.124.039387.

Valery L. Feigin et al., “World Stroke Organization: Global Stroke Fact Sheet 2025,” International Journal of Stroke 20, no. 2 (December 5, 2024): 132–44, https://doi.org/10.1177/17474930241308142.

"Stroke Before Age 45." Sutter Health. Diakses November 2025.

"What causes a stroke in young adults?" Medical News Today. Diakses November 2025.

Jens W. Horn et al., “Obesity and Risk for First Ischemic Stroke Depends on Metabolic Syndrome: The HUNT Study,” Stroke 52, no. 11 (July 20, 2021): 3555–61, https://doi.org/10.1161/strokeaha.120.033016.

Ioanna Koutroulou et al., “Epidemiology of Patent Foramen Ovale in General Population and in Stroke Patients: A Narrative Review,” Frontiers in Neurology 11 (April 28, 2020): 281, https://doi.org/10.3389/fneur.2020.00281.

Thomas C. Hinton et al., “Investigation and Treatment of High Blood Pressure in Young People,” Hypertension 75, no. 1 (November 18, 2019): 16–22, https://doi.org/10.1161/hypertensionaha.119.13820.

"Diabetes." World Health Organization. Diakses November 2025.

Aleksandra Pikula, Barbara V. Howard, and Sudha Seshadri, “Stroke and Diabetes,” Diabetes in America - NCBI Bookshelf, August 1, 2018, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567972/.

"Begini Cara Mengenali Gejala Stroke." Kemenkes RI. Diakses November 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

6 Alasan Latihan Plank Penting Dilakukan dalam Rutinitas Harian

23 Nov 2025, 19:58 WIBHealth
Petugas kesehatan Puskesmas (tengah) memvaksinasi bayi peserta PBI BPJS Kesehatan di Semarang, Jawa Tengah (IDN Times/Dhana Kencana)

Apa Itu Vaksin Heksavalen?

22 Nov 2025, 19:47 WIBHealth