'Penawar' setelah Makan Daging Kambing, Say No to Darah Tinggi

- Daging kambing mengandung nutrisi yang baik bagi tubuh, seperti zat besi, potasium, dan tiamin dalam jumlah tinggi.
- Daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi maupun daging ayam.
- Jika ingin makan daging kambing secara lebih sehat, rekomendasinya adalah menu yang minim proses penggorengan dan tambahkan sayur-sayuran tinggi serat untuk dikonsumsi bersama.
Daging kambing merupakan salah satu sumber protein hewani yang digemari banyak orang karena cita rasanya yang khas dan bergizi. Di balik kelezatannya, jenis daging merah ini juga kerap dikaitkan dengan berbagai isu kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan atau tidak diolah dengan benar.
Penting untuk memahami bahwa seperti halnya bahan makanan lain, konsumsi daging kambing perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan individu dan pola makan secara keseluruhan. Artikel ini akan mengulas potensi risiko kesehatan yang mungkin muncul dari konsumsi daging kambing, serta cara mengonsumsinya secara bijak agar tetap mendapatkan manfaatnya.
1. Diolah dengan santan
Banyak orang menganggap bahwa makan daging kambing bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Anggapan ini bisa benar, bisa juga salah.
Daging kambing mengandung nutrisi yang baik bagi tubuh, seperti zat besi, potasium, dan tiamin dalam jumlah yang cukup tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa daging kambing memiliki kadar lemak total, kolesterol, dan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis daging merah lainnya.
"Menariknya, daging kambing tuh dibandingkan dengan jenis daging lain kolesterolnya lebih rendah padahal," ujar nutrisionis Jennifer Vidya, S.Gz, kepada IDN Times menanggapi narasi tersebut.
Lebih lanjut, Jennifer menjelaskan bahwa olahan kambing di Tanah Air lebih sering disajikan dengan santan, misalnya sajian gulai, yang kemudian dipanaskan berulang-ulang kali. Makanan bersantan diketahui tinggi kalori karena mengandung lemak jenuh yang tinggi.
"(Makanan bersantan) jadinya jika sering dimakan, makanan tersebut berisiko tinggi kolesterol dan tekanan darah yang juga ikut menjadi tinggi," jelasnya.
2. Rekomendasi menu daging kambing

Jennifer menyarankan untuk membuat olahan daging kambing yang minim dalam proses penggorengan, misalnya dijadikan sate kambing, kambing panggang, oseng kambing, atau sup kambing.
"Jika bisa yang minim proses goreng. Kalau ingin pakai santan, usahakan jangan ada pemanasan berulang-ulang. Dan untuk daging kambing, selain diolah menjadi gulai, bisa juga dijadikan sate ataupun oseng," katanya.
Agar nutrisinya bisa lebih maksimal untuk tubuh, jangan lupa juga menambahkan sayur-sayuran yang tinggi serat untuk dikonsumsi bersama sajian daging kambing.
3. Aturan makan daging kambing
Berikut adalah tabel nilai gizi dari 100 gram daging kambing:
Kadar air 76,8 gram.
Protein 21,02 gram.
Lemak total 0,52 gram.
Karbohidrat 0,82 gram.
Abu 0,85 gram.
Lemak trans 0 miligram (mg).
Kolesterol 27,74 mg.
Zat besi 3,32 mg.
Mengonsumsi 100 gram daging kambing atau setara dengan sekitar dua potong dapat memenuhi sepertiga kebutuhan protein harian orang dewasa dengan kebutuhan rata-rata 60 gram per hari.
"Setelah makan daging kambing yang kaya protein dan zat besi, sebaiknya hindari minum teh karena dapat menghambat penyerapan zat besi. Sebagai gantinya, pilihlah minuman atau makanan yang tinggi vitamin C agar penyerapan zat besi dalam tubuh menjadi lebih maksimal," Jennifer mengatakan.
Salah satu pilihan paling mudah adalah jus jeruk tanpa tambahan gula. Opsi lain adalah jus jambu biji karena kandungan vitamin C-nya bahkan lebih tinggi dibanding jeruk. Selain itu, jus jambu biji juga kaya akan serat, sehingga akan membantu mencerna makanan berlemak seperti olahan daging kambing.
Konsumsi daging merah secara berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh akibat tingginya kandungan lemak jenuh, yang pada akhirnya dapat memicu penyakit jantung. Oleh karena itu, asupan lemak jenuh disarankan tidak melebihi 20 gram per hari.
Sebagai perbandingan, dalam porsi 100 gram, daging sapi mengandung sekitar 6 gram lemak jenuh; daging ayam sekitar 2,5 gram; sedangkan daging kambing hanya sekitar 0,71 gram. Itu menunjukkan bahwa daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi maupun daging ayam.
Referensi
Hardiansyah, Angga. “Identifikasi Nilai Gizi, Potensi Manfaat, dan Makna Keberkahan Daging Kambing Ras Jawa Randu.” Darussalam Nutrition Journal 8, no. 1 (May 11, 2024): 69–82.
Aminurrahman. “Jurnal Review: Daging Kambing/Domba Bukan Faktor Penyebab Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi).” Jurnal Kolaboratif Sains 8 no: 5 (May 19, 2025): 2145–48.