Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan tuberkulosis resisten obat (TB RO) dengan angka kasus yang tinggi dan keberhasilan pengobatan yang masih rendah.
Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2024 menunjukkan bahwa dari estimasi 30.000 kasus TB RO, baru sekitar sepertiganya yang memulai pengobatan dan hanya 59 persen yang berhasil sembuh. Kondisi ini memperlihatkan perlunya inovasi dalam strategi penanggulangan TB.
Melalui rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paduan obat BPaL/M kini hadir sebagai terobosan dengan durasi terapi lebih singkat, yaitu hanya enam bulan. Untuk mempercepat implementasinya di Indonesia, Riset dan Pelatihan Respirasi Indonesia (RPRI) meluncurkan platform Upskill TB sebagai sarana peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.