Penyakit Bronkitis: Gejala, Penyebab, Pengobatan

- Bronkitis terbagi menjadi dua jenis: akut dan kronis. Bronkitis akut umumnya tidak parah, sementara bronkitis kronis berlanjut atau kambuh dan dapat lebih serius.
- Gejala bronkitis meliputi batuk, sesak napas, produksi lendir, demam, sakit kepala, nyeri dada saat batuk, dan lemas.
- Perawatan biasanya melibatkan istirahat, hidrasi, obat pereda nyeri jika diperlukan, serta obat-obatan untuk membuka saluran udara dan mengencerkan lendir.
Bronkitis adalah kondisi peradangan pada saluran udara besar di sistem pernapasan bagian bawah. Kondisi ini ditandai dengan sekelompok gejala yang meliputi batuk, produksi lendir, sesak napas, dan sesak dada. Bronkitis disebabkan oleh banyak hal, termasuk infeksi virus atau bakteri dan paparan lingkungan seperti merokok atau polusi udara.
Di bawah ini akan diulas fakta penting seputar bronkitis, mulai dari jenis, gejala, diagnosis, pengobatan, dan komplikasi yang bisa ditimbulkannya.
1. Jenis bronkitis
Ada dua jenis bronkitis:
- Bronkitis akut
Juga disebut "flu dada", jenis ini lebih umum. Gejalanya berlangsung beberapa minggu, tetapi biasanya tidak menimbulkan masalah setelah itu.
- Bronkitis kronis
Bronkitis kronis lebih serius. Bronkitis terus-menerus kambuh atau tidak kunjung sembuh dan menyebabkan iritasi atau peradangan berkelanjutan pada lapisan saluran bronkial.
Bronkitis kronis merupakan bagian dari suatu kondisi yang disebut penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Pada bronkitis kronis, batuk berlangsung setidaknya tiga bulan dan kambuh setidaknya dua tahun berturut-turut.
2. Penyebab dan faktor risiko

Bronkitis terjadi ketika bronkus (cabang tenggorok yang bersambung ke bagian kiri dan kanan paru-paru) mengalami peradangan. Kondisi ini menyebabkan saluran napas menyempit dan dipenuhi oleh lendir. Lendir atau dahak tersebut terkumpul akibat respon sistem kekebalan tubuh dalam menangkap zat infeksi dan zat noninfeksi penyebab bronkitis.
Lendir yang terkumpul di bronkus lama-lama akan menyumbat saluran napas sehingga menimbulkan gejala sesak napas. Akibatnya, batuk akan terjadi sebagai respons tubuh untuk mengeluarkan lendir di saluran napas.
Bronkitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi pada bronkus. Infeksi ini paling sering disebabkan oleh virus penyebab infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), seperti rhinovirus. Bronkitis akut terjadi jika ISPA tidak sembuh dan menyebar ke bronkus.
Sementara itu, bronkitis kronis disebabkan oleh peradangan jangka panjang di bronkus akibat paparan zat kimia atau asap rokok. Kondisi tersebut memicu reaksi peradangan, yang ditandai dengan produksi lendir di dinding bronkus.
Perokok akan mengalami reaksi peradangan terus-menerus, yang mana ini dapat menyebabkan bronkus menyempit dan mengeras.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kamu mengidap bronkitis antara lain:
- Merokok atau sering terpapar asap rokok (perokok aktif maupun pasif).
- Berusia di bawah 5 tahun atau lebih dari 40 tahun.
- Tidak mendapatkan vaksin influenza atau pneumonia.
- Sering terpapar zat-zat berbahaya, seperti debu, amonia, atau klorin.
- Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena memiliki penyakit autoimun atau kanker.
- Memiliki kondisi medis lain, seperti penyakit refluks asam lambung (GERD).
3. Gejala
Batuk adalah gejala paling umum dari bronkitis. Batuknya bisa berupa batuk kering maupun berdahak. Jika berdahak, warnanya bisa putih, kuning, atau hijau.
Selain batuk, gejala bronkitis lainnya dapat berupa:
- Demam.
- Menggigil.
- Lemas.
- Sesak napas.
- Sakit tenggorokan.
- Sakit kepala.
- Napas berbunyi.
- Nyeri dada saat batuk.
4. Diagnosis

Untuk mendiagnosis bronkitis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan dada. Dokter juga akan mendengarkan suara paru-paru pasien menggunakan stetoskop.
Selanjutnya, serangkaian pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan, seperti:
- Analisis gas darah, untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah pasien.
- Tes darah, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi.
- Tes fungsi paru, untuk mendeteksi emfisema atau asma. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien menghirup dan mengembuskan napas di spirometer.
- Rontgen dada, untuk melihat kondisi jantung dan paru pasien.
- Pemeriksaan dahak, untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab bronkitis.
5. Pengobatan
Umumnya, bronkitis akut akan sembuh sendiri dalam beberapa minggu.
Jika bronkitis disebabkan oleh bakteri (ini jarang terjadi), dokter mungkin akan memberikan antibiotik. Jika kamu memiliki asma atau alergi, atau jika mengalami mengi, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan inhaler untuk membantu membuka saluran udara dan memudahkan pernapasan.
Untuk meredakan gejala bronkitis akut, kamu dapat:
- Minum banyak air. Sekitar 8–12 gelas sehari dapat membantu mengencerkan lendir, sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui batuk.
- Perbanyak istirahat.
- Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas jika diperlukan, seperti ibuprofen atau parasetamol.
- Gunakan pelembap udara atau uap. Mandi air panas dapat membantu mengencerkan lendir.
- Minum obat batuk yang dijual bebas. Misalnya guaifenesin pada siang hari untuk mengencerkan lendir sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui batuk (ekspektoran). Konsultasikan dengan dokter anak sebelum memberikan obat batuk apa pun kepada anak-anak.
Pengobatan bronkitis kronis menargetkan gejala-gejala, yang dapat meliputi:
- Obat-obatan seperti antibiotik, antiperadangan, dan bronkodilator untuk membuka saluran udara.
- Alat pembersih lendir untuk mengeluarkan cairan dengan lebih mudah melalui batuk.
- Terapi oksigen agar dapat bernapas lebih baik.
- Rehabilitasi paru, program latihan yang dapat membantu bernapas lebih mudah dan lebih banyak berolahraga.
- Mukolitik, yaitu obat-obatan yang dihirup atau diminum secara oral untuk mengencerkan lendir.
6. Pencegahan

Berikut beberapa upaya untuk mengurangi risiko terkena bronkitis, yaitu:
- Jangan merokok atau menghirup asap rokok. Jika merokok, bulatkan tekad untuk berhenti.
- Hindari paparan zat berbahaya atau polusi di udara dengan memakai masker.
- Istirahat cukup, terutama bila sedang batuk, pilek, atau demam.
- Gunakan obat sesuai anjuran dari dokter.
- Konsumsi makanan bergizi seimbang.
- Jaga kebersihan dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap usai beraktivitas.
- Hindari berbagi pakai barang pribadi, terutama peralatan makan dan minum, dengan orang lain.
- Dapatkan vaksinasi flu rutin dan pneumonia.
7. Komplikasi yang dapat terjadi
Komplikasi bronkitis yang paling umum adalah pneumonia. Ini dapat terjadi jika infeksi menyebar lebih jauh ke paru-paru. Pneumonia menyebabkan kantong udara di dalam paru-paru terisi cairan.
Pneumonia lebih mungkin terjadi pada lansia, perokok, mereka yang memiliki kondisi medis lain, dan siapa pun dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Kondisi ini dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian medis.
Bronkitis terjadi ketika saluran yang membawa udara ke paru-paru menjadi bengkak dan teriritasi, yang menyebabkan gejala seperti batuk dan dahak. Jenisnya ada dua: akut (berlangsung beberapa minggu dan biasanya tidak parah) dan kronis (yang berlanjut atau terus kambuh dan bisa lebih serius).
Penyebab bronkitis meliputi virus, bakteri, merokok, dan paparan iritan. Perawatan biasanya melibatkan penanganan gejala dengan istirahat, hidrasi, dan terkadang obat-obatan. Jika gejala berlanjut atau memburuk, penting untuk segera menemui dokter.
Referensi
"Bronchitis." Yale Medicine. Diakses Mei 2025.
"Bronchitis." WebMD. Diakses Mei 2025.
"Bronchitis." Kementerian Kesehatan RI. Diakses Mei 2025.
"Bronchitis." Cleveland Clinic. Diakses Mei 2025.
"How to identify bronchitis symptoms and get treatment." Medical News Today. Diakses Mei 2025.