Penyakit jantung sering kali dikaitkan dengan gaya hidup, tetapi faktor genetik juga berperan besar dalam risiko seseorang mengalami gangguan kardiovaskular. Beberapa orang mungkin merasa sehat tanpa gejala apa pun, tetapi tetap berisiko mengalami penyumbatan pembuluh darah.
Kisah dari Ignasius Jonan, mantan Menteri Perhubungan, menjadi pengingat akan pentingnya deteksi dini penyakit jantung. Melalui unggahan Instagram pada Jumat (31/1/2025), Jonan menyampaikan bahwa ia menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura.
Mengenai kabar dari Jonan tersebut, dalam sebuah tulisan berjudul "Jantung Jonan", Dahlan Iskan sedikit bercerita, bahwa Jonan memutuskan untuk menjalani pemeriksaan jantung setelah dua adiknya meninggal mendadak. Hasil tes menunjukkan adanya penyumbatan berat, meskipun ia tidak merasakan gejala apa pun. Keputusan untuk melakukan skrining lebih awal membawanya pada tindakan medis yang menyelamatkan nyawanya.
Lantas, bagaimana skrining jantung dilakukan? Seberapa besar peran faktor genetik dalam penyakit ini? Dan apa saja langkah pencegahan yang bisa dilakukan sejak dini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, IDN Times mewawancarai dr. Alexandra Gabriella, SpJP, FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Eka Hospital BSD, guna memberikan wawasan lebih mendalam tentang pentingnya deteksi dini.