ilustrasi kebiasaan buruk merokok (pexels.com./Masha Raymers)
Gak semua penyebab demensia dini berasal dari faktor genetik atau penyakit berat. Gaya hidup juga memainkan peran besar, dan ini berarti kamu memiliki kendali atas sebagian besar risikonya.
Mengutip Mayo Clinic, konsumsi alkohol berlebih, merokok, kurang tidur, hingga isolasi sosial terbukti berkaitan dengan peningkatan risiko penurunan fungsi otak. Kurangnya stimulasi sosial dan mental bisa mempercepat kemunduran daya pikir, bahkan di usia yang masih muda.
Masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, serta kekurangan vitamin D juga merupakan faktor yang bisa kamu kendalikan. Dengan menjalani pola makan sehat, aktif secara fisik, menjaga hubungan sosial, serta memeriksakan kesehatan secara rutin, kamu bisa menurunkan risiko demensia dini secara signifikan. Pencegahan adalah kunci, terutama ketika gejalanya belum muncul.
Mengetahui penyebab demensia dini bukan sekadar informasi medis semata, tapi juga panduan untuk menjaga kualitas hidupmu di masa depan, lho. Jika kamu atau orang terdekat mulai menunjukkan gejala penurunan daya ingat, kesulitan berpikir, atau perubahan perilaku yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan tenaga medis. Ingat, semakin kamu mengenali penyebab demensia dini, semakin besar peluangmu untuk mencegahnya.
Referensi
“Younger Onset Dementia”. Healthdirect Australia. Diakses Mei 2025.
“What Causes Young-Onset Dementia?”. Alzheimer’s Society UK. Diakses Mei 2025.
“Dementia: Symptoms and Causes”. Mayo Clinic. Diakses Mei 2025.
“A Fresh Look at Risks for Developing Young-Onset Dementia”. Harvard Health Publishing. Diakses Mei 2025.
“Early-Onset Dementia: What You Need to Know”. Medical News Today. Diakses Mei 2025.