Kadang, perubahan durasi menstruasi berasal dari obat-obatan yang kamu konsumsi. Beberapa jenis obat dapat memengaruhi kadar hormon atau proses pembekuan darah, sehingga membuat menstruasi menjadi lebih singkat, lebih ringan, atau bahkan terlewat.
Misalnya, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), hormon tiroid, dan steroid diketahui dapat memengaruhi siklus menstruasi. Bahkan, berhenti mengonsumsi obat tertentu seperti pengencer darah juga bisa memicu perubahan pola haid.
Berikut beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi:
Antidepresan: dapat memengaruhi sistem saraf dan hormon yang mengatur siklus haid.
Obat kejang (antiepilepsi): berpengaruh pada metabolisme hormon.
Kemoterapi: dapat menekan fungsi ovarium dan menyebabkan menstruasi berhenti sementara atau permanen.
Antifibrinolitik: digunakan untuk mengurangi perdarahan, termasuk saat menstruasi.
Bagi transgender yang menjalani terapi hormon testosteron, menstruasi bisa menjadi lebih ringan, lebih singkat, atau berhenti sama sekali. Ini adalah efek yang umum dari terapi hormon. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak menstruasi bukan berarti tidak bisa hamil. Selama ovarium masih aktif dan belum dilakukan tindakan medis seperti pengangkatan rahim, risiko kehamilan tetap ada.
Jika durasi menstruasi tiba-tiba menjadi jauh lebih singkat dari biasanya, terutama jika disertai gejala lain seperti nyeri hebat, perdarahan di luar siklus, atau rasa tidak nyaman yang tidak biasa, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan. Perubahan ini bisa jadi merupakan tanda awal kehamilan, keguguran, atau kondisi medis lain yang memerlukan perhatian medis.
Referensi
"A Period That Lasts 1 or 2 Days: What Could Cause This?" Healthline. Diakses Mei 2024.
"Why did my period cycle end early, and is it common?" Medical News Today. Diakses Mei 2024.
"Reasons Your Period Is Shorter Than Normal." Verywell Health. Diakses Mei 2024.