Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Perbedaan Perimenopause dan Menopause, Fase Menuju Akhir Menstruasi

ilustrasi kalender menstruasi (freepik.com/freepik)
ilustrasi kalender menstruasi (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Perimenopause adalah fase transisi menuju menopause dengan gejala menstruasi tidak teratur dan perubahan hormon.
  • Menopause terjadi saat menstruasi berhenti selama 12 bulan berturut-turut, menandai akhir masa reproduksi.
  • Perimenopause masih memungkinkan kehamilan, sedangkan menopause berarti kesuburan telah berakhir.

Perimenopause dan menopause adalah dua fase yang saling terkait dalam kehidupan perempuan. Menopause adalah saat seorang perempuan berhenti mengalami menstruasi, sementara perimenopause adalah masa transisi menuju menopause.

Baik menopause maupun perimenopause memiliki kemiripan gejala, seperti hot flash dan masalah tidur, tetapi keduanya bukanlah hal yang sama. Mengetahui perbedaan keduanya dapat membantu perempuan dalam memahami, mengantisipasi, dan mengelola kesehatan reproduksi mereka.

1. Waktu

Perimenopause merujuk pada masa transisi saat kadar hormon berubah, tetapi sebelum perempuan benar-benar berhenti mengalami menstruasi. Hingga menstruasi berhenti total, gejala menopause yang dialami dapat digambarkan sebagai perimenopause. Perubahan hormonal ini terlihat 8 hingga 10 tahun sebelum menopause. Ini terjadi selama usia 30-an atau 40-an bahkan sebelum dimulainya perimenopause.

Perempuan mencapai menopause saat tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan. Rata-rata perempuan mengalami menopause pada usia 51 tahun atau akhir usia 40-an.

2. Siklus menstruasi

ilustrasi kalender menstruasi (freepik.com/wayhomestudio)
ilustrasi kalender menstruasi (freepik.com/wayhomestudio)

Selama perimenopause, perempuan masih mengalami menstruasi. Hanya saja, menstruasi menjadi tidak teratur, siklus mungkin lebih pendek, lebih panjang, lebih banyak, atau lebih sedikit, tetapi menstruasi masih terjadi.

Di sisi lain, pada menopause, menstruasi telah berhenti sepenuhnya dan tidak berlanjut.

3. Aktivitas hormonal

Perimenopause ditandai dengan kadar estrogen dan progesteron yang berfluktuasi dan menurun secara bertahap. Ini menyebabkan gejala yang tidak dapat diprediksi.

Pada masa menopause, kadar estrogen dan progesteron tetap rendah secara konsisten, dan ovarium berhenti melepaskan sel telur.

4. Gejala

ilustrasi seseorang yang menopause (freepik.com/freepik)
ilustrasi seseorang yang menopause (freepik.com/freepik)

Gejala perimenopause dapat meliputi:

  • Periode menstruasi tidak teratur.
  • Periode menstruasi yang lebih berat atau lebih ringan dari biasanya.
  • Sindrom pramenstruasi (PMS) yang lebih parah.
  • Nyeri payudara.
  • Penambahan berat badan.
  • Perubahan rambut.
  • Jantung berdebar.
  • Sakit kepala.
  • Hilangnya gairah seks.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Pelupa.
  • Nyeri otot.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Masalah kesuburan pada perempuan yang sedang mencoba hamil.

Beberapa gejala menopause mulai muncul sejak perempuan masih dalam tahap perimenopause, yang dapat meliputi:

  • Keringat malam.
  • Hot flash.
  • Depresi.
  • Kecemasan atau mudah tersinggung.
  • Perubahan suasana hati.
  • Insomnia.
  • Kelelahan.
  • Kulit kering.
  • Kekeringan vagina.
  • Sering buang air kecil.

5. Kemampuan untuk hamil

Meskipun menstruasi tidak teratur selama perimenopause, tetapi perempuan masih dapat berovulasi. Selama ovulasi, sel telur dilepaskan dari ovarium sehingga memungkinkan untuk hamil. Karena alasan ini, perempuan masih harus menggunakan kontrasepsi saat berhubungan intim selama perimenopause.

Sebaliknya, ketika perempuan memasuki fase menopause dan tidak mengalami menstruasi dalam setahun, maka ovulasi tidak terjadi lagi dan tidak dapat hamil. Namun, ada baiknya untuk berbicara dengan dokter jika ingin menghentikan kontrasepsi saat masih awal menopause.

6. Adanya pendarahan

ilustrasi menstruasi (pexels.com/Cliff Booth)
ilustrasi menstruasi (pexels.com/Cliff Booth)

Selama perimenopause, perempuan masih mengalami menstruasi, tetapi tidak teratur. Kamu mungkin mengalami menstruasi normal satu bulan dan tidak mengalaminya sama sekali bulan berikutnya. Siklus menstruasi bisa menjadi sangat pendek, dengan dua periode menstruasi dalam jangka waktu yang berdekatan. Pendarahan mungkin juga ringan pada satu bulan dan sangat berat pada bulan berikutnya.

Perempuan sudah tidak mengalami menstruasi sama sekali setelah menopause. Setelah dinyatakan menopause, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika kamu mengalami pendarahan, meskipun berupa bercak tipis atau berwarna cokelat. Kebanyakan orang tidak mengalami pendarahan setelah menopause, tetapi jika kamu mengalaminya, segera hubungi dokter agar dapat dicari tahu penyebabnya.

7. Diagnosis

Perimenopause didiagnosis berdasarkan gejala dan perubahan menstruasi, karena kadar hormon dapat berfluktuasi secara luas dan tidak selalu menjadi indikator yang dapat diandalkan.

Sementara itu, menopause didiagnosis secara retrospektif, setelah 12 bulan tanpa menstruasi dan dikonfirmasi oleh kadar hormon yang terus-menerus rendah.

Kesimpulannya, perimenopause adalah fase sebelum menopause, ketika hormon mulai berubah, menyebabkan menstruasi tidak teratur dan gejala lain. Menopause terjadi ketika menstruasi berhenti sepenuhnya selama 12 bulan berturut-turut, menandai akhir masa reproduksi. Perimenopause masih memungkinkan kehamilan, sedangkan menopause berarti kesuburan telah berakhir.

Referensi 

"Perimenopause vs. Menopause: What’s the Difference?" Health. Diakses Mei 2025. 
"Perimenopause vs. Menopause: What’s the Difference?" Healthline. Diakses Mei 2025. 
"What’s the Difference Between Perimenopause and Menopause?" LloydsPharmacy Online Doctor. Diakses Mei 2025. 
"Perimenopause vs. Menopause." Piedmont Medical Center. Diakses Mei 2025. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us