ilustrasi cek detak jantung (pexels.com/Antoni Shkraba)
Henti jantung pada usia muda, di bawah 35 tahun, sangat jarang terjadi. Biasanya ini dipicu oleh kelainan struktur atau fungsi jantung yang tidak terdeteksi sebelumnya.
Sering kali, henti jantung terjadi saat sedang beraktivitas fisik, misalnya saat berolahraga, dan lebih sering dialami oleh laki-laki.
Pada atlet muda, penyebab kematian terbanyak adalah henti jantung, tetapi sampai saat ini angka insidensinya masih belum diketahui secara pasti.
Penyebab henti jantung pada usia muda bermacam-macam, tetapi yang paling sering ditemui adalah kelainan pada jantung yang mengakibatkan jantung berdetak dengan irama yang tidak teratur. Irama jantung yang tidak teratur ini dikenal sebagai fibrilasi ventrikel (kondisi bilik jantung hanya bergetar, tetapi tidak mampu memompa darah secara efisien).
Beberapa penyebab spesifik henti jantung pada usia muda antara lain:
- Kardiomiopati hipertrofik: Penebalan dinding jantung yang diturunkan secara genetik. Penebalan otot jantung dapat mengganggu sistem listrik pada jantung, sehingga jantung berdetak lebih cepat dan tidak teratur dan dapat berujung pada henti jantung. Kardiomiopati hipertrofik adalah penyebab paling umum dari kematian mendadak yang berhubungan dengan jantung pada usia kurang dari 30 tahun dan pada atlet muda.
- Kelainan pembuluh darah koroner: Beberapa orang terlahir dengan pembuluh darah jantung yang terhubung secara tidak normal. Pembuluh darah ini bisa tertekan ketika sedang beraktivitas fisik atau berolahraga, sehingga menghambat aliran darah ke jantung.
- Aritmia primer: Pada orang dengan struktur jantung normal, henti jantung kadang dapat disebabkan oleh kondisi genetik yang tidak terdiagnosis yang memengaruhi aliran listrik jantung. Misalnya:
- Sindrom long QT: Suatu kondisi yang dapat menyebabkan irama jantung menjadi cepat dan kacau.
- Sindrom Wolff-Parkinson-White: Jalur listrik ekstra pada jantung menciptakan penyimpangan yang membuatnya memompa dengan sangat cepat.
- Displasia ventrikel kanan aritmogenik atau arrhythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD): Dengan kondisi bawaan ini, sebagian jaringan otot jantung digantikan oleh jaringan parut.
- Miokarditis: Biasanya dipicu oleh infeksi, miokarditis berarti dinding jantung meradang. Sebagian besar kasus miokarditis pada anak-anak terjadi ketika virus seperti enterovirus masuk ke jantung. Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur atau parasit, dan reaksi alergi terhadap beberapa obat.
- Sindrom Marfan: Penyakit jaringan ikat ini dapat menyebabkan robeknya pembuluh darah aorta jantung. Orang yang lahir dengan kondisi ini, yang cenderung tinggi dan memiliki lengan yang panjang, mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya.
- Commotio cordis: Ini disebabkan oleh pukulan ke dada langsung ke jantung pada titik-titik tertentu dalam siklus detak jantung. Ini bisa terjadi orang muda atau anak-anak dengan jantung normal. Commotio cordis lebih sering terjadi pada olahraga dengan objek proyektif seperti bisbol, hoki es, dan lacrosse.
Henti jantung bisa terjadi di mana pun, kapan pun, dan pada siapa pun. Kondisi ini bisa diobati dan disembuhkan, tetapi tindakan darurat harus segera dilakukan.
Kelangsungan hidup bisa mencapai 90 persen jika tindakan resusitasi dimulai dalam menit-menit pertama setelah henti jantung. Angka ini menurun sekitar 10 persen setiap menitnya, makin lama waktu yang dibutuhkan untuk memulai pengobatan. Mereka yang bertahan mempunyai prospek jangka panjang yang lebih baik.
Pengetahuan dan pemahaman tentang teknik resusitasi dasar sangat penting, terutama pada periode waktu yang kritis sebelum tim medis atau paramedis datang. Ini merupakan elemen kunci yang dapat meningkatkan angka keselamatan pada pasien yang mengalami henti jantung.
European Society of Cardiology merekomendasikan akses yang mundah terlihat terhadap alat automated external defibrilator (AED) di tempat umum, yang mana insiden henti jantung sering terjadi, juga tersedianya bystander atau penolong yang memiliki kemampuan resusitasi dasar.
Terakhir adalah pentingnya pelatihan dan edukasi pada komunitas tentang bantuan hidup dasar ke semua elemen masyarakat, tidak hanya di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti mal, sekolah, bandara, terminal, area olahraga, dan lain-lain.
Referensi
American Heart Association. Diakses pada Juli 2024. Causes of Cardiac Arrest.
National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada Juli 2024. Cardiac Arrest Causes and Risk Factors.
Kemenkes Ditjen Yankes. Diakses pada Juli 2024. Henti Jantung Mendadak pada Usia Muda.
American Academy of Pediatrics. Diakses pada Juli 2024. Sudden Cardiac Arrest in Young People.
WebMD. Diakses pada Juli 2024. Heart Disease and Sudden Cardiac Death.
Kemenkes Ditjen Yankes. Diakses pada Juli 2024. Henti Jantung Mendadak.