Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang bertubuh kurus (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi orang bertubuh kurus (pexels.com/SHVETS production)

Intinya sih...

  • Kolesterol tinggi tidak hanya dialami oleh orang yang kelebihan berat badan, tetapi juga orang yang kurus.
  • Sekitar 70 persen kadar kolesterol terkait dengan faktor genetika, dan 30 persen dipengaruhi oleh gaya hidup seperti olahraga dan pola makan.
  • Orang bertubuh kurus bisa memiliki kolesterol tinggi karena minim aktivitas fisik, rutin mengonsumsi lemak jenuh, dan stres.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Orang yang kelebihan berat badan memang lebih mungkin memiliki kolesterol tinggi. Namun, orang yang kurus juga bisa mengalaminya.

Penelitian menunjukkan bahwa kolesterol tinggi dapat memengaruhi semua tipe tubuh, termasuk orang dengan indeks massa tubuh (IMT) normal. Kondisi ini dipengaruhi oleh kombinasi kecenderungan genetik, pilihan gaya hidup, dan faktor lainnya.

Intinya, kolesterol tinggi bisa dialami oleh orang-orang yang besar maupun kecil, kelebihan maupun kekurangan berat badan. Itulah alasan untuk rutin cek kolesterol, berapa pun berat badan kamu, seberapa sering kamu beraktivitas fisik, dan pola makan kamu.

1. Genetik

Dalam sebagian besar kasus, kadar kolesterol kamu—diperkirakan 70 persen—berhubungan dengan genetika.

Kalau kolesterol tinggi dialami beberapa anggota keluarga, menjaga kadarnya mungkin akan lebih sulit bagi kamu. Namun, bagi banyak orang, ini masih bisa dilakukan—30 persen sisanya yang menentukan kadar kolesterol kamu dipengaruhi oleh faktor gaya hidup, seperti olahraga.

Dalam kasus yang jarang terjadi, kolesterol tinggi tidak bisa dihindari. Sekitar 1 dari 300 orang di seluruh dunia diperkirakan memiliki kelainan genetik yang disebut hiperkolesterolemia familial, tetapi 7 dari 100 terjadi pada orang dengan penyakit jantung iskemik prematur dan efek pendiri seperti orang Kanada Prancis, Kristen Lebanon, Finlandia, Afrika Selatan, dan Yahudi Ashkenazi, yang mana mungkin setinggi 1 dari 100.

Hiperkolesterolemia familial memengaruhi cara tubuh mendaur ulang low-density lipoprotein (LDL) atau "kolesterol jahat", meningkatkan kadarnya. Penyakit ini diobati dengan obat penurun kolesterol.

2. Minim beraktivitas fisik

Salah satu alasan utama mengapa orang kurus memiliki kolesterol tinggi adalah karena mereka tidak minim beraktivitas fisik atau gaya hidupnya sedenter. Hal ini meningkatkan kadar asam lemak jenuh, yang meningkatkan kadar kolesterol.

Selain itu, saat ini orang lebih banyak berinteraksi dengan layar gadget sehingga mengurangi aktivitas fisik mereka. Terlalu banyak menonton TV atau menggunakan komputer, yang mengurangi aktivitas fisik, juga berkontribusi dalam meningkatkan kolesterol.

Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan high-density lipoprotein (HDL) atau "kolesterol baik", yang tugasnya membawa kolesterol lain dari darah ke hati. Bahkan ini mungkin mendorong sel untuk mengubah partikel kolesterol menjadi HDL.

Kamu direkomendasikan untuk melakukan olahraga intensitas sedang setidaknya 150 menit (jalan cepat atau bersepeda) setiap minggu untuk menurunkan kolesterol.

Cobalah berjalan kaki selama 15 menit saat makan siang, istirahat menari selama lima menit selama hari kerja, dan lakukan push-up beberapa menit saat kamu bersiap-siap pada pagi hari.

3. Sering makan makanan yang mengandung lemak jenuh

ilustrasi makan makanan tinggi lemak jenuh (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Lemak jenuh adalah salah satu jenis lemak makanan. Ini adalah salah satu lemak tidak sehat, bersama dengan lemak trans.

Lemak jenuh paling sering berbentuk padat pada suhu kamar. Makanan seperti mentega, minyak sawit dan kelapa, keju, dan daging merah memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi.

Terlalu banyak lemak jenuh dari makanan dapat menyebabkan penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya.

Kebanyakan orang kurus makan lebih sedikit, tetapi mereka masih bisa punya kolesterol tinggi karena tidak mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

4. Minum alkohol

Minum alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Ketika kamu minum terlalu banyak, alkohol tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh yang meningkatkan tingkat kolesterol jahat.

Minum alkohol lebih dari satu hingga dua minuman sehari untuk laki-laki dan satu untuk perempuan bisa meningkatkan risiko kolesterol jahat dan trigliserida yang tinggi.

Sebuah penelitian mengenai konsumsi alkohol berisiko tinggi dan dislipidemia menemukan bahwa orang yang minum alkohol dalam jumlah besar (perempuan mengonsumsi delapan atau lebih minuman beralkohol sehari dan laki-laki mengonsumsi 10 minuman beralkohol atau lebih setiap hari) delapan kali lebih mungkin memiliki kadar kolesterol tinggi.

5. Stres

Gaya hidup sibuk telah meningkatkan level stres, yang merupakan salah satu penyebab kolesterol tinggi.

Sebuah studi menemukan tingginya tingkat kolesterol pada mereka yang mengalami stres kerja.

Sebagai contoh, peningkatan kolesterol total, trigliserida, dan penurunan kolesterol baik dikaitkan dengan pekerja shift malam permanen.

Studi lain menemukan bahwa stres psikologis merupakan faktor risiko gangguan lipid.

Tenggat waktu yang ketat, tugas yang membebani secara emosional, atau lingkungan kerja yang beracun dapat berdampak secara emosional.

Namun, tidak semuanya merupakan berita buruk. Studi yang sama menyatakan bahwa aktivitas kerja tanpa stres dapat bermanfaat dan aktivitas fisik dapat menjadi faktor pelindung.

Kenapa stres bisa meningkatkan kolesterol?

Pertama, stres mental dan fisik memicu pelepasan kortisol, meningkatkan tekanan darah, dan mempercepat detak jantung. Ini dapat berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol.

Selain itu, beberapa cara tidak sehat yang dilakukan orang dalam mengelola stres dapat meningkatkan risiko peningkatan kolesterol.

Tanda-tanda kamu punya kolesterol tinggi

ilustrasi pegal-pegal (pexels.com/Karolina Grabowska)

Karena tetap ada risiko mengalami kenaikan pada kadar kolesterol dalam darah pada orang bertubuh kurus, maka penting untuk memperhatikan tanda-tanda berikut ini:

  • Lebih sering merasa mengantuk.

  • Anggota tubuh seperti kaki atau tangan sering kesemutan.

  • Pegal-pegal terutama di pundak atau tengkuk leher.

  • Nyeri di kaki.

  • Xanthelasma atau perubahan yang terjadi di kulit, berupa noda kuning di kelopak mata.

  • Kram di beberapa bagian tubuh, terutama pada malam hari.

  • Nyeri di dada yang disebabkan oleh penumpukan plak di pembuluh darah.

Referensi

"Why Is My Cholesterol High if I Eat a Healthy Diet?" HealthCentral. Diakses April 2024. 
"Apakah Orang Kurus Bisa Kolesterol Tinggi?" Rumah Sakit Paru Respira. Diakses April 2024. 
Sabina O. Beheshti et al., “Worldwide Prevalence of Familial Hypercholesterolemia,” Journal of the American College of Cardiology 75, no. 20 (May 1, 2020): 2553–66, https://doi.org/10.1016/j.jacc.2020.03.057.
Kelly M. Stanton et al., “Moderate‐ and High‐Intensity Exercise Improves Lipoprotein Profile and Cholesterol Efflux Capacity in Healthy Young Men,” Journal of the American Heart Association 11, no. 12 (June 14, 2022), https://doi.org/10.1161/jaha.121.023386.
Ruiz-Ramie JJ, Barber JL, Sarzynski MA. "Effects of exercise on HDL functionality." Curr Opin Lipidol. 2019 Feb;30(1):16-23. doi: 10.1097/MOL.0000000000000568.
"Facts about saturated fats." MedlinePlus. Diakses April 2024. 
Seyedeh Negar Assadi, “What Are the Effects of Psychological Stress and Physical Work on Blood Lipid Profiles?,” Medicine 96, no. 18 (May 1, 2017): e6816, https://doi.org/10.1097/md.0000000000006816.
Muldoon MF, Bachen EA, Manuck SB, Waldstein SR, Bricker PL, Bennett JA. "Acute cholesterol responses to mental stress and change in posture." Arch Intern Med. 1992 Apr;152(4):775-80. PMID: 1558435.

Editorial Team