Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penyebab sesak napas saat hamil (pexels.com/Yan Krukov)

Intinya sih...

  • Sesak napas umum terjadi selama kehamilan, dengan beberapa kasus dapat menandakan komplikasi serius seperti pneumonia atau emboli paru.
  • Perubahan fisik pada tubuh ibu hamil, seperti rahim yang membesar dan peningkatan hormon progesteron, dapat menyebabkan sesak napas.
  • Sesak napas saat hamil bisa juga disebabkan oleh asma, kardiomiopati peripartum, atau emboli paru.

Apakah kamu sedang hamil dan merasa sedikit terengah-engah atau sesak napas? Sesak napas saat hamil sebetulnya cukup umum terjadi karena rahim mengembang ke atas dan tubuh beradaptasi dengan perubahan hormonal.

Sesak napas (dispnea) umum terjadi selama kehamilan. Diperkirakan sekitar 60 persen hingga 70 persen ibu hamil melaporkan mengalami sesak napas pada suatu saat selama kehamilan, dengan prevalensi meningkat seiring dengan perkembangan kehamilan.

Meski demikian, dalam kasus yang jarang, kesulitan bernapas pada ibu hamil bisa menandakan komplikasi serius, misalnya pneumonia atau pembekuan darah, atau bahkan masalah pada jantung atau kanker. Yuk, kenali apa saja penyebab sesak napas saat hamil dan kapan harus menemui dokter.

1. Penyebab sesak napas saat hamil pada trimester pertama

Janin tidak harus terlalu besar untuk menyebabkan perubahan pernapasan pada orang hamil. Dari trimester pertama, yang berlangsung kira-kira hingga minggu ke-14, konsumsi oksigen seseorang mulai meningkat.

Diafragma, pita jaringan otot yang memisahkan jantung dan paru-paru dari perut, naik sebanyak 4 sentimeter (cm) selama trimester pertama.

Gerakan diafragma membantu paru-paru terisi udara. Sementara beberapa orang mungkin tidak menyadari perubahan seberapa dalam mereka dapat bernapas, yang lain mungkin menyadari bahwa mereka tidak dapat mengambil napas dalam-dalam.

Selain perubahan pada diafragma, ibu hamil sering kali bernapas lebih cepat karena peningkatan hormon progesteron dan estrogen. Keduanya berperan penting dalam perkembangan janin. Progesteron juga merupakan stimulan pernapasan, artinya membuat pernapasan menjadi lebih cepat.

Kadar progesteron dalam tubuh akan meningkat selama kehamilan. Sementara bernapas lebih cepat tidak selalu menyebabkan sesak napas, beberapa orang mungkin menyadari perubahan pola pernapasan.

2. Penyebab sesak napas saat hamil pada trimester kedua

ilustrasi penyebab sesak napas saat hamil (pexels.com/Amina Filkins)

Banyak ibu hamil mungkin mengalami sesak napas yang terasa pada trimester kedua, yang berlangsung dari minggu ke-15 hingga sekitar minggu ke-28.

Seiring dengan pertumbuhan bayi, rahim makin membesar, tekanan pada diafragma dan paru-paru pun makin besar. Bukan hanya rahim yang membesar yang dapat menyebabkan sesak napas. Jumlah darah dalam tubuh seseorang meningkat secara signifikan selama kehamilan. Ini berarti jantung harus memompa lebih keras untuk mengalirkan darah ini ke seluruh tubuh dan ke plasenta.

Seluruh tubuh bekerja lebih keras, terutama jantung. Hal ini dapat membuat ibu hamil merasa sesak napas, bahkan saat tidak beraktivitas.

3. Penyebab sesak napas saat hamil pada trimester ketiga

Selama trimester ketiga (dimulai sekitar minggu ke-29), pernapasan mungkin menjadi lebih mudah atau lebih sulit, tergantung pada posisi kepala bayi yang sedang berkembang.

Sebelum bayi mulai berputar dan turun lebih jauh ke panggul, kepala bayi mungkin terasa seperti berada di bawah tulang rusuk dan menekan diafragma, yang dapat membuat makin sulit bernapas. Jenis sesak napas ini biasanya terjadi antara minggu ke-31 hingga ke-34. Sesak napas ini juga dapat disertai dengan batuk kering yang terus-menerus.

4. Penyebab lainnya

ilustrasi ibu hamil konsultasi dengan dokter (pexels.com/MART PRODUCTION)

Apabila ibu hamil mengalami sesak napas yang parah, segera konsultasi dengan dokter. Sementara perubahan kehamilan dapat menyebabkan beberapa kasus sesak napas, kondisi medis lainnya juga dapat menjadi penyebab. Ini dapat termasuk:

  • Asma: Kehamilan dapat memperburuk gejala asma. Orang dengan asma harus berbicara dengan dokter tentang perawatan yang aman selama kehamilan, seperti inhaler atau obat-obatan.
  • Kardiomiopati peripartum: Ini adalah jenis gagal jantung yang dapat terjadi selama kehamilan atau segera setelah melahirkan. Gejalanya meliputi pembengkakan pergelangan kaki, tekanan darah rendah, kelelahan, dan jantung berdebar. Banyak orang mungkin awalnya mengaitkan gejala mereka dengan kehamilan, tetapi kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan secara signifikan dan sering kali memerlukan perawatan.
  • Emboli paru: Kondisi ini terjadi ketika gumpalan darah tersangkut di arteri di paru-paru. Emboli paru dapat secara dramatis memengaruhi pernapasan dan menyebabkan batuk, nyeri dada, dan sesak napas.

Sesak napas yang parah, terjadi tiba-tiba, dan sesak napas yang disertai gejala tertentu memerlukan perhatian medis segera. Jika kamu memiliki satu atau lebih dari gejala berikut, ini adalah keadaan darurat medis:

  • Sesak napas yang parah.
  • Kesulitan berbicara dalam kalimat penuh.
  • Sesak napas disertai nyeri dada.
  • Pembengkakan di wajah atau perut dengan sesak napas (kemungkinan reaksi alergi).
  • Sesak napas yang muncul tiba-tiba dan tidak terduga.

5. Apa yang bisa dilakukan jika ibu hamil mengalami sesak napas?

Walaupun gejala ini tidak bisa sepenuhnya dihilangkan, tetapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk sedikit meringankan sesak napas saat hamil.

  • Berdirilah setegak mungkin. Postur tubuh yang tepat memberi paru-paru sedikit lebih banyak ruang untuk bekerja dengan semestinya.
  • Tidur disangga di sisi kiri. Tidur menyamping di sisi kiri adalah posisi tidur terbaik untuk sirkulasi selama kehamilan. Selain itu, menopang diri dengan bantal juga dapat membantu meredakan sesak napas.
  • Jangan memforsir diri. Ibu hamil tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan terus berolahraga selama kehamilan. Rekomendasi dari American College of Obstetricians and Gynecologists, dengarkanlah tubuh dan jangan memaksakan diri terlalu keras.

Sesak napas saat hamil sangat umum. Dalam banyak kasus, ini bukan merupakan tanda masalah kesehatan. Akan tetapi, gejala ini bisa terasa sangat tidak nyaman dan merupakan sesuatu yang bisa didiskusikan dengan dokter.

Cara terbaik untuk mendapatkan kelegaan adalah dengan istirahat, mengubah posisi, dan bersantai sebanyak mungkin. Percayalah, meskipun merasa bahwa kamu tidak mendapatkan napas penuh, bayi mendapatkan oksigen yang mereka butuhkan.

Walaupun demikian, dalam kasus yang jarang, penyebab sesak napas saat hamil bisa merupakan kondisi medis serius. Menghubungi dokter dapat membantu menentukan apakah ibu hamil memerlukan perawatan medis.

Referensi

Atoosa Mostafavi et al., “Dyspnea in Pregnancy Might Be Related to the Incomplete Physiological Adaptation of the Heart,” Journal of Cardiovascular and Thoracic Research 14, no. 4 (November 26, 2022): 228–33, https://doi.org/10.34172/jcvtr.2022.30539.
"Causes of shortness of breath during pregnancy." Medical News Today. Diakses Mei 2025.
"When to worry about breathing issues during pregnancy — what to watch for and what it might mean." Norton Healthcare. Diakses Mei 2025.
"33 Weeks Pregnant: You May Start to Have Trouble Breathing." National Women’s Health Resource Center. Diakses Mei 2025.
Shih-Yi Lee et al., “Dyspnea in Pregnancy,” Taiwanese Journal of Obstetrics and Gynecology 56, no. 4 (August 1, 2017): 432–36, https://doi.org/10.1016/j.tjog.2017.04.035.
"What to Know About Shortness of Breath During Pregnancy." Parents. Diakses Mei 2025.

Editorial Team