Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang laki-laki memegangi pergelangan tangannya.
ilustrasi tangan bengkak (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Gerakan tangan yang berulang dapat membuat darah dan cairan tubuh lebih mudah terkumpul di ujung jari, menyebabkan pembengkakan sementara.

  • Metabolisme meningkat saat olahraga karena otot besar butuh lebih banyak oksigen. Aliran darah diprioritaskan ke sana, sementara ke tangan berkurang. Sebagai kompensasi, pembuluh darah di tangan melebar untuk menjaga sirkulasi.

  • Suhu panas, ketidakseimbangan cairan, dan sirkulasi limfatik yang melambat juga dapat menjadi penyebab tangan bengkak saat berjalan atau lari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat melangkah santai di trotoar atau joging di taman, ada kalanya tubuh memberi sinyal yang terasa janggal. Tangan tiba-tiba terasa tegang, jari-jari tampak membesar. Tidak ada luka, tidak ada benturan, tetapi sensasi yang kamu rasakan membuatmu bertanya-tanya.

Fenomena ini ternyata bukan pengalaman langka. Banyak orang mengalaminya, dan kabar baiknya, bengkak itu biasanya mereda dengan sendirinya begitu aktivitas berhenti. Meski tampak sepele, tetapi ada mekanisme tubuh yang menarik di baliknya. Cara tubuh mengatur cairan, menjaga suhu, hingga mengalirkan darah saat bergerak, semuanya bisa berperan dalam membuat tangan terlihat membengkak.

Kalau mengalaminya, tidak perlu panik. Memahami penyebabnya justru bisa membuat kamu lebih tenang. Mari telusuri satu per satu kemungkinan penyebab tangan bengkak saat berjalan atau lari.

1. Gerakan tangan yang berulang

Saat berjalan atau berlari, tangan ikut berayun mengikuti ritme tubuh. Gerakan ini menimbulkan gaya sentrifugal—dorongan ke arah luar akibat ayunan—yang membuat darah dan cairan tubuh lebih mudah terkumpul di ujung jari. Pada saat yang sama, gravitasi memperlambat aliran balik cairan menuju jantung.

Kombinasi keduanya menyebabkan jari terlihat membengkak sementara. Begitu aktivitas berhenti, sirkulasi darah kembali normal, cairan terserap lagi, dan tangan perlahan kembali seperti semula.

2. Perubahan metabolisme tubuh

Saat berolahraga, mesin tubuh bekerja lebih cepat. Laju metabolisme meningkat karena otot-otot besar, seperti paha dan betis, membutuhkan lebih banyak oksigen untuk menghasilkan energi. Untuk memenuhi kebutuhan itu, aliran darah diprioritaskan ke otot-otot besar, sementara suplai ke bagian lain, termasuk tangan, sedikit berkurang.

Sebagai respons, pembuluh darah di tangan mengalami vasodilatasi (pelebaran) agar sirkulasi tetap seimbang. Pelebaran inilah yang membuat tangan terlihat bengkak. Kondisi ini bisa terasa lebih jelas ketika kamu berolahraga saat udara dingin, karena suhu rendah juga memengaruhi cara pembuluh darah mengatur aliran darah.

3. Suhu panas dan respons tubuh

ilustrasi pria berlari (unsplash.com/jennyhill)

Ketika suhu udara meningkat, tubuh punya cara cerdas untuk mendinginkan diri: pembuluh darah di dekat permukaan kulit melebar agar panas bisa dilepaskan lebih cepat. Namun, ada efek samping kecil dari mekanisme ini. Cairan tubuh cenderung lebih banyak berkumpul di jaringan dekat kulit, termasuk di area tangan.

Jika aliran cairan yang masuk ke jaringan lebih cepat daripada kemampuan tubuh mengalirkannya kembali, jari-jari bisa tampak membengkak. Sensasinya sering digambarkan seperti tangan berubah menjadi “sosis kecil”, terutama saat berolahraga intens di bawah terik matahari. Begitu suhu tubuh kembali stabil dan sirkulasi menyeimbangkan diri, pembengkakan ini biasanya mereda dengan sendirinya.

4. Ketidakseimbangan cairan

Saat tubuh kekurangan cairan, sistem pertahanan alami akan aktif. Mekanisme retensi cairan bekerja untuk mencegah dehidrasi, sehingga air ditahan lebih lama di jaringan. Salah satu dampaknya bisa terlihat pada tangan yang tampak membengkak.

Sebaliknya, asupan cairan yang berlebihan tanpa diimbangi elektrolit, terutama natrium, dapat memicu kondisi yang disebut hiponatremia. Ini adalah keadaan ketika kadar natrium dalam darah turun terlalu rendah. Akibatnya, cairan justru lebih banyak tertahan di jaringan, termasuk di tangan. Tidak jarang, pembengkakan ini disertai gejala lain seperti pusing, mual, atau kram otot.

5. Cadangan cairan

Ketika otot bekerja keras, panas tubuh meningkat. Untuk mencegah suhu naik terlalu tinggi, tubuh mengaktifkan mekanisme pendinginan dengan mengalirkan lebih banyak darah ke permukaan kulit. Pada saat ini, sebagian cairan bisa merembes keluar dari pembuluh darah ke jaringan sekitarnya, proses yang disebut filtrasi kapiler.

Karena posisi tangan dan jari berada lebih rendah dari jantung, gravitasi membuat cairan lebih mudah berkumpul di area tersebut. Itulah sebabnya, saat berlari atau beraktivitas dalam waktu lama, jari-jari bisa tampak membengkak. Begitu aktivitas berhenti dan sirkulasi kembali seimbang, cairan perlahan terserap lagi dan bengkak pun mereda.

6. Sirkulasi limfatik yang melambat

ilustrasi berlari (freepik.com/Freepik)

Sistem limfatik berfungsi sebagai “saluran pembuangan” alami yang mengangkut kelebihan cairan dari jaringan tubuh kembali ke sirkulasi. Saat kamu berlari atau berjalan dengan ayunan tangan yang konstan, aliran limfa dari tangan bisa sedikit melambat. Akibatnya, cairan sementara tertahan di jaringan sekitar tangan dan jari, sehingga tampak bengkak ringan.

Kabar baiknya, kondisi ini tidak berbahaya. Begitu kamu berhenti sejenak, mengistirahatkan tubuh, atau sekadar menggerakkan tangan dengan variasi gerakan, sirkulasi limfa akan kembali lancar dan pembengkakan perlahan menghilang.

7. Respons tubuh terhadap gravitasi

Selama berjalan atau berlari, gravitasi menarik cairan tubuh ke bawah, membuat bagian yang lebih rendah, seperti tangan, lebih mudah menampung cairan. Jika tangan jarang diangkat, misalnya karena sedang menggenggam botol air atau benda lain, penumpukan cairan bisa semakin terasa.

Itulah sebabnya, mengayunkan tangan dengan rileks atau sesekali mengangkatnya dapat membantu melancarkan sirkulasi.

Pembengkakan tangan saat olahraga umumnya bukan tanda penyakit serius, melainkan respons normal tubuh terhadap aktivitas fisik, suhu panas, dan perubahan aliran darah.

Untuk menguranginya, ada beberapa langkah sederhana. Lepaskan perhiasan sebelum mulai berolahraga, jaga hidrasi dengan seimbang (tidak kurang, tidak berlebihan), dan sesekali gerakkan tangan di atas kepala agar aliran darah kembali lancar. Dengan cara ini, olahraga tetap terasa nyaman tanpa "drama" tangan bengkak.

Referensi

"Lymphatic Obstruction." Healthline. Diakses pada Oktober 2025.

"Why Your Hands Swell When You Run or Walk, and What to Do About It." Lifehacker. Diakses pada Oktober 2025.

"Swollen Hands When Hiking." My Outdoor Base Camp. Diakses pada Oktober 2025.

"Fingers Swell When Walking or Running." Verywell Health. Diakses pada Oktober 2025.

"Why Your Hands Swell When Walking." Verywell Fit. Diakses pada Oktober 2025.

Editorial Team