Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi jantung (unsplash.com/Ali Hajiluyi)
ilustrasi jantung (unsplash.com/Ali Hajiluyi)

Intinya sih...

  • Kateterisasi jantung dan pemasangan ring adalah dua tindakan yang terdengar serupa, tetapi sesungguhnya melayani tujuan yang berbeda.

  • Kateterisasi jantung dilakukan dengan menyisipkan kateter ke dalam pembuluh darah, biasanya dari pergelangan tangan (radial) atau selangkangan (femoral), lalu diarahkan ke jantung.

  • Pemasangan ring atau stent adalah prosedur lanjutan yang dilakukan bila kateterisasi menunjukkan adanya penyumbatan signifikan pada arteri koroner.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Indah Sukmawati, SpJP(K), FIHA, FAPSC

Jantung berperan penting dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Jika jantung tidak bekerja dengan normal, kamu mungkin perlu menjalani prosedur jantung sebagai bagian dari perawatannya.

Sejumlah kondisi jantung dapat ditangani dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup. Namun, yang lainnya mungkin memerlukan pembedahan.

Ada banyak prosedur yang dapat membantu mengatasi gangguan jantung dan menyelamatkan nyawa. Prosedur yang cukup sering dilakukan adalah kateterisasi jantung dan pemasangan ring. Namun, banyak yang tidak tahu dengan jelas seperti apa tindakan ini.

Untuk membantumu memahami lebih jelas, di sini akan dibahas seputar perbedaan kateterisasai jantung dan pemasangan ring jantung.

1. Pengertian dan tujuan

Kateterisasi jantung adalah prosedur invasif minimal yang dilakukan dengan menyisipkan kateter—tabung tipis fleksibel—ke dalam pembuluh darah, biasanya dari pergelangan tangan (radial) atau selangkangan (femoral), lalu diarahkan ke jantung.

Kateterisasi jantung memungkinkan dokter untuk melihat kondisi pembuluh darah jantung secara real-time menggunakan zat pewarna (kontras) yang disuntikkan melalui kateter.

Selain melihat ada atau tidaknya penyempitan atau sumbatan, kateterisasi juga digunakan untuk mengukur tekanan dan aliran darah di jantung, menilai fungsi otot dan katup jantung, serta mengambil sampel jaringan jika diperlukan.

Sementara itu, pemasangan ring atau stent adalah prosedur lanjutan yang dilakukan bila kateterisasi menunjukkan adanya penyumbatan signifikan pada arteri koroner. Ring adalah tabung kecil berbentuk jaring logam yang dipasang di dalam arteri untuk menjaga pembuluh darah tetap terbuka setelah dilakukan pelebaran (angioplasti) menggunakan balon.

Saat ini, sebagian besar stent yang digunakan merupakan drug-eluting stent, yaitu stent yang dilapisi obat untuk mencegah pertumbuhan jaringan berlebih yang dapat menyebabkan penyempitan ulang.


2. Indikasi dan pasien yang membutuhkan

Kateterisasi jantung biasanya dianjurkan bagi pasien yang mengalami gejala nyeri dada (angina), sesak napas, detak jantung tidak teratur (aritmia), gangguan katup jantung, gagal jantung, atau dugaan kelainan jantung bawaan. Prosedur ini membantu dokter menegakkan diagnosis dengan akurat dan menyusun rencana terapi yang tepat.

Sebaliknya, pemasangan ring ditujukan untuk pasien yang sudah terdiagnosis memiliki sumbatan arteri koroner yang signifikan—biasanya lebih dari 70 persen—atau yang pernah mengalami serangan jantung. Pada pasien-pasien ini, aliran darah ke otot jantung terganggu, sehingga pemasangan ring diperlukan untuk mencegah kerusakan jantung lebih lanjut dan mengurangi risiko serangan jantung berulang. Ring juga sering dipasang pada pasien dengan aterosklerosis berat yang tidak merespons pengobatan konservatif.


3. Prosedur dan risiko

Setiap prosedur medis disertai dengan risikonya masing-masing, begitu pula dengan tindakan kateterisasi jantung dan pemasangan ring.

Risiko yang mungkin terjadi akibat kateterisasi jantung meliputi:

  • Perdarahan atau memar di tempat tabung kateter dimasukkan.

  • Nyeri di tempat kateter dimasukkan.

  • Kerusakan pada pembuluh darah tempat kateter dipasang.

  • Infeksi di tempat kateter dimasukkan.

  • Masalah dengan irama jantung, tetapi biasanya hanya berlangsung sementara.

Sementara itu, risiko pemasangan ring dapat meliputi:

  • Arteri kembali menyempit. Ini disebut stenosis ulang (restenosis), lebih mungkin terjadi jika ring yang digunakan tidak dilapisi obat. Jika ring dilapisi dengan obat, risiko penyempitannya lebih kecil.

  • Gumpalan darah yang terbentuk di dalam ring. Gumpalan ini dapat menutup arteri, yang menyebabkan serangan jantung. Untungnya, risiko gumpalan darah dapat dikurangi dengan bantuan obat-obatan.

  • Perdarahan atau infeksi di tempat kateter dimasukkan.

Baik kateterisasi jantung maupun pemasangan ring adalah dua prosedur yang banyak menyelamatkan jantung, tetapi keduanya memiliki tujuan, prosedur, dan risikonya masing-masing. Sebelum menjalani prosedur ini, dokter akan menjelaskan semua informasi yang penting untuk meningkatkan pemahaman pasien.

Tabel perbedaan kateterisasi jantung dan pemasangan ring atau stent jantung. (IDN Times/NRF)

Kateterisasi jantung dan pemasangan ring adalah dua tindakan yang sering terdengar serupa, tetapi sesungguhnya melayani tujuan yang berbeda. Kateterisasi berperan penting sebagai prosedur diagnostik untuk memahami kondisi jantung secara menyeluruh, sedangkan ring adalah tindakan intervensi untuk mengatasi sumbatan pembuluh darah yang telah terbukti berisiko bagi nyawa.

Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai keduanya, diharapkan kamu dapat lebih siap dalam menghadapi keputusan medis terkait jantung, serta terlibat aktif dalam proses perawatan bersama tenaga medis. Karena dalam perawatan jantung, kecepatan dan ketepatan adalah segalanya.

Referensi

"Stent." Cleveland Clinic. Diakses pada Agustus 2024.
"Cardiac Catheterization." Johns Hopkins Medicine. Diakses pada Agustus 2024.
"Cardiac catheterization." Mayo Clinic. Diakses pada Agustus 2024.
"Coronary angioplasty and stents." Mayo Clinic. Diakses pada Agustus 2024.
"Cardiac Catheterization and Coronary Angiography." MSD Manuals. Diakses pada Agustus 2024.

Editorial Team