Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang bayi yang dibedong menguap.
ilustrasi bayi (unsplash.com/ Tim Bish)

Intinya sih...

  • Kemungkinan penyebab dan perubahan bentuk kepala bayi, termasuk persalinan dengan vakum, forsep, conehead, kehamilan kembar, benjolan atau bengkak, dan cacat lahir.

  • Dalam banyak kasus, bentuk kepala yang rata atau tidak simetris tidak berpengaruh pada perkembangan otak. Namun, jika bentuk tengkorak menimbulkan masalah pada rahang atau penglihatan, perawatan dibutuhkan.

  • Diagnosis dan perawatan untuk bentuk kepala bayi yang tidak normal, termasuk pemeriksaan fisik, pencitraan, dan perawatan di rumah serta medis yang mungkin diperlukan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagian besar orang tua baru akan terkejut saat melihat bentuk kepala bayinya yang tampak tidak biasa atau tidak simetris setelah lahir. Padahal, kondisi ini sebenarnya sangat umum terjadi.

Kepala bayi yang baru lahir memang masih lunak dan lentur sehingga mudah menyesuaikan diri saat melewati jalan lahir. Inilah yang membuat bentuk kepala bayi kadang terlihat gepeng, lonjong, atau bahkan mirip kerucut.

Kabar baiknya, kebanyakan bentuk kepala bayi akan membulat dengan sendirinya seiring pertumbuhan pada bulan-bulan pertama. Namun, ada kalanya bayi butuh sedikit bantuan dari tenaga medis. Dalam kasus yang jarang, perubahan bentuk kepala juga bisa menandakan adanya masalah yang lebih serius.

Dalam artikel ini, yuk kenali apa saja kemungkinan penyebab perubahan bentuk kepala bayi dan kapan perlu khawatir.

1. Penyebab dan perubahan bentuk kepala bayi

Ada beberapa hal yang bisa memengaruhi bentuk kepala bayi, terutama saat proses persalinan. Ini di antaranya:

  • Persalinan dengan vakum: Bayi bisa memiliki benjolan di bagian atas kepala akibat penggunaan alat vakum untuk membantu persalinan.

  • Persalinan dengan forsep: Jika dokter menggunakan forsep (alat mirip penjepit besar), kepala bayi bisa tampak agak “terjepit” di sisi kanan-kiri.

  • Conehead: Persalinan lama atau tekanan kuat di jalan lahir bisa membuat tulang tengkorak bayi sedikit bergeser sehingga kepala terlihat runcing seperti kerucut.

  • Kehamilan kembar: Bayi kembar atau lebih harus berbagi ruang sempit di dalam rahim, sehingga sebagian bisa lahir dengan kepala yang sedikit gepeng.

  • Benjolan atau bengkak: Bayi mungkin memiliki benjolan berisi cairan atau darah di kepala akibat tekanan saat lahir. Biasanya ini akan hilang dalam 1–2 minggu.

  • Cacat lahir (craniosynostosis): Pada kondisi ini, sambungan tulang tengkorak menutup terlalu cepat sehingga bisa mengganggu pertumbuhan kepala dan otak.

Selain itu, bayi juga bisa mengalami titik datar sementara pada kepala karena:

  • Sering tidur telentang.

  • Terbiasa menoleh ke satu sisi.

  • Otot leher kaku.

  • Terlalu lama berada di kursi mobil, stroller, atau ayunan.

2. Kapan perlu khawatir?

Dalam banyak kasus, bentuk kepala yang rata atau tidak simetris tidak berpengaruh pada perkembangan otak. Namun, jika bentuk tengkorak menimbulkan masalah pada rahang atau penglihatan, dokter mungkin akan menyarankan perawatan.

Dokter biasanya memeriksa bentuk kepala bayi saat kontrol rutin, mengukur lingkar kepala, hingga meraba tulang tengkorak untuk memastikan sambungannya belum menutup terlalu cepat. Jika ada kecurigaan kondisi serius seperti craniosynostosis, bayi mungkin perlu menjalani pemeriksaan pencitraan seperti CT scan.

Segera hubungi dokter jika kamu melihat hal-hal berikut pada kepala bayi:

  • Bentuk kepala tetap tidak normal setelah dua minggu lahir.

  • Ubun-ubun menonjol atau cekung.

  • Tidak ada ubun-ubun sama sekali.

  • Ada tepian keras atau menonjol di tengkorak.

  • Perubahan bentuk dahi atau posisi mata.

  • Pertumbuhan lingkar kepala melambat atau berhenti.

3. Diagnosis

ilustrasi bayi (pexels.com/Sarah Chai)

Pada setiap kunjungan kontrol rutin, tenaga medis biasanya akan memeriksa bentuk kepala bayi. Dokter akan melihat kepala dari berbagai sudut, mengukur lingkar kepala, serta meraba tulang tengkorak untuk memastikan sambungan tulangnya tidak menutup terlalu cepat. Jika dokter menduga perubahan bentuk kepala disebabkan oleh kondisi tertentu, pemeriksaan akan dilakukan lebih detail, misalnya:

  • Pemeriksaan fisik: Meraba area datar atau menonjol untuk mengecek adanya positional plagiocephaly (kepala rata karena posisi tidur). Kondisi ini biasanya terdeteksi sejak bulan-bulan awal kehidupan, dengan tingkat keparahan yang bervariasi.

  • Pencitraan (imaging): Jika dicurigai adanya craniosynostosis, dokter mungkin menyarankan CT scan. Pemeriksaan ini paling akurat untuk memastikan apakah sambungan tulang tengkorak sudah menutup lebih cepat dari seharusnya.

  • Pemeriksaan mata: Tes mata dapat dilakukan untuk melihat kondisi saraf optik dan mendeteksi tekanan di dalam kepala (intrakranial), yang sering terkait dengan craniosynostosis.

4. Perawatan di rumah

Sebagian besar bayi akan mengalami perbaikan bentuk kepala seiring waktu. Meski begitu, ada beberapa cara sederhana yang bisa membantu, terutama untuk kasus ringan:

  • Mengubah posisi kepala saat tidur. Tetap tidurkan bayi telentang, tetapi usahakan ubah arah kepalanya secara berkala.

  • Sering memindahkan posisi bayi. Jangan biarkan bayi terlalu lama di satu tempat, seperti kursi mobil atau stroller.

  • Tummy time. Beri waktu bayi tengkurap saat terjaga dengan pengawasan. Ini membantu mengurangi titik datar sekaligus memperkuat otot leher dan tubuh.

  • Sering gendong. Lebih sering menggendong bayi atau menggunakan gendongan kain dapat mengurangi tekanan pada kepala.

5. Perawatan medis

Jika bentuk kepala tidak kunjung membaik, dokter mungkin menyarankan:

  • Fisioterapi: Membantu melonggarkan otot leher yang kaku dan meningkatkan gerakan kepala bayi.

  • Helmet therapy: Bayi mungkin perlu memakai helm khusus untuk membentuk kembali kepala jika perubahan posisi saja tidak cukup.

  • Operasi: Sangat jarang dilakukan, biasanya hanya jika struktur tengkorak mengganggu penglihatan, rahang, atau pertumbuhan otak.

Perubahan bentuk kepala pada bayi adalah hal yang normal dan biasanya akan membaik dengan sendirinya. Jangan terlalu khawatir bila kepala bayi terlihat aneh setelah lahir karena ini adalah bagian alami dari proses persalinan.

Namun, tetaplah waspada. Jika ada perubahan yang mencurigakan atau bentuk kepala bayi tidak membaik, segeralah konsultasi ke dokter. Memantau bentuk dan pertumbuhan kepala sejak minggu-minggu awal sangat penting untuk mendukung kesehatan bayi secara keseluruhan.

Referensi

"Baby’s Head Shape: Cause for Concern?" Mayo Clinic. Diakses pada Oktober 2025.

"Changes to Baby Head Shape: Causes, Treatments, and Concerns." Healthline. Diakses pada Oktober 2025.

"Changes to a Baby’s Head Shape: When to Worry." Verywell Health. Diakses pada Oktober 2025.

Editorial Team