ilustrasi ibu menyusui (unsplash.com/kevin liang)
Perubahan menstruasi pada seseorang bisa karena beberapa faktor, seperti:
1. Usia
Menstruasi dapat berubah seiring bertambahnya usia. Antara usia 20-an dan 30-an, siklus menstruasi mungkin teratur. Saat mendekati usia 40-an, menstruasi mungkin menjadi tidak teratur, panjang dan alirannya bervariasi, dilansir Office on Women's Health.
2. Status menyusui
Waktu haid pertama setelah melahirkan akan bervariasi dan bergantung pada status menyusuinya. Dikutip dari StatPearls, menstruasi dapat kembali setelah 6–8 minggu untuk perempuan yang tidak menyusui. Jika menyusui, menstruasi pertama mungkin terjadi antara 4–5 bulan dan 24 bulan setelah melahirkan.
3. Hormon
Perubahan hormon dapat mengubah menstruasi. Misalnya, progesteron—salah satu hormon penting untuk menjaga kehamilan—turun setelah melahirkan. Kadar progesteron meningkat setelah ovulasi, sehingga seseorang yang tidak berovulasi tidak akan mengalami peningkatan progesteron, menurut laporan dalam jurnal Acta Endocrinologica (Bucharest) tahun 2019.
Estrogen bertanggung jawab untuk membuat lapisan rahim lebih tebal sebagai persiapan untuk kehamilan potensial. Kadar estrogen juga berfluktuasi pascapersalinan, yang dapat memengaruhi siklus dan periode menstruasi.
4. Penggunaan kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal juga dapat memengaruhi siklus menstruasi. Perempuan mungkin mengalami periode yang lebih ringan, lebih pendek, atau tidak ada periode sama sekali. Mengutip UpToDate, pendarahan atau bercak yang tidak teratur juga mungkin terjadi dengan penggunaan kontrasepsi hormonal.
Setelah melahirkan, siklus menstruasi mungkin berbeda dari sebelumnya. Menstruasi mungkin menjadi tidak teratur, tidak segera kembali, atau alirannya lebih deras. Faktor-faktor seperti kontrasepsi hormonal dan usia dapat memengaruhi berbagai aspek menstruasi. Temui dokter kalau kamu khawatir tentang perubahan menstruasi setelah melahirkan.