5 Perubahan Menstruasi setelah Melahirkan

Sangat mungkin mengalami perubahan siklus menstruasi

Kehamilan menyebabkan banyak perubahan fisik pada tubuh. Salah satu contoh, pendarahan menstruasi berhenti selama sembilan bulan atau lebih tergantung apakah perempuan menyusui atau tidak dan untuk berapa lama.

Ya, perempuan bisa mengalami berbagai perubahan terkait siklus menstruasi, termasuk setelah melahirkan. Menstruasi pertama setelah melahirkan bayi mungkin aliran pendarahannya berbeda, atau perlu menunggu beberapa lama untuk mentruasi kembali terjadi.

Di bawah ini akan diterangkan mengenai beberapa perubahan menstruasi yang bisa terjadi setelah melahirkan.

1. Perubahan jangka pendek

Menurut laporan dalam jurnal The Linacre Quarterly tahun 2018, perubahan segera pada menstruasi adalah keteraturan. Periode menstruasi mungkin menjadi tidak teratur setelah menstruasi kembali.

Perempuan mungkin tidak berovulasi selama beberapa minggu pertama atau bahkan beberapa bulan setelah melahirkan. Namun, ovulasi bisa terjadi tanpa terjadinya menstruasi. Artinya, kehamilan bisa terjadi sebelum periode menstruasi pascapersalinan pertama terjadi, dilansir publikasi StatPearls.

2. Perubahan jangka panjang

5 Perubahan Menstruasi setelah Melahirkanilustrasi kalender menstruasi (freepik.com/freepik)

Durasi menstruasi tidak teratur bisa berlangsung antara 3–6 bulan setelah menstruasi dimulai lagi. Pada akhirnya, periode menstruasi reguler bisa kembali.

Aliran pendarahan menstruasi juga bisa berubah seiring waktu—mungkin menjadi lebih berat setelah melahirkan.

3. Pada ibu yang menyusui

Perempuan yang pernah melahirkan menghasilkan hormon prolaktin, yang mengarahkan kelenjar susu untuk memproduksi air susu setelah melahirkan. Selama menyusui, perempuan akan terus memproduksi prolaktin. Kadar hormon prolaktin yang tinggi mencegah ovulasi. Kalau tidak berovulasi, artinya menstruasi tidak akan terjadi.

Dilansir Health, prolaktin menekan pelepasan hormon otak yang mengatur ovulasi. Jadi, kemungkinan besar perempuan tidak akan menstruasi saat memberikan ASI eksklusif. Rata-rata menstruasi akan kembali antara 6 dan 9 bulan setelah melahirkan.

Menyusui dapat mencegah ovulasi dan ini bisa dimanfaatkan sebagai metode kontrasepsi alami apabila kamu:

  • Tidak mengalami perdarahan haid setelah melahirkan.
  • Menyusui sepenuhnya atau hampir sepenuhnya.
  • Kurang dari 6 bulan pascapersalinan.

Mengutip Office on Women's Health, menyusui adalah metode kontrasepsi yang disebut metode amenore laktasi, dan ini memiliki risiko kehamilan sebesar 2 persen.

Beberapa perempuan tidak akan menstruasi selama 6 bulan setelah mereka benar-benar menyapih bayinya. Konsultasikan dengan dokter jika menstruasi belum kembali setelah 6 bulan.

Baca Juga: Bolehkah Pap Smear saat Sedang Menstruasi?

4. Pada ibu yang tidak menyusui

5 Perubahan Menstruasi setelah Melahirkanilustrasi ibu menggendong bayi (pexels.com/Helena Lopes)

Jika tidak menyusui, ovulasi bisa terjadi paling cepat 4 minggu pascapersalinan. Namun, banyak dokter merekomendasikan untuk menghindari seks selama waktu tersebut. Dalam minggu-minggu setelah melahirkan, menghindari seks akan memberi cukup waktu untuk perempuan pulih.

Ovulasi pada perempuan yang tidak menyusui pascapersalinan bisa terjadi paling cepat 25 hari setelah melahirkan. Namun demikian, kemungkinan besar ovulasi subur tidak akan terjadi sampai setidaknya 42 hari pascapersalinan.

5. Seperti apa menstruasi setelah melahirkan?

Saat kembali, menstruasi mungkin akan sangat berbeda dibanding sebelum kehamilan. Menstruasi bisa membaik, tetap sama, atau bahkan memburuk.

Pascapersalinan, beberapa orang akan mengalami periode menstruasi yang lebih berat, lebih lama, atau lebih menyakitkan daripada sebelumya. Rongga rahim yang lebih besar setelah melahirkan menyebabkan lebih banyak endometrium, lapisan jaringan di dalam rahim, yang luruh.

Sementara itu, beberapa perempuan mungkin akan mengalami periode menstruasi yang lebih ringan atau tidak ada sama sekali. Dua komplikasi langka bisa menyebabkan hal ini, yaitu sindrom Sheehan dan sindrom Asherman.

Sindrom Sheehan terjadi ketika kehilangan darah yang parah atau tekanan darah rendah merusak kelenjar pituitari, sedangkan sindrom Asherman merupakan akibat dari jaringan parut di lapisan rahim, dilansir StatPearls.

Akan tetapi, ada faktor selain kehamilan yang bisa mengubah menstruasi. Misalnya, metode kontrasepsi baru bisa memengaruhi aliran darah haid. Kamu bisa menggunakan alat kontrasepsi yang berbeda, seperti pil KB atau IUD.

Atau, jika tidak menggunakan metode kontrasepsi hormonal (misalnya pasangan menjalani vasktomi atau menggunakan kondom) menstruasi mungkin berbeda dari saat perempuan menggunakan kontrasepsi.

Juga, menstruasi dapat berubah seiring bertambahnya usia. Bagi sebagian orang, kram tidak terlalu parah, atau mengesampingkannya karena harus mengasuh bayi.

Hal-hal yang berkontribusi pada perubahan menstruasi

5 Perubahan Menstruasi setelah Melahirkanilustrasi ibu menyusui (unsplash.com/kevin liang)

Perubahan menstruasi pada seseorang bisa karena beberapa faktor, seperti:

1. Usia

Menstruasi dapat berubah seiring bertambahnya usia. Antara usia 20-an dan 30-an, siklus menstruasi mungkin teratur. Saat mendekati usia 40-an, menstruasi mungkin menjadi tidak teratur, panjang dan alirannya bervariasi, dilansir Office on Women's Health.

2. Status menyusui

Waktu haid pertama setelah melahirkan akan bervariasi dan bergantung pada status menyusuinya. Dikutip dari StatPearls, menstruasi dapat kembali setelah 6–8 minggu untuk perempuan yang tidak menyusui. Jika menyusui, menstruasi pertama mungkin terjadi antara 4–5 bulan dan 24 bulan setelah melahirkan.

3. Hormon

Perubahan hormon dapat mengubah menstruasi. Misalnya, progesteron—salah satu hormon penting untuk menjaga kehamilan—turun setelah melahirkan. Kadar progesteron meningkat setelah ovulasi, sehingga seseorang yang tidak berovulasi tidak akan mengalami peningkatan progesteron, menurut laporan dalam jurnal Acta Endocrinologica (Bucharest) tahun 2019.

Estrogen bertanggung jawab untuk membuat lapisan rahim lebih tebal sebagai persiapan untuk kehamilan potensial. Kadar estrogen juga berfluktuasi pascapersalinan, yang dapat memengaruhi siklus dan periode menstruasi.

4. Penggunaan kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal juga dapat memengaruhi siklus menstruasi. Perempuan mungkin mengalami periode yang lebih ringan, lebih pendek, atau tidak ada periode sama sekali. Mengutip UpToDate, pendarahan atau bercak yang tidak teratur juga mungkin terjadi dengan penggunaan kontrasepsi hormonal.

Setelah melahirkan, siklus menstruasi mungkin berbeda dari sebelumnya. Menstruasi mungkin menjadi tidak teratur, tidak segera kembali, atau alirannya lebih deras. Faktor-faktor seperti kontrasepsi hormonal dan usia dapat memengaruhi berbagai aspek menstruasi. Temui dokter kalau kamu khawatir tentang perubahan menstruasi setelah melahirkan.

Baca Juga: 7 Penyebab Darah Menstruasi Hanya Sedikit, Apakah Bahaya? 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya