Menurut Kementerian Kesehatan, penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit stroke dengan 19,42 persen dan jantung iskemik (serangan jantung) sebesar 14,38 persen.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan penyakit jantung, yakni 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.
Penyakit jantung menjadi peringkat pertama menyerap klaim BPJS Kesehatan, dengan biaya Rp17,62 triliun pada 2023, meningkat dibandingkan dengan Rp12,1 triliun pada 2022.
Walaupun laki-laki mungkin lebih menyadari akan ancaman penyakit jantung, tetapi menurut survei dari HeartFlow, sebuah perusahaan teknologi medis, lebih dari separuh perempuan tidak menyadari bahwa penyakit jantung adalah ancaman terbesar mereka; kebanyakan menganggap masalah kesehatan lain seperti kanker payudara dan stroke adalah penyebab utama kematian.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jumlah laki-laki dan perempuan yang meninggal akibat penyakit jantung hampir sama setiap tahunnya—dan risikonya benar-benar melonjak pada usia paruh baya.
Pada usia sekitar 45 tahun, risiko laki-laki terkena serangan jantung mulai meningkat dengan mantap; usia rata-rata laki-laki yang menderita serangan jantung adalah 66 tahun.
Bagi perempuan, menopause—yang biasanya dimulai sekitar usia 50 tahun—dapat menyebabkan perubahan jantung dan arteri yang meningkatkan kemungkinan penyakit jantung.