Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jantung Berdebar (Palpitasi): Gejala, Penyebab, Pengobatan

ilustrasi jantung berdebar atau palpitasi (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi jantung berdebar atau palpitasi (pexels.com/RODNAE Productions)
Intinya sih...
  • Jantung berdebar terasa seperti jantung berdetak kencang, tidak beraturan, atau terlalu kuat.
  • Penyebab jantung berdebar meliputi kondisi jantung, konsumsi alkohol, obat-obatan tertentu, stres, dan makanan pemicu.
  • Dokter akan meninjau gejala, riwayat kesehatan, pola makan, dan mungkin memesan tes darah atau elektrokardiogram.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jantung berdebar atau palpitasi terasa seperti jantung berdebar kencang, berdenyut terlalu kuat, atau tidak beraturan. Palpitasi bisa berlangsung beberapa detik, menit, atau lebih lama. Kamu mungkin merasakannya di dada, leher, atau tenggorokan. Ritme jantung mungkin normal atau tidak normal saat kamu mengalami palpitasi.

Palpitasi dapat terjadi kapan saja, bahkan saat kamu beristirahat atau melakukan aktivitas normal. Meskipun tidak menyenangkan, jantung berdebar sering terjadi dan dalam banyak kasus tidak berbahaya. Namun, jantung berdebar bisa menandakan adanya kondisi medis yang lebih serius.

1. Penyebab

Jantung berdebar dapat disebabkan oleh kondisi jantung antara lain:

Penyebab jantung berdebar lainnya meliputi:

  • Konsumsi alkohol.
  • Asupan kafein.
  • Obat-obatan tertentu (baik resep maupun obat bebas).
  • Detak ektopik (detak jantung awal atau ekstra).
  • Perubahan hormonal (karena kehamilan atau menopause).
  • Latihan fisik intens.
  • Penggunaan narkoba.
  • Merokok.
  • Stres dan kecemasan.
  • Makanan pemicu (seperti makanan pedas atau tinggi kalori).

Jantung berdebar juga bisa disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti tiroid yang terlalu aktif dan anemia defisiensi besi.

2. Gejala

ilustrasi jantung berdebar atau palpitasi (pexels.com/Feyza Tuğba)
ilustrasi jantung berdebar atau palpitasi (pexels.com/Feyza Tuğba)

Gejala jantung berdebar mungkin terasa seperti jantung kamu berdetak sangat cepat, berdetak dengan ritme yang luar biasa kuat, kehilangan satu denyut, atau memiliki denyut ekstra.

Kamu bisa merasakan jantung berdebar di dada, serta di leher atau tenggorokan.

Gejala palpitasi lebih mungkin terkait dengan irama jantung yang tidak normal jika kamu memiliki penyakit jantung, faktor risiko signifikan untuk penyakit jantung, dan katup jantung yang tidak normal.

3. Diagnosis

Buatlah janji temu dengan dokter kalau:

  • Jantung berdebar berlangsung lama, tidak membaik, atau memburuk.
  • Punya riwayat masalah jantung.
  • Khawatir dengan jantung berdebar yang dirasakan.

Segera cari pertolongan medis jika kamu mengalami jantung berdebar yang disertai beberapa gejala ini:

  • Sesak napas.
  • Sakit dada atau dada terasa sesak.
  • Pusing atau merasa ingin pingsan.
  • Pingsan atau hilang kesadaran.

Saat menemui dokter, dokter akan mendengarkan jantung dan paru-paru. Dokter juga akan meninjau:

  • Gejala.
  • Riwayat kesehatan.
  • Obat-obatan dan produk herbal yang digunakan.
  • Pola makan.

Dokter akan sangat terbantu jika mengetahui detail palpitasi, seperti:

  • Kapan dan bagaimana jantung berdebar terjadi.
  • Berapa lama jantung berdebar berlangsung.
  • Apa yang kamu rasakan saat jantung berdebar dimulai.
  • Apa yang sedang kamu lakukan saat jantung berdebar terjadi.
  • Apa yang membuat kamu merasa lebih baik.

Palpitasi mungkin tak lagi atau sedang terjadi selama kamu mengunjungi dokter. Dokter mungkin meminta kamu untuk mengetuk jari untuk meniru ritme jantung berdebar yang kamu rasakan.

Beberapa tes yang akan dipesan dokter dapat termasuk:

  • Tes darah.
  • Tes urine.
  • Elektrokardiogram.
  • Tes stres.
  • Monitor Holter yang digunakan selama satu hari atau lebih untuk merekam aktivitas jantung.
  • Studi elektrofisiologi.
  • Kateterisasi jantung.

Kamu mungkin perlu menemui ahli elektrofisiologi yang berspesialisasi dalam irama jantung yang tidak normal.

4. Perawatan

ilustrasi jantung (unsplash.com/Ali Hajiluyi)
ilustrasi jantung (unsplash.com/Ali Hajiluyi)

Tergantung tingkat keparahan gejala dan penyebab palpitasi, dokter biasanya akan merekomendasikan salah satu dari tiga pilihan pengobatan:

  • Perawatan pencegahan (untuk palpitasi yang tidak parah): Cobalah berhenti merokok, kafein berlebih, dan alkohol dari kegiatan harian; berlatih pernapasan dalam dan yoga; pastikan untuk mendapatkan tidur berkualitas dan rutin olahraga; jadwalkan me-time secara teratur.
  • Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat antiaritmia seperti beta blocker dan calcium channel blocker, keduanya memiliki rekam jejak yang aman. Kadang-kadang obat ini tidak bekerja secara efektif dan obat antiaritmia yang lebih kuat yang secara langsung bekerja pada saluran natrium dan kalium jantung mungkin diperlukan.
  • Ablasi kateter: Kabel kecil dijalin melalui pembuluh darah kaki ke jantung untuk memicu aritmia, mengidentifikasi penyebabnya, dan membakar area yang bermasalah. Perawatan ini sangat efektif bila dokter dapat mengidentifikasi aritmia di daerah jantung tertentu (seperti takikardia supraventrikular).

Prosedur rawat jalan lainnya termasuk kardioversi (sengatan listrik yang dikirim ke dinding dada untuk menyinkronkan detak jantung ke ritme normal), dan defibrilator implan (jenis alat pacu jantung khusus yang secara otomatis mendeteksi dan menghentikan aritmia ventrikel yang terkait dengan penyakit jantung).

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Untuk palpitasi yang disebabkan oleh kondisi jantung, komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:

  • Pingsan: Jika jantung berdetak dengan cepat, tekanan darah bisa turun, menyebabkan kamu pingsan. Ini lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah jantung, seperti penyakit jantung bawaan atau masalah katup tertentu.
  • Henti jantung mendadak: Jarang, palpitasi bisa disebabkan oleh masalah detak jantung yang mengancam jiwa dan dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak secara efektif.
  • Stroke: Jika palpitasi disebabkan oleh suatu kondisi ketika ruang atas jantung bergetar bukannya berdetak dengan benar (fibrilasi atrium), darah dapat menggenang dan menyebabkan gumpalan terbentuk. Jika gumpalan pecah, itu dapat menyumbat arteri otak, menyebabkan stroke.
  • Gagal jantung: Aritmia tertentu dapat mengurangi kemampuan memompa jantung. Terkadang, mengendalikan laju aritmia yang menyebabkan gagal jantung dapat meningkatkan fungsi jantung.

6. Pencegahan

ilustrasi joging (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi joging (freepik.com/pressfoto)

Jika kamu tidak memerlukan perawatan, cara termudah untuk mengelola gejala di rumah adalah dengan menghindari pemicu yang menyebabkan jantung berdebar. Ini dapat termasuk:

  • Menghindari, membatasi, atau mengurangi asupan kafein.
  • Menghindari atau minum lebih sedikit alkohol (batasannya adalah satu gelas untuk perempuan dewasa dan dua gelas untuk laki-laki dewasa).
  • Menghindari makanan dan aktivitas yang memicu jantung berdebar. Kamu bisa membuat buku harian gejala agar bisa mengenali dan menghindari pemicunya.
  • Mengelola tingkat stres.
  • Tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.

Menjalani gaya hidup yang lebih sehat mungkin sulit pada awalnya, tetapi penting untuk kualitas hidup secara keseluruhan. 

Jantung berdebar atau palpitasi adalah kondisi umum. Dalam kebanyakan kasus, ini tidak berbahaya dan tidak perlu perhatian medis. Namun, dalam beberapa kasus jantung berdebar dapat menandakan kondisi yang berpotensi serius.

Jika kamu memiliki kondisi jantung yang mendasarinya, penting untuk berbicara dengan dokter tentang gejala ini. Kalau kamu tidak yakin atau curiga memiliki kondisi jantung, tetapi sering mengalami jantung berdebar atau berlangsung lebih lama atau lebih sering, sebaiknya temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Referensi

"Palpitations." British Heart Foundation. Diakses Maret 2025.
"Heart Palpitations." Cleveland Clinic. Diakses Maret 2025.
"Palpitations." Johns Hopkins Medicine. Diakses Maret 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us