Phlebolith: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatan

Phlebolith adalah gumpalan darah kecil di vena yang mengeras seiring waktu karena kalsifikasi dan sering ditemukan di bagian bawah panggul. Kondisi ini juga dikenal sebagai batu pembuluh vena. Ini sering dikenali dalam hasil pemeriksaan rontgen sebagai bintik putih, sehingga tak jarang disalahartikan sebagai batu ginjal.
Phlebolith biasanya tidak menimbulkan gejala atau masalah medis lain secara signifikan. Orang dewasa usia 40 tahun ke atas lebih umum mengalami kondisi ini daripada usia yang lebih muda. Berikut adalah penjabaran lengkap mengenai phlebolith yang menarik untuk disimak.
1. Apa itu phlebolith?

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28114785/
Phlebolith termasuk ke dalam kalsifikasi vaskular atau pengapuran pembuluh darah. Keadaan ini sering dianggap sebagai sinyal kelainan pada pembuluh darah. Phlebolith paling sering muncul di sekitar pembuluh darah pada bagian panggul.
Banyak orang dewasa dengan kondisi ini tidak mengeluhkan masalah medis dalam kesehariannya. Phlebolith biasanya tidak bergerak dan tidak berbahaya, tetapi mungkin menandakan adanya kondisi lain, mengutip Healthline.
Menurut studi dalam Journal of Endourology tahun 2017, phlebolith lebih umum terjadi pada orang dewasa usia 40 tahun ke atas. Baik perempuan maupun laki-laki sama-sama berisiko. Frekuensi phlebolith mungkin juga akan meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Gejala

Seperti yang sudah disinggung pada bagian awal, phlebolith sering terjadi tanpa kemunculan gejala. Oleh karena itu, tidak mudah mengenalinya secara langsung dan cepat. Kondisi ini sering kali teridentifikasi setelah prosedur pemeriksaan rontgen atau ultrasonografi untuk kondisi lain.
Bergantung pada ukuran dan lokasi gumpalan berada, phlebolith dapat menyebabkan beberapa tanda. Ini dapat meliputi:
- Sembelit.
- Varises.
- Nyeri ringan di bagian panggul.
- Pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah di area yang terdampak.
3. Penyebab

Sampai saat ini para peneliti masih mengkaji mengenai penyebab tunggal phlebolith. Para ahli berspekulasi bahwa kondisi ini kemungkinan muncul karena faktor genetik atau sejak lahir.
Sementara itu, penyebab non-genetik yang mungkin berkontribusi meliputi:
- Kerusakan pada dinding pembuluh vena.
- Sirkulasi darah terganggu.
- Pembuluh mekar.
- Sembelit yang kemudian membuat seseorang mengejan terlalu keras sehingga berisiko merusak pembuluh darah pada panggul.
- Adanya kelainan pada pembuluh vena yang menyebabkan keterlambatan aliran darah dan penumpukan kalsium.
4. Diagnosis

Gumpalan kalsium pada panggul yang dicurigai sebagai phlebolith biasanya terdeteksi dengan pemeriksaan sinar-X. Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin juga merekomendasikan pemeriksaan tambahan menggunakan ultrasonografi atau pencitraan resonansi magnetik (MRI). Keduanya membantu memudahkan dokter untuk mengetahui keberadaan dan ukuran phlebolith secara lebih akurat.
Phlebolith mungkin disalahpahami sebagai batu ginjal akibat letak lokasinya yang mirip. Membedakannya adalah dengan mengidentifikasi sakit yang dialami pasien. Jika pasien merasakan sakit yang menusuk di sisi perut, kemungkinan itu adalah indikasi batu ginjal.
5. Perawatan

Intervensi medis tidak selalu diperlukan dalam penanganan phlebolith, terlebih ketika tidak menunjukkan risiko penyakit apa pun. Namun, apabila menyebabkan rasa sakit yang parah, beberapa opsi perawatan mungkin akan direkomendasikan, seperti:
- Konsumsi obat antiinflamasi: Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti naproxen dapat membantu mengurangi rasa sakit salah satunya karena phlebolith.
- Pembedahan: Ini berkaitan dengan tingkat keparahan kelainan pembuluh vena. Ahli bedah mungkin perlu memperbaiki pembuluh vena yang bermasalah bersama jaringan di sekitarnya.
- Skleroterapi: Ini merupakan prosedur medis dengan menyuntikkan cairan garam ke dalam pembuluh vena agar mengempis dan menyusut.
- Endovascular laser therapy: Ini merupakan pengobatan yang umum untuk mengatasi varises dengan melibatkan penggunaan laser serat.
Phlebolith adalah sekelompok kecil kalsium yang mengendap dalam pembuluh darah. Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini tidak menunjukkan karakteristik yang parah. Kabar baiknya, kondisi ini bisa dicegah dengan rutin olahraga, misalnya jalan kaki santai 30 menit setiap hari. Di samping itu, tetap penuhi kebutuhan cairan agar tubuh selalu terhidrasi.