Polio tidak ada obatnya. Yang ada hanya perawatan untuk meringankan gejala. Terapi fisik digunakan untuk merangsang otot dan obat antispasmodik diberikan untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan mobilitas. Meskipun ini dapat meningkatkan mobilitas, tetapi tidak dapat mengobati kelumpuhan polio permanen.
Apabila sudah terkena polio, tindakan yang dilakukan yaitu tata laksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin dan pasien dirawat inap selama minimal tujuh hari atau sampai penderita melampaui masa akut.
Terapi fisik atau okupasi dapat membantu kelemahan lengan atau kaki yang disebabkan oleh polio dan dapat meningkatkan hasil jangka panjang, terutama jika dilakukan pada awal perjalanan penyakit. Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli neurologi dan ahli penyakit menular untuk mendiskusikan kemungkinan perawatan dan merekomendasikan intervensi tertentu berdasarkan kasus per kasus.
Penemuan dan perawatan dini penting untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya cacat. Kasus polio dengan gejala klinis ringan bisa dirawat di rumah. Namun, jika gejala klinis berat harus segera dirujuk ke rumah sakit.
Banyak orang yang menderita polio mengembangkan kondisi yang disebut sindrom pascapolio beberapa dekade kemudian. Gejalanya bisa berupa kelemahan otot baru dan kelelahan. Beberapa orang mungkin mengalami penyusutan otot. Kebanyakan orang yang tidak memiliki gejala parah dari polio tidak memiliki gejala yang parah dari masalah ini. Jika memiliki kondisi ini, olahraga dan peregangan dapat membantu kamu merasa lebih baik.