Bagi banyak perempuan, memiliki anak adalah pengalaman yang sangat menyenangkan, menggembirakan, dan sering kali penuh rasa cemas. Namun, bagi perempuan dengan postpartum depression (depresi pascapersalinan atau depresi peripartum), ini bisa menjadi masa yang sangat menyulitkan.
Postpartum depression (PPD) adalah penyakit serius, tetapi kabar baiknya dapat diobati. Depresi bisa terjadi selama kehamilan atau pada tahun pertama setelah melahirkan. PPD adalah komplikasi umum pada perempuan yang baru memiliki bayi.
Mengutip publikasi StatPearls, sekitar 1 dari 7 perempuan dapat mengembangkan PPD. Menurut studi dalam jurnal Nature tahun 2021, PPD ditemukan pada 17,22 persen populasi dunia. Sementara itu, mengutip laporan dalam jurnal Medica Arteriana (Med-Art) tahun 2021, prevalensi gangguan mental pada PPD sebesar 13 persen dan lebih tinggi 20 persen di negara berkembang. Angka kejadian PPD di Asia sebesar 26–85 persen, sedangkan di Indonesia 50–70 persen.
Dilansir March of Dimes, untuk setengah dari perempuan yang didiagnosis dengan PPD, ini merupakan kali pertama mereka mengalami depresi, dan mereka mungkin memiliki tanda dan gejala depresi selama kehamilan. Jika kamu menderita PPD dalam satu kehamilan, kemungkinan besar kamu akan mengalaminya lagi pada kehamilan selanjutnya.
Satu hal yang perlu digarisbawahi bahwa PPD bukan merupakan kesalahan perempuan, dan adanya kondisi ini tidak membuat perempuan menjadi jahat atau ibu yang buruk. Jika kamu mencurigai memiliki depresi postpartum, segera beri tahu dokter.