Pada Desember 2019, Dr. Nordström menceritakan bagaimana 41 kasus COVID-19 pertama terdeteksi di Wuhan. Saat itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) segera meminta informasi, dan pada 4 Januari 2020, temuannya baru dikemukakan ke seluruh dunia.
Sementara saat itu waktu yang terbuang sia-sia tidaklah signifikan, ia mengkritik bahwa terlalu lama bagi dunia untuk menanggapi COVID-19 secara serius. Ini karena WHO harus menunggu saran dari komite darurat International Health Regulation (IHR).
"Mereka bertemu pada 22–23 Januari, dan tak ada kesimpulan apa pun. Mereka bertemu lagi seminggu kemudian [30 Januari], barulah COVID-19 dinyatakan PHEIC, dan mereka menunggu saran komite darurat. Tak seharusnya begitu, tetapi itulah yang terjadi," kata pria yang sempat jadi Plt. Direktur Jenderal WHO pada 2006.
Selama rapat tersebut, Dr. Nordström memuji aksi cepat China yang langsung menindaklanjuti wabah di Wuhan sehingga kasus menurun. Saat itu pun, sudah ada 98 kasus di dunia. Bahkan, saat itu, dunia belum bertindak.
"... sampai Dirjen WHO menggunakan kata 'pandemik' pada pertengahan Maret [2020] dan negara-negara Eropa serta Amerika Serikat (AS) melihat penuhnya rumah sakit di Italia, barulah dunia bertindak ... setahun kemudian, 30 Januari 2021, sekitar 100 juta kasus di dunia, bermula dari 98," ia menjelaskan.