Kandung Kemih Overaktif: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Apakah kamu sering mendadak merasa ingin buang air kecil?

Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Sistem ini berperan untuk menyaring darah dan menghasilkan urine.

Kandung kemih berfungsi untuk menyimpan urine sampai siap untuk dikeluarkan dari tubuh. Kandung kemih akan mengembang saat terisi. Sebagian besar kandung kemih dapat menampung hingga dua cangkir urine.

Sama seperti organ lainnya, kandung kemih juga dapat mengalami masalah. Salah satunya yaitu kandung kemih overaktif. Kondisi ini menyebabkan seseorang buang air kecil berulang kali dan sulit ditahan, sehingga perlu bolak-balik ke toilet.

Kandung kemih overaktif merupakan kondisi umum yang dapat dialami siapa saja. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak ulasan berikut ini, ya!

1. Apa itu kandung kemih overaktif?

Kandung Kemih Overaktif: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi kandung kemih yang terlalu aktif atau overactive bladder (freepik.com/wayhomestudio)

Kandung kemih yang terlalu aktif atau overactive bladder (OAB) menyebabkan keinginan buang air kecil yang sering dan tiba-tiba yang mungkin sulit dikendalikan. Seseorang mungkin merasa perlu buang air kecil berkali-kali dan mungkin juga mengalami keluarnya urine tanpa disadari (inkontinensia urgensi).

Jika terjadi, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada kualitas hidup. Kandung kemih yang terlalu aktif dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti saat bekerja, olahraga, tidur, dan bisa menyulitkan penderitanya untuk pergi ke luar rumah karena takut tidak dapat menahan buang air kecil.

2. Gejala

Kandung Kemih Overaktif: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi kandung kemih yang terlalu aktif atau overactive bladder (freepik.com/jcomp)

Seseorang dengan OAB biasanya mengalami gejala seperti:

  • Mendadak ingin buang air kecil dan sulit untuk dikendalikan.
  • Keluarnya urine tanpa disadari.
  • Lebih sering buang air kecil, biasanya delapan kali atau lebih dalam 24 jam.
  • Terbangun lebih dari dua kali di malam hari untuk buang air kecil (nokturia).

Baca Juga: Inkontinensia Urine: Penyebab, Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatan 

3. Penyebab

Kandung Kemih Overaktif: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi seseorang kebelet buang air kecil (freepik.com/benzoix)

Ginjal menghasilkan urine yang kemudian mengalir ke kandung kemih. Saat kandung kemih terisi, sinyal saraf yang dikirim ke otak akhirnya memicu kebutuhan untuk buang air kecil. Saat buang air kecil, sinyal saraf ini mengoordinasi relaksasi otot dasar panggul dan otot uretra (otot sfingter urine). Otot-otot kandung kemih mengencang (berkontraksi) dan mendorong urine keluar.

Dilansir Mayo Clinic, OAB terjadi karena otot-otot kandung kemih mulai berkontraksi, bahkan saat kandung kemih belum penuh. Kontraksi ini memicu keinginan untuk buang air kecil lebih sering.

Penyebab spesifik kandung kemih overaktif belum diketahui secara pasti. Berbagai kondisi dapat memicunya, antara lain:

  • Gangguan neurologis, seperti stroke dan multiple sclerosis.
  • Diabetes.
  • Infeksi saluran kemih yang dapat menyebabkan gejala yang mirip OAB.
  • Perubahan hormonal selama menopause pada perempuan.
  • Kelainan pada kandung kemih, seperti tumor atau batu kandung kemih.
  • Faktor-faktor yang menghalangi aliran keluar kandung kemih, seperti pembesaran prostat, sembelit, atau operasi sebelumnya untuk mengobati bentuk lain dari inkontinensia.
  • Obat-obatan yang menyebabkan peningkatan dalam produksi urine.
  • Mengonsumsi kafein atau alkohol secara berlebihan.

4. Diagnosis

Kandung Kemih Overaktif: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi sampel urine (freepik.com/drobotdean)

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis penyebab gejala OAB. Dokter mungkin akan merujuk ke spesialis yang menangani masalah dengan saluran kemih yang disebut ahli urologi.

Mengutip Urology Care Foundation, beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosis OAB meliputi menanyakan riwayat medis, pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan perut, serta organ-organ di panggul dan rektum.

Pasien mungkin akan diminta membuat jurnal mengenai aktivitas buang air kecil selama beberapa minggu. Jurnal ini berisi:

  • Kapan dan berapa banyak cairan yang diminum.
  • Kapan dan berapa banyak pasien buang air kecil.
  • Seberapa sering pasien merasa ingin buang air kecil.
  • Kapan dan seberapa banyak urine yang keluar tanpa disadari.

Pemeriksaan lainnya yang mungkin akan dilakukan termasuk:

  • Tes urine, yang mana sampel urine akan diperiksa untuk melihat adanya darah atau tanda infeksi.
  • Scan kandung kemih, untuk mengukur jumlah urine yang tersisa di kandung kemih setelah buang air kecil.
  • Tes lainnya, seperti sistoskopi dan tes urodinamik.

5. Pengobatan

Kandung Kemih Overaktif: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi latihan Kegel, bisa bantu tangani kandung kemih overaktif (pexels.com/Vlada Karpovich)

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi OAB. Pengobatan yang dijalani disesuaikan dengan kondisi setiap pasien.

Dokter mungkin pertama kali akan menganjurkan pasien untuk mengubah gaya hidup. Sejumlah perubahan yang perlu dilakukan antara lain:

  • Membatasi makanan dan minuman yang mengganggu fungsi kandung kemih, seperti minuman berkafein, makanan pedas dan asam, minuman bersoda, dan alkohol.
  • Melanjutkan mengisi jurnal buang air kecil.
  • Double voiding,  yaitu buang air kecil dua kali dengan jeda beberapa detik untuk memastikan kandung kemih sudah kosong.
  • Menahan buang air kecil bila belum waktunya. Namun, konsultasikan ke dokter terlebih dahulu sebelum melakukannya.
  • Buang air kecil sesuai jadwal.
  • Melakukan latihan Kegel.

Jika perubahan gaya hidup tidak dapat mengatasi kondisi ini, maka langkah selanjutnya yaitu mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.

Pengobatan lainnya yaitu suntikan botoks yang bekerja dengan merilekskan otot kandung kemih untuk mengurangi rasa ingin buang air kecil.

Selain itu, stimulasi saraf atau terapi neuromodulasi juga bisa menjadi pilihan untuk mengobati OAB. Terapi ini memiliki dua tipe, yaitu stimulasi saraf tibialis perkutan atau percutaneous tibial nerve stimulation (PTNS) dan neuromodulasi saraf sakral. Sementara itu, tindakan operasi hanya dilakukan untuk kasus yang parah dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan lainnya.

Itulah informasi seputar kandung kemih overaktif atau overactive bladder. Memiliki penyebab yang beragam, sebaiknya konsultasikan ke dokter jika kamu mengalami buang air kecil yang terus-menerus. Dengan begitu, penyebab pastinya dapat diketahui serta mendapat penanganan yang tepat.

Baca Juga: Ekstrofi Kandung Kemih: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya