Sering Minum Obat Pereda Nyeri Malah Picu Sakit Kepala?

Waspada kalau mengalami sakit kepala 15 hari dalam sebulan

Obat antinyeri seperti ibuprofen, parasetamol, dan aspirin kerap digunakan untuk mengatasi nyeri, termasuk sakit kepala. Obat pereda nyeri termasuk obat golongan bebas dan obat bebas terbatas sehingga mudah didapat.

Dilansir Cleveland Clinic, penggunaan obat pereda nyeri terlalu sering justru berpotensi menyebabkan sakit kepala lebih sering daripada sebelumnya. Migrain merupakan gangguan sakit kepala primer yang biasanya mendasari sakit kepala akibat penggunaan obat.

1. Kenapa penggunaan obat antinyeri berlebih justru menyebabkan sakit kepala?

Sering Minum Obat Pereda Nyeri Malah Picu Sakit Kepala?ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mekanisme terjadinya sakit kepala akibat obat antinyeri ini belum terlalu jelas. Sebuah studi menunjukkan bahwa sensitisasi sentral memainkan peran utama dalam hal ini, yang menyebabkan perubahan fungsional dan struktural sistem saraf pusat.

Selain itu, perubahan sistem neuromodulator serotonergik, upregulasi mediator vasoaktif, dan pro inflamasi juga mungkin terjadi akibat terlalu sering minum obat antinyeri.

Semua perubahan tersebut menyebabkan gangguan pada jalur neurotransmiter otak normal yang membuat seseorang lebih rentan terhadap ketergantungan, gangguan perilaku, gangguan nyeri, dan gangguan neuropsikiatri.

Secara singkat, sakit kepala akibat penggunaan obat terlalu sering ini terjadi karena perubahan sistem saraf pusat, khususnya dalam pemrosesan rasa sakit, sensitisasi, dan kepadatan reseptor.

2. Tanda dan gejala sakit kepala akibat penggunaan obat antinyeri berlebihan

Sering Minum Obat Pereda Nyeri Malah Picu Sakit Kepala?ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sakit kepala akibat penggunaan obat antinyeri berlebih diklasifikan sebagai sakit kepala sekunder yang keparahannya tergantung obat yang digunakan, biasanya kepala terasa tegang atau migrain.

Secara umum, ini tanda dan gejala sakit kepala akibat konsumsi obat pereda nyeri berlebihan:

  • Sakit kepala terjadi lebih dari atau sama dengan 15 hari dalam sebulan.
  • Penggunaan obat antinyeri berlebih selama lebih dari 3 bulan.

Selain itu, gejala umum yang dirasakan karena terlalu sering menggunakan obat antinyeri bisa termasuk:

  • Sakit kepala setiap hari atau hampir setiap hari yang biasanya dirasakan saat bangun tidur.
  • Sakit kepala terasa seperti kepala tegang atau bahkan seperti migrain.
  • Adanya gejala lainnya seperti mual, gampang marah, gangguan tidur, sakit leher, depresi, cemas, hidung meler dan tersumbat, mata berkaca-kaca, lemah, sulit berkonsentrasi, dan gangguan memori.

Baca Juga: 4 Jenis Sakit Kepala yang Berbahaya, Bisa Mengancam Jiwa!

3. Orang-orang yang lebih berisiko mengalami sakit kepala setelah mengonsumsi obat pereda nyeri

Sering Minum Obat Pereda Nyeri Malah Picu Sakit Kepala?ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sakit kepala akibat penggunaan obat ini biasanya menyerang mereka yang berusia 30 sampai 50 tahun. Selain itu, 3 dari 4 orang yang terkena sakit kepala merupakan perempuan. 

Dari semua jenis sakit kepala, orang-orang dengan migrain paling sering dikaitkan dengan sakit kepala akibat obat. Orang-orang dengan frekuensi sakit kepala lebih sering juga lebih berisiko.

Sebuah penelitian menemukan bahwa kejadian sakit kepala akibat obat ini berisiko tiga kali lipat pada seseorang dengan riwayat keluarga penyalahgunaan zat (narkotika atau psikotropika).

Gangguan psikologis juga menjadi faktor risiko. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 40 persen pasien yang mengalami sakit kepala akibat penggunaan obat didiagnosis dengan depresi dan 58 persen mengalami gangguan kecemasan. 

4. Obat yang mungkin menyebabkan sakit kepala saat dikonsumsi berlebihan

Sering Minum Obat Pereda Nyeri Malah Picu Sakit Kepala?ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Beberapa obat yang mungkin menyebabkan sakit kepala saat dikonsumsi berlebihan antara lain:

  • Ergotamin.
  • Obat analgetik nonsteroid (seperti ibuprofen, aspirin, diklofenak, dll.)
  • Asetaminofen atau parasetamol.
  • Kombinasi analgetik dan barbiturat.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa obat nyeri kombinasi opioid dan barbiturat memiliki peningkatan risiko dua kali lipat dibanding obat lain. Dengan kata lain, kombinasi kedua obat ini cenderung membuat penggunanya merasakan sakit kepala ketika mengonsumsinya terlalu sering.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat analgetik nonsteroid seperti ibuprofen, aspirin, dan diklofenak tidak menyebabkan nyeri kepala selama digunakan pada kisaran 10 hari dalam satu bulan. 

5. Pengobatan

Sering Minum Obat Pereda Nyeri Malah Picu Sakit Kepala?ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro studio)

Hubungi dokter jika sakit kepala lebih dari 15 hari dalam sebulan. Dokter akan merekomendasikan obat untuk mengehentikan sakit kepala tersebut. Penghentian penggunaan obat antinyeri dilakukan secara perlahan. Dengan begitu, diharapkan frekuensi sakit kepala akan berkurang.

Jika sakit kepala masih terjadi, maka dokter dapat mempertimbangkan pemberian terapi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau steroid kerja lama.

Untuk penghentian opioid, barbiturat, atau benzodiazepin dilakukan dengan pengurangan dosis selama 2–4 minggu jika dosis yang digunakan dosis tinggi.

Penggunaan antinyeri memang diperbolehkan asal tidak berlebihan, kecuali antinyeri opioid harus dengan resep dokter. Perhatikan aturan pakai obat dan label obat.

Obat antinyeri biasanya digunakan sesuai saran dokter atau saran petugas farmasi, umumnya digunakan pada saat nyeri saja dan tidak perlu digunakan saat tidak nyeri.

Jika harus mengonsumsi obat terus-menerus, diperbolehkan selama dalam pengawasan dokter. Jika muncul efek samping seperti sakit kepala parah, mual, muntah, dan reaksi alergi, sampaikan ke dokter. Nantinya dokter akan memeriksa apakah obat masih boleh digunakan atau diganti dengan obat yang lain.

Baca Juga: Sakit Kepala Sebelah Kiri, Kira-kira Pertanda Apa Ya?

Rifka Naila Photo Writer Rifka Naila

Serotonin needed~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya