Demodex Folliculorum, Jenis Tungau yang Hidup di Wajah

Tungau ini hidup di dalam atau sekitar folikel rambut wajah

Kulit kita memiliki berbagai macam mikroorganisme yang tidak terlihat. Manusia memiliki sekitar 1.000 spesies bakteri yang hidup di permukaan kulit. Selain bakteri, virus, jamur, dan mikroba lainnya juga hidup di kulit, mengutip Nature.

Ini adalah hal yang wajar. Mikroorganisme tersebut bahkan menjadi bagian penting untuk menjaga imun tubuh. Akan tetapi, mikroorganisme tersebut bisa mendatangkan masalah apabila jumlahnya terlalu banyak atau pada seseorang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Nah, salah satu mikroorganisme yang bisa menyebabkan masalah adalah Demodex folliculorum (D. folliculorum). Apa sebenarnya mikroorganisme ini, dan bagaimana ia bisa mendatangkan masalah bagi manusia? Simak penjelasannya di bawah ini!

1. Apa itu Demodex folliculorum?

Demodex Folliculorum, Jenis Tungau yang Hidup di Wajahilustrasi Demodex folliculorum (commons.wikimedia.org/K.V. Santosh)

D. folliculorum adalah sejenis tungau parasit Demodex. Tungau D. folliculorum hidup di dalam atau di sekitar folikel rambut di wajah, mengutip WebMD.

Umumnya, tungau ini tidak berbahaya bagi manusia. Pada tingkat normal, tungau ini bermanfaat bagi kulit karena bekerja dengan cara menghilangkan sel-sel kulit mati, minyak, dan hormon yang ditemukan di sekitar folikel rambut, yang semuanya dapat menyumbat pori-pori. Namun, dalam jumlah besar, mereka dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan masalah kulit terkait lainnya.

Tanpa penanganan, infeksi D. folliculorum dapat menyebabkan gejala mirip rosasea, seperti inflamasi kulit dan ruam serta jerawat yang parah. Tungau ini dapat ditemukan di kelopak mata, bulu mata, alis, dahi, hidung, pipi, dan dagu.

D. folliculorum lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada perempuan dan memengaruhi orang dewasa usia 20 hingga 30 tahun.

2. Kapan Demodex folliculorum menjadi berbahaya?

Tungau D. folliculorum secara alami ditemukan pada kulit manusia dan tungau ini dapat menyebar dari orang ke orang.‌ Mereka akan mendatangkan masalah apabila hadir dalam jumlah besar di kulit. Mereka menyebabkan iritasi kulit di antara masalah kulit lainnya.

Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu, maka peluang untuk mengalami outbreak akibat D. folliculorum tinggi. Penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan meliputi kanker, penyakit hati, HIV, infeksi kulit, rosasea.

Penyebab lainnya yang terkait dengan peningkatan infeksi D. folliculorum adalah berbagi produk kosmetik. Selain itu, menggunakan pembersih berminyak atau produk riasan tebal menciptakan tempat berkembang biak bagi tungau ini.

Baca Juga: Rosacea: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

3. Gejala

Demodex Folliculorum, Jenis Tungau yang Hidup di Wajahilustrasi masalah kulit akibat Demodex folliculorum (dermatologyadvisor.com)

Dengan infestasi D. folliculorum yang besar, kamu mungkin akan mendapat kekasaran kulit secara tiba-tiba. Dilansir Healthline, gejala lainnya mungkin termasuk:

  • Kulit gatal atau bersisik.
  • Kemerahan.
  • Peningkatan sensitivitas kulit.
  • Sensasi terbakar.
  • Kulit yang terasa kasar seperti amplas.
  • Eksem.

Banyak orang dengan tungau di kulit mereka tidak mengetahuinya. Sejumlah kecil tungau tidak menyebabkan gejala apa pun.

4. Penyebab

D. folliculorum secara alami ada pada kulit manusia. Namun, tungau dapat menyebar melalui kontak dengan orang lain yang memilikinya.

Tidak seperti jenis tungau kulit lainnya, D. folliculorum meningkatkan jumlah sel kulit di folikel rambut. Dalam jumlah besar, ini bisa membuat gejala bersisik di wajah.

D. folliculorum saat ini sedang diselidiki sebagai penyebab potensial rosasea. Ada bukti bahwa tungau ini dapat menyebabkan flare-up (kemunculan tiba-tiba atau memburuknya gejala penyakit atau kondisi) pada orang dengan kondisi kulit ini. National Rosacea Foundation memperkirakan bahwa pasien rosasea memiliki tungau Demodex hingga 18 kali lebih banyak daripada pasien tanpa rosasea.

Baca Juga: 6 Cara Mengobati Sleep Apnea, dari Kasus Ringan hingga Berat

5. Diagnosis

Demodex Folliculorum, Jenis Tungau yang Hidup di Wajahilustrasi Demodex folliculorum (commons.wikimedia.org/Bibar)

Umumnya, kita tidak akan tahu akan memiliki konsentrasi D. folliculorum yang tinggi pada kulit sampai akhirnya mengalami flare-up. Ini karena tungau mikroskopis ini tidak dapat dideteksi dengan mata telanjang. Untuk mendiagnosis D. folliculorum, dokter akan mengambil sampel jaringan kecil.

Dokter mengumpulkan sampel dengan menggores kulit yang terkena. Mereka kemudian memeriksanya di bawah mikroskop. Ini membantu dokter mendiagnosis serangan D. folliculorum. Tergantung pada jumlah D. folliculorum, dokter akan merencanakan pengobatan.

6. Pengobatan

Tungau D. folliculorum lebih mungkin terjadi pada wajah. Ini bisa membuat perawatan lebih menantang karena kulit di sana sangat sensitif, mengutip Medical News Today.

Dokter dapat merekomendasikan pengobatan dengan krim seperti crotamiton atau permethrin. Ini adalah insektisida topikal yang dapat membunuh tungau sehingga mengurangi jumlahnya. Dokter mungkin juga meresepkan metronidazol topikal atau oral, yang merupakan obat antibiotik.

Pasien juga bisa membersihkan area sekitar mata dengan tisu wajah atau handuk khusus Demodex.

Dokter juga dapat mengaplikasikan larutan alkohol konsentrasi tinggi ke wajah. Ini akan membawa tungau Demodex ke permukaan. Dokter kemudian dapat mengoleskan zat pada kulit yang membunuh tungau dan mengobati kondisi tersebut.

Untuk orang yang memiliki sistem kekebalan yang sangat lemah, dokter mungkin meresepkan ivermectin.

Ada juga beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan di rumah, seperti:

  • Mencuci wajah dua kali sehari dengan pembersih yang lembut. Menggosok kelopak mata dengan sampo bayi juga dapat membantu.
  • Menghindari pembersih berbasis minyak dan riasan berminyak, yang dapat memberikan "makanan" lebih lanjut untuk tungau.
  • Eksfoliasi sekali atau dua kali seminggu untuk mengangkat sel kulit mati.
  • Menjaga kulit tetap bersih dan kering serta mengatasi kondisi yang mendasarinya dapat membantu mengurangi jumlah tungau D. folliculorum.

Bagi kebanyakan orang, keberadaan tungau Demodex folliculorum di wajah tidak berbahaya. Namun, bila jumlahnya terlalu banyak, tungau ini dapat menyebabkan gejala mirip rosasea. Individu dengan kondisi kulit tertentu atau sistem kekebalan yang lemah berada pada risiko yang lebih besar untuk mengembangkan gejala-gejala ini.

Apabila kamu mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infeksi tungau ini, baiknya periksa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan tepat.

Baca Juga: 5 Fakta Demodex, Kutu Mikroskopik yang Bersarang di Kulit Manusia

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya