Mengenal Bipolar Lebih Dekat, Jangan Diagnosis Diri Sendiri 

Penderita bipolar membutuhkan support orang terdekat

Bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis. Orang dengan gangguan ini bisa merasa sangat bahagia kemudian bisa berubah menjadi sangat sedih dalam waktu yang singkat.

Agar kita semua bisa memahami kondisi bipolar lebih dalam lagi, IDN Times menghadirkan Aliffia Ananta, S.Psi., M.Psi.,Psikolog, dalam program Health Talk yang disiarkan langsung di Instagram @idntimes pada Kamis (15/7/2022).

1. Gangguan bipolar beda dengan kepribadian ganda

Mengenal Bipolar Lebih Dekat, Jangan Diagnosis Diri Sendiri ilustrasi gangguan bipolar (unsplash.com/Ehimetalor Akhere Unuabona)

Aliffia menjelaskan bahwa gangguan bipolar dan kepribadian ganda adalah dua kondisi yang berbeda. Istilah yang digunakan dalam diagnosis untuk yang biasa disebut dengan kepribadian ganda adalah dissociative identity disorder (DID). Orang dengan kondisi ini bisa memiliki kepribadian lebih dari dua.

Di sisi lain, bipolar merupakan gangguan mood atau mood disorder. Orang yang memiliki kondisi bipolar bisa mengalami fase depresif atau fase mania. Jadi, gangguan bipolar dan DID adalah dua masalah kesehatan mental yang berbeda. 

"Orang yang mengalami dissociative identity disorder ini bisa tidak hanya punya ganda (kepribadiannya). Ada orang-orang yang di satu tubuh bisa sampai 90, sampai 16 kepribadian, atau sembilan. Jadi, kurang tepat kalau hanya disebut ganda," Aliffia menjelaskan.

2. Bipolar tipe 1, 2, dan siklotimik

Mengenal Bipolar Lebih Dekat, Jangan Diagnosis Diri Sendiri ilustrasi bipolar tipe 1 (unsplash.com/Mojtaba Ravanbakhsh)

Aliffia memaparkan bahwa gangguan bipolar memiliki tipe yang berbeda-beda. Tipe-tipe ini secara garis besar dibedakan oleh masa di mana penderita mengalami fase depresif atau maupun fase maniak. 

  • Bipolar tipe 1: Ini adalah tipe di mana penderitanya mengalami fase mania selama 7 hari atau lebih, yang kemudian diiringi dengan fase depresif.
  • Bipolar tipe 2: Ini adalah tipe ketika penderitanya bisa mengalami episode depresif selama lebih dari dua minggu. 
  • Bipolar siklotimik: Ini adalah jenis gangguan bipolar saat penderitanya mengalami fase mania maupun depresif yang berganti-ganti serta berulang-ulang. Episode yang dialami bisa sampai dua tahun.

3. Jangan diagnosis diri sendiri

Mengenal Bipolar Lebih Dekat, Jangan Diagnosis Diri Sendiri ilustrasi diagnosis gangguan bipolar (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Kesedihan dan perubahan perasaan karena situasi tertentu adalah hal yang wajar bagi setiap individu. Aliffia menekankan untuk tidak melakukan self-diagnose atau diagnosis diri sendiri karena gangguan bipolar adalah masalah kesehatan yang harus didiagnosis oleh profesional. 

Gangguan bipolar menjadi kondisi yang sangat rentan terhadap self-diagnose karena setiap orang akan mengalami perubahan perasaan yang berbeda-beda. Ada kriteria-kriteria tertentu yang membuat seseorang mengalami gangguan bipolar. Kriteria tersebut hanya bisa didiagnosis oleh profesional.

"Kita sebagai manusia biasa mengalami kesedihan. Kadang-kadang sedihnya bisa sehari dua hari, terus kita tidak boleh langsung bilang 'Oh, kayanya aku bipolar, nih.' Karena mood manusia memang berubah-ubah," jelasnya.

Baca Juga: Suicidal Thought: Tanda, Pengobatan, Pencegahan

4. Gejala gangguan bipolar

Mengenal Bipolar Lebih Dekat, Jangan Diagnosis Diri Sendiri ilustrasi fase depresif (unsplash.com/Nik Shuliahin)

Gejala dari gangguan bipolar akan bermacam-macam. Untuk gejala fase depresif, ini bisa meliputi:

  • Merasa tidak berdaya, tidak berharga, dan helpless
  • Tidak memiliki minat untuk melakukan aktivitas yang ia sukai.
  • Tidak memiliki minta untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial
  • Nafsu makan yang bertambah atau berkurang.
  • Mungkin akan memisahkan diri dari lingkungan.
  • Jam tidur bisa bertambah atau berkurang.
  • Menjadi orang yang lambat dan malas dalam mengerjakan sesuatu.

Untuk fase mania, gejalanya meliputi:

  • Memiliki energi yang besar.
  • Mengalami kebahagiaan yang luar biasa.
  • Menjadi lebih sensitif terhadap perkataan orang lain.
  • Tidak tidur atau tidak makan karena terlalu bersemangat.

"Malasnya ini bukan karena mereka orang yang malas, tetapi karena kondisinya itu kondisi yang berat sehingga untuk melakukan kegiatan menjadi sangat berat." 

5. Dukungan yang bisa dilakukan untuk penderita gangguan bipolar

Mengenal Bipolar Lebih Dekat, Jangan Diagnosis Diri Sendiri ilustrasi dukungan untuk penderita gangguan bipolar (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Penderita bipolar membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang-orang sekitar. Menurut Aliffia, ada beberapa bentuk support yang bisa dilakukan untuk penderita gangguan bipolar, yaitu:

  • Mencoba memahami kondisi penderita gangguan bipolar. 
  • Menjadi pendengar yang baik dan ajak mereka untuk berkomunikasi.
  • Mengidentifikasi apakah orang tersebut dalam kondisi yang membahayakan atau tidak. 
  • Menjauhkan mereka dari stresor atau pemicu kekambuhan fase bipolar.
  • Mengajak mereka untuk melakukan aktivitas yang membangun diri, seperti berolahraga teratur.
  • Mengingatkan mereka akan hal-hal yang positif.

Aliffia menekankan bahwa setiap penderita bipolar memiliki kondisi dan stresor yang berbeda-beda. Hal terpenting yang bisa kita lakukan adalah mencoba memahami kondisi orang tersebut dan memberikan support yang sesuai berdasarkan kondisi mereka.

Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang sangat kompleks. Jika kamu atau orang terdekatmu merasa memiliki gejala gangguan bipolar, segera konsultasikan ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Prolonged Grief Disorder: Gejala, Penyebab, Penanganan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya