Mitos dan Fakta DID, Satu Identitas yang Terpecah Jadi Banyak

Kamu bukan Kevin Wendell Crumb.

"Itu bukan aku! Itu diriku yang satunya lagi. B si Jahat!"

Kamu mungkin sering melihat adegan tersebut di film, di mana sang protagonis diketahui memiliki lebih dari satu kepribadian. Representasi media tersebut sebenarnya ingin memberitahu bahaya dari dissociative identity disorder (DID/gangguan identitas disosiatif).

Sekadar penjelasan singkat, DID adalah kondisi gangguan psikologis di mana mereka terlihat "mempunyai" dua sisi kepribadian yang berbeda yang terkadang mengambil kesadaran diri. Kondisi tersebut biasa ditandai dengan sering bengong, atau merasa "tidak ngeh" dengan apa yang mereka lakukan.

Sebagai contoh, penderita DID bisa saja menyetir dari Jakarta ke Bogor. Begitu sampai di Bogor, dia bingung sendiri,

"Hah? Saya bilang mau ke Bogor? Kapan?"

Walaupun begitu, terkadang masyarakat salah tangkap tentang konsep-konsep DID. Sebagian memang disebabkan oleh misrepresentasi media; sebagian disebabkan oleh kurangnya edukasi mengenai DID.

1. DID = Memiliki banyak kepribadian.

Mitos dan Fakta DID, Satu Identitas yang Terpecah Jadi Banyakrbth.com

Sebelumnya, memang kondisi psikologis ini disebut "multiple personality disorder" atau gangguan kepribadian majemuk dikarenakan gejalanya yang memperlihatkan adanya lebih dari satu kepribadian di tubuh penderita.

Namun, karena disangka mengaburkan maknanya, istilahnya diubah menjadi DID.

"Siap untuk terkejut?"

Sebenarnya, penderita DID BUKAN memiliki kepribadian lebih dari satu! Melainkan, satu kepribadian yang terpecah. Fragmen-fragmen identitas tersebut kemudian mengekspresikan diri.

Seperti yang dikemukakan oleh Sidran Institute,

"Meskipun cara penyampaiannya berbeda, identitas-identitas ini adalah pecahan dari satu kepribadian yang konkret."

2. DID bersifat langka

Mitos dan Fakta DID, Satu Identitas yang Terpecah Jadi Banyaktumblr.com

Tidak juga. Faktanya, ternyata DID lebih sering diderita oleh warga Amerika Serikat, lebih sering dibandingkan autisme dan skizofrenia.

Menurut statistik pada 2018 oleh organisasi DID Research, sebanyak 1,5 persen orang dewasa di Amerika mengidap DID, prevalansi yang sejajar dengan obsessive compulsive disorder (OCD) dan depresi.

Baca Juga: Benarkah Golongan Darah Memengaruhi Kepribadian? Ini 8 Fakta Sainsnya!

3. DID datang tak diundang

Mitos dan Fakta DID, Satu Identitas yang Terpecah Jadi BanyakPixabay.com/Anemone123

Secara psikologis, penyebab DID dapat ditelusuri kembali dari pengalaman trauma seseorang di masa kecilnya.

Dikarenakan tidak dapat melarikan diri secara fisik, maka psikis-lah yang menjadi pelarian pengidap DID. Semakin dini penderita DID mengalami trauma, maka semakin besar kemungkinan kondisi psikologis akan mengalami disosiasi identitas.

Secara biologis, memang penderita DID mengalami gangguan pada bagian memori, emosi, dan pengambilan keputusan. Terbukti dari penelitian berjudul "Hippocampal and Amygdalar Volumes in Dissociative Identity Disorder" yang diterbitkan oleh American Psychiatrist Association pada 2006.

Pada penelitian tersebut, volume hipokampus (bagian otak untuk mengingat) dan amigdala (bagian otak untuk memproses respons emosi, memori, dan pengambilan keputusan) lebih kecil masing-masing 19 persen dan 32 persen dari orang biasa.

4. DID dapat dengan mudah didiagnosis

Mitos dan Fakta DID, Satu Identitas yang Terpecah Jadi Banyaksane.org

Kabar buruknya adalah, DID tidak mudah didiagnosis. Hal ini dikarenakan kondisi psikologis tersebut dapat "meniru" gejala kondisi psikologis lainnya. Atau, gejala DID dapat muncul bersamaan dengan gejala psikologis lainnya.

Selain masih dapat melakukan fungsi sosial dengan benar, terkadang alternasi identitas pada penderita DID terlalu "lazim" sehingga susah untuk dideteksi perbedaannya. Hal tersebut membuat DID seolah-olah menyembunyikan dirinya di balik kondisi psikologis lain.

Menurut Sidran Institute, butuh waktu yang cukup lama untuk membongkar DID pada seseorang, yaitu tujuh tahun!

"Hah!? Lama sekali!"

5. DID tidak dapat diobati

Mitos dan Fakta DID, Satu Identitas yang Terpecah Jadi Banyakmedicalnewstoday.com

Oh, salah itu! Lebih tepatnya, kecil kemungkinan bagi penderita DID untuk memulihkan dirinya sendiri dari kondisi psikologisnya. Akan tetapi, kabar gembiranya adalah DID dapat disembuhkan.

"Dengan satu syarat!"

Penderita DID harus mau dan tetap berkomitmen mengikuti program pemulihan identitas diri. Malah, dibandingkan dengan kondisi psikologis lainnya, DID memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk sembuh.

Metode-metode yang dapat dipertimbangkan untuk menyembuhkan DID mencakup:

  • Psikoterapi,
  • Terapi musik/seni, serta
  • Terapi desensitisasi gerakan mata dan pemrosesan ulang (EMDR).

Intinya hanya satu: tekad bulat untuk sembuh. Apakah kamu salah satu penderita DID? Siapkah kamu untuk sembuh?

"Kamu pasti bisa!"

Baca Juga: Kenapa Kepribadian Psikopat Cenderung Tampak Menarik? Ini 7 Alasannya 

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya