Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang ibu sedang memompa ASI.
ilustrasi pompa ASI (vecteezy.com/Bigc Studio)

Intinya sih...

  • Para ahli mengingatkan bahwa bakteri dapat ditemukan pada bagian pompa ASI dan botol susu.

  • Orang tua disarankan mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyiapkan botol, susu, atau makanan bayi.

  • Penyimpanan ASI dalam kondisi beku dinilai aman dari sisi keamanan pangan karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Air susu ibu (ASI) secara alami bersifat steril dan mengandung berbagai komponen pelindung yang penting bagi kesehatan bayi. Namun, kondisi steril tersebut dapat hilang bukan karena kualitas ASI itu sendiri, melainkan akibat kontaminasi tidak langsung selama proses pemerahan, penyimpanan, dan pemberian. 

Pompa ASI yang tidak dibersihkan dengan benar, botol atau wadah penyimpanan yang terpapar air tercemar, serta tangan ibu yang tidak higienis dapat menjadi jalur masuk kuman berbahaya. 

Risiko ini meningkat signifikan dalam situasi pengungsian akibat bencana—seperti banjir—ketika akses terhadap air bersih, fasilitas sanitasi, dan ruang yang layak untuk menjaga kebersihan menjadi sangat terbatas. Dalam kondisi darurat seperti ini, upaya melindungi bayi dari penyakit infeksi tidak cukup hanya dengan mendorong pemberian ASI, tetapi juga memastikan praktik kebersihan yang memadai agar ASI tetap aman hingga dikonsumsi bayi.

Ancaman bakteri langka

Menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dua bayi terinfeksi Cronobacter sakazakii, bakteri langka yang dalam beberapa kasus dapat mengancam nyawa. Temuan ini menegaskan bahwa pencegahan merupakan kunci utama untuk meminimalkan risiko infeksi, terutama pada bayi usia sangat muda.

CDC dan para ahli mengingatkan bahwa bakteri ini dapat ditemukan pada bagian pompa ASI dan botol susu, sehingga kebersihan peralatan menyusui menjadi aspek yang sangat krusial. Sterilisasi botol, peralatan makan, atau aksesori pompa ASI yang tidak memadai, kebiasaan mencuci tangan yang buruk, serta penggunaan air yang terkontaminasi untuk mencampur susu formula dapat menjadi sumber infeksi.

Untuk menurunkan risiko penularan, orang tua disarankan mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyiapkan botol, susu, atau makanan bayi. Jika air dan sabun tidak tersedia, pembersih tangan berbahan dasar alkohol minimal 60 persen dapat digunakan sebagai alternatif.

Dengan kebiasaan mencuci tangan yang menyeluruh serta teknik pembersihan dan sterilisasi peralatan yang tepat, orang tua dapat secara signifikan mencegah paparan bakteri ini, khususnya pada bayi yang masih sangat kecil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Risiko penggunaan pompa ASI yang berulang

ilustrasi ibu menyusui dunia (vecteezy.com/NONTANUN CHAIPRAKON)

Dalam studi lain, peneliti menemukan bakteri dapat melewati botol penampung pada pompa ASI. Bakteri terdeteksi pada bagian-bagian pompa yang berada di luar area kontaminasi yang terlihat secara kasatmata, dengan tingkat kontaminasi yang meningkat seiring penggunaan alat secara berulang.

Menariknya, meskipun botol penampung digunakan dalam kondisi steril, kontaminasi balik (retrograde contamination) terhadap ASI yang baru diperah tetap dapat terjadi akibat komponen pompa yang sebelumnya telah terkontaminasi. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan filter udara in-line pada bagian akhir pompa sangat penting untuk mencegah aerosol yang mengandung bakteri berpotensi patogen mencemari sumber hisapan atau dilepaskan ke lingkungan melalui udara buangan.

Selain itu, apabila satu pompa ASI digunakan oleh lebih dari satu orang, sterilisasi menyeluruh terhadap seluruh komponen yang dapat dilepas menjadi langkah yang wajib dilakukan untuk menekan risiko penularan.

Bersihkan pompa ASI dengan benar

ilustrasi ASI di dalam botol (vecteezy.com/Irfani Kurniawati)

Penyimpanan ASI dalam kondisi beku dinilai aman karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga cocok untuk penyimpanan jangka panjang. Namun, pembekuan dan penyimpanan yang terlalu lama berisiko menyebabkan penurunan bertahap beberapa komponen kekebalan dalam ASI. Artinya, ada kompromi antara masa simpan yang lebih panjang dan tetap terjaganya zat pelindung alami ASI, seperti antibodi dan sel imun.

Terkait kebersihan, beberapa metode pembersihan dinilai efektif dan relatif mudah dilakukan. Peralatan pompa ASI sebaiknya dicuci menggunakan air hangat dan sabun, lalu dibilas hingga benar-benar bersih untuk menghilangkan sisa sabun dan residu ASI. Setelah itu, jika memungkinkan, proses pencucian dilanjutkan dengan disinfeksi.

Secara umum, semua peralatan yang bersentuhan langsung dengan ASI perah—seperti corong pompa ASI, selang yang dapat dibersihkan, wadah penyimpanan, serta botol dan dot—harus dibersihkan dan didisinfeksi dengan benar. Tujuannya adalah menekan jumlah kuman dari lingkungan yang dapat tumbuh pada sisa ASI dan mencemari susu yang telah diperah saat digunakan kembali.

Para penulis studi menekankan bahwa keamanan ASI perah tidak hanya bergantung pada metode pembersihan yang dianjurkan, tetapi juga konsistensi penerapannya.

Referensi

"CDC Warns Deadly Bacteria Was Found in Formula and Breast Pump: What Parents Should Know". Healthline. Diakses Desember 2025.

Peters, Micah D.J., Alexa McArthur, and Zachary Munn. “Safe Management of Expressed Breast Milk: A Systematic Review.” Women and Birth 29, no. 6 (June 21, 2016): 473–81.

Blenkharn, J. Ian. “Infection Risks From Electrically Operated Breast Pumps.” Journal of Hospital Infection 13, no. 1 (January 1, 1989): 27–31.

Editorial Team