Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kondisi Aceh Tamiang, Rabu (3/12/2025) usai dihantam banjir dan longsor.
Kondisi Aceh Tamiang, Rabu (3/12/2025) usai dihantam banjir dan longsor (Dok. warga untuk IDN Times)

Intinya sih...

  • Risiko penyakit dari bangkai hewan setelah banjir perlu diwaspadai, salah satunya adalah leptospirosis.

  • Air banjir yang tercemar kotoran hewan juga berisiko membawa parasit penyebab giardiasis dan cryptosporidiosis.

  • Untuk mencegah terpapar penyakit yang dapat menyebar melalui bangkai hewan atau air yang terkontaminasi saat banjir, masyarakat perlu menerapkan langkah-langkah perlindungan yang tepat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Risiko penyakit dari bangkai hewan setelah banjir perlu diwaspadai, terutama ketika air bah membawa serta berbagai sumber patogen berbahaya. Bangkai hewan yang terbawa arus bisa mencemari air dengan bakteri, virus, dan parasit yang memicu penyakit serius. Terlebih, bangkai hewan juga bisa mencemari sumber air minum.

Salah satu ancaman adalah leptospirosis. Ini merupakan infeksi yang awalnya mirip flu namun dapat berkembang menjadi kondisi fatal yang menyerang ginjal, hati, hingga otak. Dalam situasi pascabanjir, kewaspadaan dan langkah pencegahan menjadi sangat penting untuk menjaga keselamatan warga. Berikut beberapa hal yang harus kamu ketahui tentang risiko penyakit dari bangkai hewan setelah banjir.

1. Infeksi bakteri Leptospira

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini bisa masuk ke tubuh melalui luka kecil di kulit maupun lewat mata, hidung, dan mulut. Zoonosis ini menular dari hewan ke manusia, terutama melalui kontak langsung dengan urine atau cairan reproduksi hewan yang terinfeksi, serta melalui air, tanah, makanan, atau minuman yang terkontaminasi.

Kondisi pascabanjir meningkatkan risiko paparan secara drastis karena air yang menggenang sering kali bercampur dengan sumber kontaminasi tersebut. Leptospirosis bisa terjadi di mana saja, tetapi paling umum di daerah tropis dan beriklim hangat dengan curah hujan tinggi, termasuk negara-negara Asia Tenggara.

Hampir semua mamalia (seperti tikus, anjing, kuda, babi, atau sapi) bisa terinfeksi leptospirosis. Gejalanya bisa ringan atau bahkan tidak ada sama sekali. Hewan yang terinfeksi leptospirosis bisa mencemari air atau tanah, yang kemudian menyebarkan bakteri ke hewan lain atau manusia.

2. Penyakit lain yang mengintai

Warga melintas di area banjir bandang dan longsor di Kelurahan Huta Nabolon, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Rabu (3/12/2025). (ANTARA FOTO/Yudi Manar)

Selain leptospirosis, bangkai hewan yang terendam banjir juga dapat menjadi sumber berbagai penyakit berbahaya lainnya. Salmonellosis, misalnya, disebabkan oleh bakteri Salmonella yang berkembang biak pada jaringan hewan membusuk dan dapat memicu diare, demam, serta kram perut.

Air banjir yang tercemar kotoran hewan juga berisiko membawa parasit penyebab giardiasis dan cryptosporidiosis, dua infeksi yang sering menimbulkan diare hebat, muntah, serta dehidrasi.

Beberapa bakteri lain seperti Francisella tularensis dapat memicu tularemia, penyakit serius yang menular melalui kontak dengan hewan terinfeksi atau lingkungan tercemar. Bahkan, toksin berbahaya dari Clostridium botulinum yang menyebabkan botulisme bisa muncul di air atau tanah yang tercemar, memicu kelumpuhan jika masuk ke tubuh.

3. Pencegahan penyakit akibat bangkai hewan

Untuk mencegah terpapar penyakit yang dapat menyebar melalui bangkai hewan atau air yang terkontaminasi saat banjir, masyarakat perlu menerapkan langkah-langkah perlindungan yang tepat. Hindari berenang atau berjalan di air banjir tawar, terutama jika memiliki luka terbuka, karena bisa menjadi pintu masuk bakteri atau parasit.

Jangan pernah meminum air dari kolam, sungai, atau sumber terbuka lain yang belum diolah. Jika menemukan bangkai hewan di sumber air, jauhi area tersebut dan segera laporkan kepada otoritas setempat. Pastikan seluruh sumber air yang digunakan untuk minum atau memasak sudah melalui proses penjernihan dan disinfeksi yang benar demi mencegah infeksi berbahaya.

Memahami berbagai penyakit yang bisa muncul akibat bangkai hewan dan air tercemar saat banjir membantu kita mengambil langkah pencegahan yang tepat. Dengan meningkatkan kewaspadaan, risiko penularan dapat ditekan secara signifikan.

Referensi

"Leptospirosis in Animals". Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada Desember 2025.

"About Tularemia". CDC. Diakses pada Desember 2025.

"Leptospirosis". Cleveland Clinics. Diakses pada Desember 2025.

"How to Handle Dead Animal Contamination in Water Supplies Effectively". All Pests. Diakses pada Desember 2025.

Editorial Team