Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Infeksi Oportunistik HIV/AIDS, Muncul saat Sistem Imun Melemah

ilustrasi infeksi oportunistik HIV (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi infeksi oportunistik HIV (pexels.com/Anna Shvets)

Infeksi oportunistik adalah penyakit berkelanjutan yang muncul akibat daya tahan tubuh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menurun. HIV/AIDS merusak CD4, bagian sel darah putih yang berperan dalam kekebalan tubuh. Apabila "gerbang pertahanan" lumpuh, maka virus, bakteri, dan jamur dari luar tubuh mudah menginfeksi.

Hingga saat ini, obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS belum ditemukan. Terapi ARV terbukti efektif dalam menekan pertumbuhan virus, jika pasien rutin melakukannya. 

Infeksi oportunistik bisa muncul apabila CD4 tubuh turun. Apa saja infeksi oportunistik bisa muncul? Bagaimana cara pencegahannya? Yuk, simak ulasan berikut.

1. Tuberkulosis (TBC)

ilustrasi x-ray pasien TBC (unsplash.com/CDC)
ilustrasi x-ray pasien TBC (unsplash.com/CDC)

Salah satu infeksi oportunistik HIV/AIDS yaitu tuberkulosis (TBC), penyakit menyerang paru-paru yang disebarkan oleh Mycobacterium tuberculosis. TBC ditularkan melalui percikan dahak (droplet) dari penderita. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 824 ribu pasien. 

Bagaimana ciri-ciri penyakit TBC pada orang dewasa? Dilansir laman Mayo Clinic, gejala TBC antara lain batuk lebih dari 3 minggu, batuk darah atau berlendir, demam, berkeringat pada malam hari, nyeri dada, serta penurunan berat badan. Ketika imunitas ODHA menurun, penyakit ini lebih mudah menyerang. 

2. Kandidiasis

ilustrasi kandidiasis di area genital (pixabay.com)
ilustrasi kandidiasis di area genital (pixabay.com)

Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Penyakit ini bisa menyebar ke kulit, mulut, dan area genital. Bahkan, beberapa kasus AIDS mengalami kandidiasis di dalam tenggorokan, bronkus, trakea, dan paru-paru.

Sebuah penelitian dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia melaporkan bahwa kandidiasis dialami oleh 84 responden dari jumlah total 191 responden. Berdasarkan jurnal tersebut, infeksi oportunistik ini paling banyak dirasakan oleh ODHA.

3. Herpes simpleks

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Karolina Grabowska)

Penyakit herpes genital disebabkan oleh herpes simplex virus 2 (HSV 2) melalui sentuhan luka dengan pasien. Apalagi ODHA yang memiliki daya tahan tubuh yang menurun rentan terserang penyakit ini.

Terlebih lagi, herpes simpleks tidak bisa disembuhkan. Setelah kering dan mengelupas, luka bisa hadir kembali di lain waktu. Namun, gejala herpes yang menyerang area genital ini dapat ditekan dengan pengobatan. Mengutip laman NHS, cara mengatasi herpes simpleks dengan cara rutin pemakaian antivirus dan obat salep. 

4. Diare kriptosporidiosis

ilustrasi sakit perut (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi sakit perut (pexels.com/Sora Shimazaki)

Parasit cryptosporidium parvum yang singgah pada saluran cerna mengakibatkan diare kriptosporidiosis. Akibat parasit ini, tubuh sering mengeluarkan cairan dan membuat ODHA dehidrasi. Pada kelompok rentan, penyakit diare tidak boleh disepelekan. Perlu tindakan pencegahan supaya parasit ini tidak mampir.

Bagaimana cara pencegahannya? ODHA bisa terjangkit diare kriptosporidiosis karena minuman atau makanan yang terkontaminasi. Menurut laporan dari Jurnal Sistem Kesehatan tahun 2015, tindakan pencegahan diare kriptosporidiosis bagi ODHA antara lain:

  • Mencuci sayur dan buah sebelum dimakan atau dimasak;
  • Minum obat cacing 2 kali setahun;
  • Memakai alas kaki ketika keluar rumah;
  • Mencuci tangan sebelum makan;
  • Menutup makanan supaya tidak terkena debu;
  • Mengurangi pembelian makan di pinggir jalan;
  • Minum air yang telah dimasak sampai mendidih;
  • Memasak makanan sampai benar-benar matang.

5. Toksoplasmosis

ilustrasi daging mentah (pexels.com/Los Muertos Crew)
ilustrasi daging mentah (pexels.com/Los Muertos Crew)

Protozoa Toxoplasma gondii menyebabkan penyakit toksoplasmosis parah pada ODHA. Penyebaran toksoplasmosis melalui makanan terkontaminasi atau daging kurang matang. Ketika CD4 turun kurang dari 200 sel per mikroliter, toksoplasmosis akan mudah menyerang ODHA. Dilansir dari jurnal Tropical Parasitology tahun 2016, toksoplasmosis pada ODHA dapat menyebabkan kecacatan fisik dan psikologis.

Itulah sekilas infeksi oportunistik HIV/AIDS. Namun, masih ada infeksi oportunistik lain yang belum disebutkan. Supaya infeksi oportunistik tidak menyerang perlu pencegahan dengan cara patuh terapi ARV, mencuci sayur dan buah sampai bersih, lakukan prinsip seks sehat, gunakan handuk pribadi, berolahraga rutin, serta penuhi kebutuhan cairan dengan minum air matang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
Bayu Aditya Suryanto
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us