ilustrasi silika (factdr.com)
Menurut keterangan dari American Lung Association, saat seseorang menghirup debu silika, ia menghirup partikel kecil mineral silika. Seiring waktu, partikel debu silika dapat menyebabkan peradangan paru-paru yang mengarah pada pembentukan nodul paru-paru dan jaringan parut di paru-paru (fibrosis paru).
Silikosis adalah penyakit progresif yang biasanya memakan waktu 10–30 tahun setelah paparan pertama untuk berkembang. Seiring waktu, kapasitas paru-paru menurun, dan pasien dengan silikosis, terutama yang memiliki fibrosis masif progresif, mungkin memerlukan dukungan dengan oksigen dan perangkat lain untuk membantu bernapas.
Dalam beberapa kasus silikosis, jaringan parut ini bisa sangat parah sehingga mengarah ke bentuk fibrosis parah, yaitu fibrosis masif progresif. Untuk pasien ini, jaringan parut yang ekstrem dan pengerasan paru-paru dapat mengakibatkan sulit bernapas.
Memiliki silikosis juga meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya, termasuk tuberkulosis, kanker paru-paru, dan bronkitis kronis.
Silika merupakan mineral yang paling melimpah di kerak bumi. Jadi, pekerjaan apa pun yang melibatkan pemecahan, pemotongan, pengeboran, atau penggilingan tanah, granit, batu tulis, batu pasir, atau bahan alami lainnya dapat menyebabkan paparan debu silika. Beberapa pekerjaan berisiko tinggi di antaranya:
- Pekerjaan konstruksi, termasuk jackhammer, pengeboran dan chipping batu, penggalian terowongan, sandblasting, penggilingan aspal, dan pemotongan beton dan batu bata.
- Pembuatan meja batu, terutama menggunakan batu rekayasa.
- Pekerjaan pengecoran.
- Pembuatan keramik.
- Pertambangan dan fracking.