ilustrasi konsultasi dengan psikolog (pexels.com/Alex Green)
Mengatasi sindrom Munchausen mungkin sulit karena kebanyakan pengidapnya tidak mengakui bahwa mereka memiliki masalah dan menolak pengobatan. Ini membuat profesional kesehatan dianjurkan mengadopsi pendekatan non-konfrontatif yang lembut.
Yang jelas, pengidap sindrom Munchausen memiliki masalah dengan mental, tetapi sering kali mengaku memiliki penyakit fisik. Jika ia sudah mengakui perilakunya, bisa langsung dirujuk ke psikolog atau psikiater untuk penanganan lebih lanjut.
Sebenarnya, tidak ada pengobatan standar untuk sindrom Munchausen. Namun, kombinasi terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi psikoanalisis menunjukkan keberhasilan dalam mengendalikan gejala.
Sebagai informasi, psikoanalisis berfungsi untuk mengungkap motivasi bawah sadar, sedangkan CBT membantu mengidentifikasi keyakinan dan pola perilaku.
Terapi keluarga juga bisa dilakukan. Anggota keluarga akan diajarkan bagaimana mengenali ciri-ciri pengidap sindrom Munchausen yang berpura-pura sakit dan diharapkan tidak menunjukkan perhatian atau dukungan ketika itu terjadi.
Nah, itulah sekilas mengenai sindrom Munchausen beserta ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasinya. Semoga membantu!