Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sindrom Sundowning: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

ilustrasi sindrom sundowning atau sindrom sundown (pexels.com/Shashank Kumawat)

Sindrom sundowning, juga dikenal sebagai sindrom sundowner atau sindrom sundown bukanlah penyakit, melainkan sekelompok gejala yang dapat memengaruhi individu dengan demensia, seperti pada pasien penyakit Alzheimer

Demensia merupakan kondisi yang memengaruhi aspek kognitif, yakni memori yang umumnya menjangkit lansia. Individu dengan sindrom sundowning cenderung menunjukkan peningkatan perilaku kebingungan dan agitasi khususnya pada sore menjelang malam. Ketika menunjukkan gejala, individu yang bersangkutan akan lebih mudah merasa cemas dan tak jarang marah-marah tanpa penyebab pasti.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai sindrom sundowning yang penting untuk diketahui, khususnya bila kamu hidup bersama orang dengan demensia.

1. Gejala

ilustrasi sindrom sundowning atau sundowner (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut sebuah laporan dalam jurnal Psychiatry Investigation, para ahli menjelaskan beberapa bentuk gejala sindrom sundowning, yang meliputi:

  • Kebingungan, kecemasan, dan kegelisahan
  • Tingkat perhatian berkurang
  • Mondar-mandir tidak keruan
  • Gangguan tidur
  • Halusinasi visual atau pendengaran
  • Perubahan suasana hati
  • Kadang berteriak-teriak
  • Menjadi sangat menuntut
  • Penuh kecurigaan atau paranoia

Sementara itu, studi skala kecil dalam jurnal Dementia & Neuropsychologia yang melibatkan 36 partisipan menemukan:

  • Sebanyak 53 persen partisipan menunjukkan iritabilitas
  • Sebanyak 47,4 persen menunjukkan perilaku malam yang tidak biasa
  • Sebanyak 42,1 persen menunjukkan agresivitas

Sisanya ditemukan perilaku halusinasi, apatis, cemas, delusi, euforia, perubahan pola makan, serta atau inhibisi (proses mental yang memaksakan pengekangan pada perilaku atau proses mental lainnya).

2.Penyebab

ilustrasi orang dengan Alzheimer (pexels.com/Life Of Pix)

Dirangkum dari laman Alzheimer’s Association dan Alzheimer’s Society, terdapat beberapa faktor penyebab seseorang mengalami sindrom sundowning, di antaranya:

  • Kelelahan mental dan fisik akibat tekanan dari lingkungan yang terasa asing dan membingungkan.
  • Perubahan kadar melatonin yang memengaruhi tubuh dalam merespons suasana siang dan malam.
  • Perubahan paparan cahaya yang dapat memengaruhi perspektif penglihatan.
  • Kesulitan menafsirkan komunikasi verbal dan nonverbal dari orang lain.
  • Gangguan tidur termasuk berkurangnya kebutuhan tidur serta kesulitan membedakan mimpi dan kenyataan saat tidur.
  • Penurunan penglihatan dan pendengaran.
  • Kehilangan rutinitas.
  • Timbulnya suara bising dari sekitar

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, sindrom sundowning biasanya terjadi bersamaan dengan jenis demensia, misalnya penyakit Alzheimer. Sindrom ini mungkin juga berpengaruh terhadap kondisi mental. Ini diungkapkan lewat sebuah studi dalam jurnal Psychiatry Investigation tahun 2011. Namun, tidak semua jenis demensia menyebabkan sindrom sundowning.

3.Faktor risiko

ilustrasi lansia dengan demensia (pexel.com/Kindel Media)

Menurut sebuah studi observasional dalam Journal of Alzheimer’s Disease tahun 2019, ditemukan bahwa hampir 28 persen individu dengan sindrom sundowning memiliki fitur genetik spesifik, terutama alel APOEɛ4.

Dilansir Medical News Today, faktor risiko terkait sindrom sundowning meliputi beberapa kondisi, di antaranya:

  • Penuaan menjadi paruh baya
  • Mengalami demensia, seperti penyakit Alzheimer
  • Mengalami gangguan perilaku tidur fase gerak mata cepat (rapid eye movement sleep behavior disorder)

4.Penanganan

ilustrasi sindrom sundowning (pexels.com/Alexavier Rylee Cimafranca)

Intervensi medis sebaiknya ditempuh terlebih jika sindrom sundowning berkaitan dengan kondisi tertentu, seperti penyakit Alzheimer. Dokter mungkin akan memberi beberapa resep obat. Jika diperlukan, melatonin dan obat antipsikotik mungkin juga akan diberikan.

Di samping itu, ada pula intervensi non-medis yang bisa dijadikan alternatif untuk menangani gejala, seperti:

  • Pemberian stimulasi multisensori dapat diwujudkan dengan kegiatan melukis atau mendengarkan musik.
  • Mengoptimalkan jenis terapi tertentu, misalnya terapi cahaya, terapi musik, dan terapi kehadiran simulasi.
  • Penggunaan minyak esensial sebagai bentuk aromaterapi dengan aroma lavender, lemon, dan lain sebagainya.

5.Perubahan gaya hidup yang diperlukan

ilustrasi kakek dan nenek menikmati secangkir teh di pagi hari (pexels.com/MART PRODUCTION)

Menghadapi lansia dengan gejala sindrom sundowning bisa menantang. Selain perlu sabar, sebaiknya orang terdekat atau perawatnya perlu melakukan beberapa hal untuk menghindari pemicu sindrom tersebut. Adapun beberapa opsi preventif yang bisa diterapkan yaitu:

  • Membantu lansia dengan melakukan hal-hal yang santai dan menyenangkan.
  • Memberi dorongan untuk melakukan rutinitas seperti makan, tidur, dan mandi secara teratur.
  • Menciptakan suasana yang tenang dan meminimalkan kebisingan.
  • Mengajak bicara dengan nada lemah lembut dan hindari perdebatan.
  • Untuk mengurangi kegelisahan, ajak lansia menikmati aktivitas berjalan santai.
  • Menyarankan untuk membatasi konsumsi kafein, alkohol, dan tidak merokok.
  • Identifikasi segala bentuk perubahan tingkah laku dan kemungkinan pemicunya

Lingkungan yang tidak mendukung bisa memperparah gejala sindrom sundowning pada lansia dengan demensia, serta akan makin parah bila pola hidupnya tidak sehat. Jika kamu hidup dengan individu yang memiliki demensia, perhatikanlah kondisinya. Bila mendapati gejala-gejala sindrom sundowning, segera konsultasikan ke dokter agar segera bisa ditangani.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Bayu Aditya Suryanto
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us