ilustrasi perempuan skizofrenia yang pergi ke psikiater (pexels.com/ MART PRODUCTION)
Meskipun perawatan untuk penyakit mental biasanya tidak dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, tetapi dokter akan membantu sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan pengalaman unik mereka tentang skizofrenia serta tantangan unik yang dihadapi.
Karena perempuan memiliki onset penyakit yang lebih lambat dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gejala afektif, dokter harus berhati-hati untuk menyingkirkan penyakit mental lainnya, seperti gangguan skizoafektif atau gangguan bipolar, saat mendiagnosis skizofrenia.
Perawatan untuk perempuan dengan skizofrenia harus mencakup psikoedukasi dan dukungan untuk kebutuhan ibu dengan anak. Obat antipsikotik dapat memengaruhi kemampuan menyusui dan jumlah energi yang dimiliki ibu untuk mengasuh anak-anaknya, merujuk pada laporan dalam Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing tahun 2012.
Rencana perawatan yang disesuaikan untuk perempuan juga harus mencakup pendidikan tentang kesehatan fisik. Perempuan dengan skizofrenia cenderung tidak peduli dengan kesehatan fisik mereka. Ini membuat mereka berisiko terkena kanker payudara, osteoporosis, dan kondisi tiroid yang tidak diobati. Profesional kesehatan mental juga harus mempertimbangkan untuk membuat rencana keselamatan bagi perempuan dengan skizofrenia yang berisiko tinggi untuk melakukan bunuh diri.
Setiap orang dengan penyakit mental mengalami tantangan penyakit mental mereka sebagai individu. Perempuan dengan skizofrenia tidak terkecuali. Namun, profesional kesehatan mental dan anggota keluarga dapat membantu mereka dengan baik ketika mereka mengedukasi diri mereka sendiri tentang gejala umum dan tantangan yang dihadapi perempuan dengan penyakit mental ini. Sangat penting untuk diingat bahwa skizofrenia bukan hanya gangguan anak muda.