Gagal jantung tidak berarti jantung berhenti berdetak. Sederhananya, gagal jantung terjadi saat otot jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Siapa pun bisa mengalaminya, bahkan jika kamu mempraktikkan gaya hidup sehat atau tidak pernah mengalami serangan jantung.
Kondisi jantung bawaan, atau penyakit yang tidak dikelola dengan baik seperti diabetes yang dapat merusak jantung, dapat mengantar kamu ke status risiko yang lebih tinggi.
Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa gagal jantung memiliki banyak segi—bisa ringan, tanpa gejala, atau bisa sangat parah hingga membuat seseorang butuh transplantasi jantung untuk bisa bertahap hidup.
Gagal jantung biasanya merupakan kondisi kronis jangka panjang, walaupun bisa juga datang secara tiba-tiba. Sering kali menjadi lebih buruk, tetapi tidak selalu.
Klasifikasi gagal jantung menjadi empat tahap cukup baru dan digunakan secara khusus oleh komunitas gagal jantung—bukan oleh masyarakat awam dan bahkan jarang oleh sebagian besar ahli jantung. Tahapan ini ditetapkan untuk menekankan pentingnya pencegahan gagal jantung.
Dokter menggunakan dua jenis sistem klasifikasi untuk menentukan terapi yang ideal bagi pasien gagal jantung.
American College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA) memiliki empat tahap, yaitu A–D.
Sistem klasifikasi AHA bergantung pada bukti objektif dari berbagai jenis tes jantung yang menunjukkan jantung tidak berfungsi dengan baik dan kemungkinan prognosisnya. Sistem ini dapat menunjukkan bahwa otot jantung berisiko tinggi melemah dan dapat menyebabkan disfungsi multiorgan.
New York Heart Association (NYHA) memiliki empat kelas penyakit jantung. NYHA melengkapi ACC/AHA karena menggambarkan gejala pasien sehubungan dengan aktivitas fisik biasa, dan termasuk pasien yang tidak mengalami gagal jantung namun berisiko tinggi untuk mengembangkannya. Yuk, ketahui berbagai tahapan atau stadium gagal jantung!