ilustrasi vaksin COVID-19 (unsplash.com/Evergreens & Dandelions)
Menurut para peneliti, jenis apa pun vaksin yang kamu terima, risiko serangan jantung dan stroke menurun. Namun, kekebalan tubuh akan menurun seiring waktu, ini sebabnya masyarakat memerlukan vaksin penguat (booster).
Orang yang pernah mengalami infeksi COVID-19 parah disarankan untuk mendiskusikan potensi peningkatan bahaya kesehatan yang disebabkan oleh COVID-19. Ini penting sebagai tindakan pencegahan penyakit kardiovaskular di masa mendatang.
Studi baru menemukan bahwa infeksi COVID-19 tampaknya meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan kematian secara signifikan hingga tiga tahun di antara orang-orang yang tidak divaksinasi pada awal pandemi, ketika strain virus SARS-CoV-2 asli muncul.
Temuan tersebut, di antara orang-orang dengan atau tanpa penyakit jantung, mengonfirmasi penelitian sebelumnya yang menunjukkan risiko kejadian kardiovaskular yang lebih tinggi setelah infeksi COVID-19 tetapi merupakan yang pertama menunjukkan peningkatan risiko tersebut mungkin berlangsung hingga tiga tahun setelah infeksi awal, setidaknya di antara orang-orang yang terinfeksi pada gelombang pertama pandemi.
Referensi
James R. Hilser, Neal J. Spencer, Kimia Afshari, Frank D. Gilliland, et al. "COVID-19 Is a Coronary Artery Disease Risk Equivalent and Exhibits a Genetic Interaction With ABO Blood Type". Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, Oktober 2024.
ABC News. Diakses pada Oktober 2024. COVID-19 infections during 1st wave linked to higher risk of heart attack and stroke: Study.
National Institutes of Health. Diakses pada Oktober 2024. First wave of COVID-19 increased risk of heart attack, stroke up to three years later.