Studi: Harapan Hidup hingga 100 Tahun Mulai Menurun

- Sebuah studi mengungkapkan bahwa peluang anak-anak yang lahir setelah tahun 2010 untuk mencapai usia 100 tahun relatif kecil; 5,1 persen untuk perempuan dan 1,8 persen untuk laki-laki.
Puluhan tahun lalu, ahli gerontologi Jay Olshansky meramalkan bahwa rata-rata anak hanya akan hidup hingga usia 85 tahun melalui sebuah studi. Ia dan rekannya memprediksi hanya 1 hingga 5 persen yang mungkin bertahan hidup hingga ulang tahun ke-100 mereka.
Kini, 34 tahun kemudian, Olshansky mengatakan bahwa ia dan rekan penulisnya telah membuktikan ramalan tersebut. Analisis tentang harapan hidup ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Aging pada 7 Oktober 2024.
1. Peningkatan usia harapan hidup mulai melambat

Selama abad ke-20, harapan hidup manusia meningkat sekitar tiga tahun setiap dekade, berkat kemajuan dalam kesehatan masyarakat dan kedokteran. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa laju peningkatan ini tidak lagi bersifat berkelanjutan.
Olshansky dan rekan-rekannya yang menganalisis data kematian di 10 negara dari tahun 1990 hingga 2019. Sepuluh negara tersebut meliputi Australia, Prancis, Hong Kong, Italia, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Amerika Serikat.
Data tersebut menunjukkan bahwa kenaikan harapan hidup di dekade 2010–2019 jauh lebih lambat dibandingkan dekade-dekade sebelumnya. Hal ini menegaskan bahwa harapan hidup mungkin memiliki batasan biologis.
2. Persentase anak yang mencapai usia 100 tahun masih rendah
Studi ini mengungkapkan bahwa peluang anak-anak yang lahir setelah tahun 2010 untuk mencapai usia 100 tahun relatif kecil. Analsis menemukan hanya 5,1 persen untuk perempuan dan 1,8 persen untuk laki-laki.
Pengecualian terlihat di Hong Kong, yang mana perempuan memiliki kemungkinan tertinggi untuk hidup hingga usia 100 tahun dengan persentase 12,8 persen. Meski manusia masih hidup lebih lama, tetapi laju pertumbuhannya melambat. Menurut Olshansky, era perpanjangan usia harapan hidup manusia mungkin telah berakhir.
3. Perlu terobosan medis

Menambah usia harapan hidup lebih jauh akan memerlukan terobosan medis yang mampu mengatasi penyakit-penyakit yang menyerang orang lanjut usia, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Namun, peneliti lain, seperti Dmitri Jdanov, seorang demografer di Institut Max Planck, tetap optimis bahwa kemajuan teknologi bisa membuka jalan bagi revolusi kesehatan. Hal ini mirip dengan penurunan dramatis dalam kematian anak selama abad ke-20.
Pernyataan Dmitri ditulis sebagai sebuah komentar yang menyertai makalah tersebut dan diterbitkan dalam jurnal yang sama.
Di sisi lain, Olshansky memperingatkan bahwa memerangi proses penuaan biologis adalah tantangan besar yang mungkin tidak bisa diatasi dengan mudah.
Bukti terbaru menunjukkan bahwa era peningkatan usia manusia mungkin telah mencapai titik jenuhnya. Penelitian Olshansky dan rekan memperingatkan bahwa batas biologis kehidupan manusia makin jelas, dengan makin sedikitnya peluang untuk hidup hingga usia 100 tahun.
Referensi
Olshansky, S.J., Willcox, B.J., Demetrius, L. et al. "Implausibility of radical life extension in humans in the twenty-first century." Nature Aging, October 7, 2024.
Adam, David. “Life Expectancy Rise in Rich Countries Slows down: Why Discovery Took 30 Years to Prove.” Nature, October 7, 2024.