Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang perempuan yang tampak kesakitan menekan bagian tengah dadanya.
ilustrasi perempuan mengalami serangan jantung (freepik.com/stefamerpik)

Intinya sih...

  • Studi 15 tahun pada 2.790 orang berusia di bawah 65 tahun menemukan, lebih dari separuh kasus serangan jantung pada perempuan ternyata tidak disebabkan oleh sumbatan arteri koroner klasik.

  • SCAD jadi penyebab utama serangan jantung pada perempuan muda dan ini sering salah diagnosis.

  • Gejala serangan jantung perempuan bisa berbeda dibanding pada laki-laki: sesak napas, mual, pusing, bukan cuma nyeri dada klasik.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Penyebab serangan jantung pada orang yang lebih muda sering kali dianggap sama dengan orang lanjut usia, yaitu penyumbatan arteri akibat penumpukan kolesterol. Namun, sebuah studi besar yang berlangsung selama 15 tahun menemukan fakta yang mengejutkan.

Menurut penelitian yang melibatkan hampir 3.000 orang berusia 65 tahun ke bawah ini, lebih dari separuh serangan jantung pada perempuan muda tidak disebabkan oleh sumbatan arteri klasik.

Temuan yang dipublikasikan pada 15 September dalam Journal of the American College of Cardiology ini bisa mengubah cara unit gawat darurat mendiagnosis dan menangani serangan jantung, sehingga pasien, khususnya perempuan, bisa mendapatkan pengobatan yang tepat waktu.

Penyebab tersembunyi serangan jantung pada perempuan

Riset ini dikenal dengan nama Olmsted Cardiac Troponin in Persons Under Sixty-six (OCTOPUS ), yang meneliti kasus serangan jantung di Olmsted County, Minnesota, Amerika Serikat, antara tahun 2003–2018.

Alih-alih hanya mengandalkan gejala klasik seperti nyeri dada dan perubahan elektrokardiogram (EKG), peneliti melacak semua pasien usia 65 tahun atau kurang yang memiliki kadar troponin tinggi, protein yang dilepaskan saat otot jantung rusak.

Hasilnya, tercatat 4.116 kejadian troponin positif pada 2.790 orang. Dua ahli jantung memeriksa secara rinci rekam medis, pencitraan jantung, hingga angiogram koroner. Jika terjadi perbedaan pendapat, pakar tambahan dilibatkan.

Dengan pendekatan detektif medis ini, serangan jantung diklasifikasikan menjadi enam kategori:

  • Aterotrombosis: Terjadi saat plak lemak di dinding arteri koroner pecah, memicu pembentukan gumpalan darah yang menyumbat aliran ke otot jantung. Dampaknya mirip serangan jantung klasik dan perlu tindakan segera untuk membuka kembali arteri. Ini dinyatakan oleh para peneliti sebagai sumbatan arteri klasik.

  • Diseksi arteri koroner spontan/spontaneous coronary artery dissection (SCAD): SCAD muncul karena robekan mendadak pada lapisan dalam arteri koroner, bukan akibat plak. Darah menumpuk di dinding arteri, mempersempit saluran dan mengganggu aliran darah ke jantung, sering terjadi pada perempuan muda tanpa faktor risiko arteri koroner.

  • Emboli: Emboli jantung terjadi saat bekuan darah atau material lain terbawa dari organ lain lalu tersangkut di arteri koroner. Penyumbatan ini tiba-tiba menghentikan pasokan darah ke otot jantung dan bisa terjadi meski arteri sejatinya sehat.

  • Spasme arteri: Pada spasme arteri, otot polos dinding koroner berkontraksi mendadak dan mengurangi aliran darah. Meski tanpa gumpalan atau plak, tetapi vasokonstriksi yang parah dapat memicu nyeri dada dan kerusakan jaringan mirip serangan jantung.

  • Supply-demand mismatch: Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen terjadi ketika jantung butuh lebih banyak oksigen (misalnya saat demam, anemia, atau takikardia) namun aliran darah tidak mencukupi. Otot jantung menjadi iskemik (pasokan darah dan oksigen tidak mencukupi) tanpa adanya penyumbatan arteri primer.

  • Kasus yang benar-benar tidak dapat dijelaskan.

Temuan studi sangat mencolok. Pada laki-laki muda, 75 persen serangan jantung disebabkan sumbatan arteri klasik. Sementara pada perempuan, angkanya hanya 47 persen, dengan 53 persen lainnya berasal dari penyebab berbeda.

Khusus SCAD muncul pada 11 persen serangan jantung perempuan, jauh lebih tinggi dibanding <1 persen pada laki-laki. Parahnya, 55 persen kasus SCAD awalnya salah diagnosis sebagai sumbatan klasik. Kesalahan ini berbahaya karena prosedur standar seperti angioplasti justru bisa memperparah robekan pembuluh darah.

Selain itu, perempuan memiliki angka kejadian serangan jantung lebih rendah secara keseluruhan, sekitar 48 per 100.000 orang per tahun, dibanding 137 per 100.000 pada laki-laki. Untuk kasus sumbatan klasik, selisihnya makin jelas, yakni 23 per 100.000 perempuan vs 105 per 100.000 laki-laki.

Meski begitu, jika perempuan mengalami serangan jantung klasik, tingkat keparahannya sama dengan laki-laki. Menariknya, perempuan cenderung punya faktor risiko tambahan seperti diabetes dan hipertensi, yang mungkin diperlukan untuk memicu penyakit jantung dengan tingkat keparahan serupa.

Studi ini juga menyoroti bahwa serangan jantung sekunder, misalnya akibat anemia berat atau tekanan darah sangat rendah, memiliki angka kematian tertinggi dalam lima tahun, yaitu 33 persen. Sebaliknya, pasien SCAD dalam studi ini tidak ada yang meninggal.

Gejala serangan jantung pada perempuan

ilustrasi serangan jantung (freepik.com/jcomp)

Perempuan muda dan sehat bukan berarti kebal dari serangan jantung.

Banyak perempuan mengira gejala serangan jantung pasti mudah dikenali. Namun, kenyataannya gejalanya bisa samar dan menyesatkan. Meski gejalanya tidak jelas, tetapi dampaknya bisa berbahaya, terutama jika korban tidak segera mendapat pertolongan.

Jika kamu merasakan salah satu gejala ini, segera bergegas ke rumah sakit atau cari pertolongan medis darurat:

  • Rasa tidak nyaman, tekanan, sesak, atau nyeri di tengah dada yang berlangsung lebih dari beberapa menit atau hilang timbul kembali.

  • Nyeri atau ketidaknyamanan di salah satu lokasi berikut:

    • Lengan (satu atau kedua).

    • Punggung.

    • Leher.

    • Rahang.

    • Perut.

  • Sesak napas, baik disertai atau tanpa nyeri dada.

  • Gejala lain seperti keringat dingin, mual, atau pusing.

Seperti pada laki-laki, nyeri atau ketidaknyamanan di dada adalah gejala paling umum serangan jantung pada perempuan. Namun, beberapa perempuan justru merasakan tekanan di punggung atas, seolah-olah diperas atau diikat dengan tali. Mereka juga bisa mengalami gejala yang kurang umum, seperti:

  • Kecemasan mendadak.

  • Sesak napas.

  • Perut tidak nyaman atau mual.

  • Nyeri di bahu, punggung, atau lengan.

  • Kelelahan ekstrem dan kelemahan yang tiba-tiba.

Tanda nyeri dada yang patut dicurigai sebagai masalah jantung antara lain:

  • Nyeri rahang muncul saat aktivitas fisik sedang dan reda saat istirahat.

  • Nyeri dominan di sisi kiri rahang, tanpa bengkak atau kemerahan.

  • Rasa sakit menjalar ke leher dan lengan.

  • Disertai sesak napas, keringat dingin, atau kulit lembap.

  • Ada faktor risiko jantung lain, seperti merokok, diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner.

Para ahli menekankan pentingnya komunikasi yang jelas dengan tenaga kesehatan. Pakai bahasa langsung, seperti menjelaskan gejala yang dialami secara menyeluruh, beri tahu riwayat keluarga, dan kekhawatiran akan serangan jantung. Cara ini membantu dokter fokus pada gejala utama tanpa meremehkannya.

Jika dokter tampak ragu, jangan segan untuk mencari pendapat kedua, atau ajak seseorang agar bisa membantu kamu memperjuangkan hak pasien.

Referensi

"Heart Attack Symptoms in Women." American Heart Association. Diakses September 2025.

Claire E Raphael et al., “Causes of Myocardial Infarction in Younger Patients,” Journal of the American College of Cardiology, August 1, 2025, https://doi.org/10.1016/j.jacc.2025.07.012.

"Study Reveals Unexpected Causes of Heart Attacks for Women Under 65." Healthline. Diakses September 2025.

Editorial Team