Selama penelitian, tim peneliti memasak lima dada ayam dengan lima cara berbeda, yakni menggoreng dalam wajan, menumis, menggoreng dengan minyak banyak, merebus, dan dengan air fryer.
Peneliti mendirikan dapur di lab mereka untuk melihat perbandingan berbagai metode saat memasak dada ayam.
Mereka mengukur tingkat partikel (PM) antara 0,18 hingga 26 mikron, serta tingkat senyawa organik yang mudah menguap (VOC).
Suhu memasak ditemukan sebagai faktor kunci yang berkorelasi dengan besarnya emisi PM dan VOC, sedangkan volume minyak berkorelasi negatif dengan kadar PM.
Untuk PM, pengukuran dilakukan dalam satuan mikrogram per meter kubik, urutannya adalah sebagai berikut:
- Memasak dengan wajan (92,9 PM)
- Memasak dengan metode tumis (26,7 PM)
- Memasak dengan minyak banyak (7,7 PM)
- Metode merebus (0,7 PM)
- Menggunakan air fryer (0,6 PM)
Data tersebut mengartikan bahwa tingkat partikel mencapai puncaknya saat memasak dengan wajan, dan yang terendah kala menggunakan air fryer—150 kali lebih sedikit daripada menggoreng dengan wajan.