Kekurangan vitamin C bisa terjadi jika asupan buah dan sayur rendah. Bahkan pada orang dengan pola makan sehat, masalah pencernaan yang menghambat penyerapan nutrisi juga dapat menyebabkan kadar vitamin C di bawah normal.
Suplemen vitamin C tunggal dapat membantu, tetapi multivitamin yang mengandung vitamin C juga aman dan bermanfaat. Bagi kebanyakan orang dewasa sehat, dosis standar multivitamin tergolong aman. Akan tetapi, tetap perlu diingat bahwa suplemen apa pun bisa berinteraksi dengan obat, suplemen lain, atau kondisi medis tertentu.
Angka kecukupan vitamin C yang dibutuhkan per hari
Bayi/anak | |
0–5 bulan | 45 mg |
6–11 bulan | 50 mg |
1–3 tahun | 40 mg |
4–6 tahun | 45 mg |
7–9 tahun | 45 mg |
Laki-laki | |
10–12 tahun | 50 mg |
13–15 tahun | 75 mg |
16–18 tahun | 90 mg |
19–29 tahun | 90 mg |
30–49 tahun | 90 mg |
50–64 tahun | 90 mg |
65–80 tahun | 90 mg |
80+ tahun | 90 mg |
Perempuan | |
10–12 tahun | 50 mg |
13–15 tahun | 65 mg |
16–18 tahun | 75 mg |
19–29 tahun | 75 mg |
30–49 tahun | 75 mg |
50–64 tahun | 75 mg |
65–80 tahun | 75 mg |
80+ tahun | 75 mg |
Hamil | |
Trimester 1 | +10 mg |
Trimester 2 | +10 mg |
Trimester 3 | +10 mg |
Sumber: Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.
Mengonsumsi vitamin C dalam jumlah berlebihan dapat berbahaya, terutama jika kamu memiliki penyakit ginjal, dan dosis tinggi tidak memberikan manfaat tambahan. Selalu konsultasikan dengan dokter, ahli gizi, atau apoteker sebelum memulai suplemen baru, terutama jika kamu sedang mengonsumsi obat resep atau memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Karena suplemen tidak diatur seketat obat, pilihlah produk dari produsen yang bereputasi baik dan memiliki izin edar.
Vitamin C juga dapat berinteraksi dengan beberapa obat dan terapi, terutama terapi radiasi, agen kemoterapi, dan statin (obat penurun lipid). Selalu periksakan kepada tenaga kesehatan atau apoteker mengenai kemungkinan interaksi obat dan suplemen setiap kali kamu menambahkan obat baru ke dalam pengobatan yang sedang kamu jalani.
Referensi
"Vitamin C." National Institutes of Health. Diakses November 2025.
Chittaranjan Andrade, “Dosing Patients With Oral Iron Supplements,” The Journal of Clinical Psychiatry 86, no. 4 (October 8, 2025), https://doi.org/10.4088/jcp.25f16139.
Madalyn Riley Higgins, Azimeh Izadi, and Mojtaba Kaviani, “Antioxidants and Exercise Performance: With a Focus on Vitamin E and C Supplementation,” International Journal of Environmental Research and Public Health 17, no. 22 (November 15, 2020): 8452, https://doi.org/10.3390/ijerph17228452.
Chun-Chung Chou et al., “Short-Term High-Dose Vitamin C and E Supplementation Attenuates Muscle Damage and Inflammatory Responses to Repeated Taekwondo Competitions: A Randomized Placebo-Controlled Trial,” International Journal of Medical Sciences 15, no. 11 (January 1, 2018): 1217–26, https://doi.org/10.7150/ijms.26340.
Dylan R. Rogers, Denis J. Lawlor, and James L. Moeller, “Vitamin C Supplementation and Athletic Performance: A Review,” Current Sports Medicine Reports 22, no. 7 (July 1, 2023): 255–59, https://doi.org/10.1249/jsr.0000000000001083.
"Zink." National Institutes of Health. Diakses November 2025.
Seulgi Lee, Ji-Yun Hwang, and Kirang Kim, “Pattern of Dietary and Supplemental Vitamin C Intake According to the Level of Fruit and Vegetable Consumption,” Nutrition Research and Practice 19, no. 5 (January 1, 2025): 786, https://doi.org/10.4162/nrp.2025.19.5.786.
Adina Alberts et al., “Vitamin C: A Comprehensive Review of Its Role in Health, Disease Prevention, and Therapeutic Potential,” Molecules 30, no. 3 (February 6, 2025): 748, https://doi.org/10.3390/molecules30030748.