Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang laki-laki melakukan bench press.
ilustrasi bench press (unsplash.com/Shoham Avisrur)

Intinya sih...

  • Mengumpat terbukti meningkatkan performa fisik dalam tugas kekuatan dan daya tahan.

  • Efeknya bekerja lewat mekanisme psikologis: fokus, psychological flow, dan berkurangnya hambatan mental.

  • Mengumpat bukan solusi universal, tetapi bisa menjadi alat sederhana untuk “all out” saat dibutuhkan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengumpat sering dipandang sebagai kebiasaan buruk yang tidak sopan, tidak pantas, dan sebaiknya dihindari. Namun, dalam situasi tertentu, kata-kata kasar justru keluar dari mulut secara refleks. Bisa karena menahan sakit, frustrasi, atau mendorong diri melewati batas kemampuan.

Menariknya, sains melihat fenomena ini dari sudut pandang yang berbeda. Sejumlah penelitian psikologi dan ilmu olahraga menemukan bahwa mengumpat bukan sekadar pelampiasan emosi, melainkan bisa berdampak langsung pada performa fisik.

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal American Psychologist menunjukkan bahwa mengucapkan kata umpatan dapat membantu kamu menjadi lebih kuat dan lebih tahan lama dalam melakukan tugas fisik yang menantang.

Temuan studi: mengumpat bikin kamu lebih berani “all out”

Penelitian yang dipimpin oleh Richard Stephens dari Keele University, Inggris, melibatkan ratusan partisipan dalam serangkaian eksperimen terkontrol. Para peserta diminta melakukan latihan kekuatan sederhana, seperti chair push-up, sambil mengucapkan kata umpatan pilihan mereka atau kata netral setiap beberapa detik.

Hasilnya konsisten, bahwa peserta yang mengumpat mampu menopang berat badannya lebih lama dibandingkan mereka yang mengucapkan kata netral. Temuan ini bukan kebetulan, tetapi telah berulang kali direplikasi dalam berbagai studi sebelumnya, termasuk pada tes daya tahan tubuh, wall sit, hingga plank.

Artinya, ada sesuatu dalam proses mengumpat yang membantu tubuh bekerja lebih maksimal.

Awalnya, para peneliti menduga bahwa mengumpat meningkatkan kekuatan karena memicu respons fisiologis seperti peningkatan denyut jantung atau adrenalin. Namun, penelitian lanjutan menunjukkan bahwa peningkatan performa ini tetap terjadi walaupun respons fisiologis tersebut tidak signifikan.

Penjelasan yang lebih kuat justru datang dari aspek psikologis, yakni kondisi yang disebut state disinhibition. Dalam keadaan ini, seseorang menjadi kurang menahan diri, baik secara sosial maupun mental, dan lebih berani “all out”.

Mengumpat membantu menyingkirkan hambatan internal seperti rasa canggung, takut terlihat berlebihan, atau dorongan untuk bermain aman. Dengan kata lain, umpatan membuat seseorang berhenti menahan diri dan benar-benar mengerahkan potensi fisiknya.

Mengumpat juga meningkatkan fokus dan rasa percaya diri

ilustrasi percaya diri (vecteezy.com/designverse01)

Penelitian ini juga menemukan bahwa mengumpat meningkatkan beberapa kondisi mental penting yang berkontribusi pada performa fisik. Salah satunya adalah psychological flow, yaitu keadaan saat seseorang tenggelam sepenuhnya dalam aktivitas yang sedang dilakukan, dengan fokus tinggi dan gangguan minimal.

Selain itu, peserta yang mengumpat melaporkan tingkat distraksi yang lebih “produktif”. Kata umpatan justru mengalihkan pikiran dari rasa lelah atau keraguan, sehingga perhatian tidak terjebak pada ketidaknyamanan fisik.

Kepercayaan diri pun ikut meningkat. Kombinasi fokus, keberanian, dan keyakinan inilah yang akhirnya membuat seseorang mampu bertahan lebih lama dan mendorong tubuh melewati batas biasanya.

Apakah mengumpat selalu efektif?

Para peneliti menegaskan bahwa mengumpat bukanlah jurus ajaib. Efeknya paling terasa pada tugas fisik singkat dan intens, yang membutuhkan dorongan mental untuk mengatasi rasa ragu atau keengganan.

Selain itu, efek ini sangat kontekstual. Mengumpat di gym atau saat latihan sendirian jelas berbeda dengan mengumpat di ruang publik atau situasi sosial tertentu. Norma sosial tetap berperan, dan tidak semua konteks cocok untuk strategi ini.

Para peneliti juga mengingatkan bahwa performa fisik dipengaruhi banyak faktor, termasuk latihan, istirahat, nutrisi, dan kondisi mental secara keseluruhan.

Temuan ini membantu menjelaskan mengapa mengumpat begitu universal dalam budaya manusia. Di momen-momen genting, kata-kata kasar bisa menjadi alat psikologis yang murah, mudah diakses, dan bebas efek samping untuk membantu seseorang “tidak menahan diri”.

Dalam konteks olahraga, rehabilitasi, atau situasi yang menuntut keberanian dan dorongan ekstra, mengumpat bisa menjadi cara sederhana untuk memutus keraguan internal.

Bukan berarti mengumpat harus dibenarkan di semua situasi. Namun, sains menunjukkan bahwa umpatan menyimpan fungsi psikologis yang nyata, yaitu membantu kamu melampaui batas diri.

Referensi

“Supplemental Material for ‘Don’t Hold Back’: Swearing Improves Strength Through State Disinhibition,” American Psychologist, December 4, 2025, https://doi.org/10.1037/amp0001650.supp.

"Why swearing makes you stronger." American Psychological Association. Diakses Desember 2025.

Editorial Team