Meskipun puasa menawarkan banyak manfaat, penting untuk melakukannya dengan hati-hati, terutama bagi individu dengan penyakit autoimun. Tidak semua orang bisa berpuasa dengan baik. Risiko yang perlu diwaspadai termasuk kekurangan energi yang ekstrem dan kekurangan gizi.
Selain itu, dikhawatirkan puasa berkepanjangan dapat mengurangi kekebalan tubuh akibat perubahan distribusi sel kekebalan. Karenanya, penting bagi setiap individu dengan kondisi autoimun untuk mempertimbangkan kondisi kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter yang merawat sebelum memulai puasa.
Berpuasa bagi pasien penyakit autoimun memang terkadang bisa menantang, tetapi dengan perencanaan yang tepat serta panduan dari dokter, ibadah ini tetap bisa dijalankan dengan aman dan nyaman.
Kunci utamanya adalah mendengarkan tubuh, menjaga keseimbangan nutrisi, dan memahami kapan harus membatalkan puasa jika diperlukan. Dengan demikian, pasien penyakit autoimun tetap bisa mendapatkan manfaat spiritual dari berpuasa tanpa mengorbankan kesehatan.
Referensi
"Intermittent Fasting for Autoimmune Diseases." Aria Integrative. Diakses Maret 2025.
Barati, M., Ghahremani, A., & Ahmadabad, H. N. (2023). "Intermittent fasting: A promising dietary intervention for autoimmune diseases." Autoimmunity Reviews, 22(10), 103408. https://doi.org/10.1016/j.autrev.2023.103408
"Is Fasting Good for Autoimmune Diseases?" Caplan Health Institute. Diakses Maret 2025.
"Skipping Breakfast and Fasting May Compromise the Immune System." Medical News Today. Diakses Maret 2025.
"Intermittent Fasting for Gut Health." Real Life of Pie. Diakses Maret 2025.