ilustrasi hamil (pexels.com/Yan Krukov)
Perempuan tersebut sebelumnya pernah menjalankan operasi serupa namun mengalami kegagalan, diangkat hanya dalam periode dua minggu setelah transplantasi dilakukan. Untungnya, kali ini tim medis dapat melakukan transplantasi kedua pada Januari 2023.
Kondisi pasien yang stabil selama lebih dari 10 bulan, membuat Samsung Medical Center mendeklarasikan bahwa operasi tersebut berhasil. Namun, meski hasilnya cukup menjanjikan, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh penerimaan organ di dalam tubuh. Karena rahim yang tampaknya bisa berfungsi dengan baik, tim medis berharap pasien bisa melahirkan bayi yang sehat.
Transplantasi rahim tidak bersifat permanen. Setelah satu atau dua kehamilan, rahim harus diangkat kembali melalui pembedahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari ketergantungan seumur hidup pada obat-obatan, yaitu imunosupresif, yang diperlukan untuk mencegah tubuh menolak rahim yang ditransplantasikan.
Metode ini masih dianggap sebagai operasi eksperimental di seluruh dunia. Transplantasi rahim pertama yang berhasil menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dilakukan di Swedia pada tahun 2014. Tim medis di beberapa negara lain, termasuk Inggris, Jerman, dan India, juga telah berhasil melakukannya.
Selain keunikan operasinya, prosedur ini juga mahal dan tidak ditanggung oleh National Health Insurance. Namun, bagi perempuan tidak subur yang ingin melahirkan anak kandung, transplantasi rahim saat ini merupakan satu-satunya pilihan karena melahirkan melalui ibu pengganti—proses saat orang lain mengandung atas nama orang tua yang dituju—tidak diakui oleh hukum Korea Selatan.