Ada beberapa jenis pengalaman yang dapat menjadi trauma kelahiran. Keadaan darurat medis fisik pada perempuan yang melahirkan selama atau sesaat sebelum atau setelah kelahiran adalah salah penyebab perempuan dapat mengalami trauma kelahiran.
Keadaan darurat tersebut dapat meliputi:
- Induksi, yaitu metode untuk memulai persalinan.
- Memerlukan operasi caesar darurat.
- Pendarahan setelah melahirkan.
- Eklamsia, yang merupakan komplikasi preeklamsia.
- Solusio plasenta, yaitu pemisahan plasenta dari rahim sebelum kelahiran.
- Kebutuhan mendesak akan tim medis dalam jumlah besar yang sebelumnya tidak diketahui sebelum persalinan.
Trauma melahirkan juga dapat berupa kurangnya manajemen nyeri selama operasi caesar, perasaan bahwa lingkungan melahirkan tidak aman secara emosional, atau perasaan terus-menerus diabaikan/disepelekan atau tidak didengar selama proses melahirkan.
Kategori kedua dari trauma kelahiran adalah ketika bayi berada dalam risiko medis, ketika terjadi kelahiran mati, atau ketika bayi meninggal segera setelah lahir.
Trauma kelahiran yang berkaitan dengan kesehatan bayi juga dapat muncul akibat:
- Persalinan prematur.
- Penemuan pascakelahiran yang memerlukan intervensi medis intensif.
- Diagnosis kondisi medis yang tidak terduga.
- Peningkatan perawatan di unit perawatan intensif neonatal.
- Cedera pada bayi selama persalinan dan melahirkan.
Bayi yang harus dibawa pergi untuk intervensi medis yang tidak terduga dapat menjadi trauma bagi kedua orang tua.
Suami sering kali tidak dilibatkan dalam pembicaraan seputar trauma kelahiran, tetapi mereka juga dapat mengalami trauma karena menyaksikan keselamatan istrinya yang melahirkan atau bayi dalam bahaya.
Ketika bayi dan ibunya dipisahkan setelah lahir karena alasan medis, kenyataan bahwa suami harus memilih menemani siapa selama waktu tersebut dapat menjadi pengalaman traumatis.
Jenis trauma kelahiran lainnya adalah ketika pengalaman persalinan dan melahirkan memicu perempuan melahirkan untuk mengingat peristiwa traumatis di masa lalu, seperti pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, atau tekanan emosional atau fisik. Ini bisa menjadi momen saat perempuan yang melahirkan merasakan trauma atas apa yang terjadi saat melahirkan, serta pengalaman traumatis yang muncul dari masa lalu.