Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Umum Dijumpai, 5 Penyakit Kulit Ini Ternyata Tidak Menular

ilustrasi gatal-gatal (freepik.com/wayhomestudio)
ilustrasi gatal-gatal (freepik.com/wayhomestudio)

Sebagian besar orang mungkin berpikir jika semua penyakit kulit itu menular. Padahal, kenyataannya tidak demikian.

Beberapa penyakit kulit memang dapat ditularkan ke orang lain melalui kontak fisik. Misalnya saja seperti cacar air, kurap, kudis, kutil, dan impetigo. Pasalnya, penyakit tersebut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, serta jamur. Sementara, penyakit kulit yang tak menular jelas berbeda.

Biar kamu nggak salah paham lagi, berikut ini lima daftar penyakit kulit yang ternyata tidak menular. Simak sampai habis, ya!

1. Dermatitis

ilustrasi dermatitis (freepik.com/freepik)

Sering dianggap penyakit kulit menular, nyatanya dermatitis tidak dapat ditularkan ke orang lain melalui sentuhan. Pasalnya, dermatitis sebenarnya merupakan suatu kondisi di mana kulit mengalami peradangan, mengutip Healthline.

Gejala yang ditimbulkan berupa kemerahan, gatal-gatal, kering, dan bersisik. Akan tetapi, sebenarnya dermatitis memiliki beberapa macam sehingga penyebab serta tanda dan gejalanya bisa berbeda-beda.

Namun, dibandingkan jenis lainnya, dermatitis atopik atau lebih dikenal dengan eksem yang paling sering dialami banyak orang.

2. Psoriasis

ilustrasi kulit kering (freepik.com/freepik)

Serupa tetapi tak sama, gejala psoriasis memang mirip eksem. Padahal, kedua penyakit kulit ini sebenarnya berbeda. Perlu kamu ketahui jika psoriasis termasuk salah satu penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada kulit.

Oleh sebab itu, penyakit ini tidak dapat menular ke orang lain melalui sentuhan. Meskipun belum diketahui secara pasti penyebab psoriasis, tetapi para ahli menduga bahwa adanya gangguan pada sistem imun inilah alasannya.

Dilansir Mayo Clinic, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami psoriasis seperti genetik, infeksi virus dan bakteri, serta stres. Tak hanya itu, merokok serta terlalu banyak mengonsumsi alkohol juga bisa menjadi faktor pencetusnya.

3. Rosasea

ilustrasi rosacea (pexels.com/Jenna Hamra)

Termasuk penyakit yang kambuhan, rosasea adalah penyakit kulit yang menimbulkan ruam kemerahan pada wajah. Mengutip WebMD, penyakit ini sebenarnya lebih sering dialami oleh perempuan dan tidak dapat menular ke orang lain.

Hingga kini, memang belum dapat diketahui secara pasti penyebab rosasea. Namun, para peneliti percaya bahwa genetik, paparan sinar matahari terlalu lama, serta perubahan suhu dingin ataupun panas yang ekstrem adalah faktor risikonya.

4. Vitiligo

ilustrasi vitiligo (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Selanjutnya, ada vitiligo yang merupakan suatu penyakit yang menyebabkan bercak-bercak putih pada kulit. Kondisi ini memang dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya namun tidak dapat menular ke orang lain.

Berdasarkan keterangan dari Cleveland Clinic, penyakit ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh justru menghancurkan sel melanosit yang berfungsi sebagai penghasil melanin. Padahal, melanin bertugas untuk memberikan warna pada mata, rambut, dan kulit seseorang.

Akibatnya, timbul bercak-bercak putih pada kulit penderitanya. Awalnya, kemunculan bercak putih ini biasanya dimulai dari bagian tubuh yang sering terpapar sinar matahari seperti tangan, wajah, siku, dan juga kaki lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya.

5. Melasma

ilustrasi melasma (pexels.com/Sam Lion)

Terlihat serupa dengan flek hitam, melasma atau chloasma merupakan penyakit yang menyebabkan munculnya bercak-bercak kecokelatan ataupun keabu-abuan pada kulit. Bercak cokelat tersebut biasanya timbul pada bagian wajah seperti dahi, pipi, dan dagu.

Meski dapat dialami siapa pun, melasma lebih sering diderita oleh perempuan, terutama ibu hamil. Oleh sebab itulah, penyakit kulit ini juga dijuluki sebagai "mask of pregnancy". Akan tetapi, bercak tersebut biasanya akan berangsur-angsur menghilang setelah ibu melahirkan.

Penyebab masalah kulit ini hingga kini belum diketahui secara pasti. Genetik, perubahan hormonal, penggunaan obat-obatan, stres, serta penyakit tiroid diyakini sebagai faktor risikonya.

Meskipun tak menular, bukan berarti kelima penyakit kulit di atas bisa diabaikan. Jika kamu ataupun orang terdekat mengalami masalah kulit tersebut, segeralah berkonsultasi ke dokter kulit demi mengurangi gejalanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
I am Lavennia
EditorI am Lavennia
Follow Us