ilustrasi COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)
XEC pertama kali diidentifikasi pada Agustus 2024 dari sampel COVID-19 yang dikumpulkan di Berlin, Jerman, dua bulan sebelumnya.
Kasus varian paling awal terjadi di Italia pada bulan Mei. Namun, sampel ini tidak diunggah ke basis data internasional yang melacak varian SARS-CoV-2 (GSAID) hingga bulan September.
Hingga kini, menurut data dari GISAID, lebih dari 600 kasus XEC telah dilaporkan di 27 negara, termasuk Inggris, Jerman, Kanada, dan Amerika Serikat (AS). Namun, tidak semua negara secara konsisten melaporkan data ke GSAID, jadi varian XEC kemungkinan besar ada di lebih banyak negara.
Varian XEC tersebar luas di Eropa, setidaknya telah terdeteksi di 13 negara. Sejauh ini, XEC merupakan sekitar 8 persen dari semua sampel yang diurutkan dan dilaporkan dari benua itu bulan September, menurut data dari GSAID. Sebagai perbandingan, varian tersebut merupakan sekitar 4 persen dari sampel pada bulan Agustus. Varian yang paling sering diurutkan di Eropa masih KP.3.1.1, sebesar 48 persen dari semua sampel.
XEC paling tersebar luas di Prancis, meliputi sekitar 21 persen dari sampel COVID-19 yang diurutkan. Varian ini juga mulai menyebar di Jerman dan Inggris, di mana varian ini masing-masing mewakili 15 persen dan 8 persen dari sampel yang diurutkan.