Dini hari di ruang IGD salah satu rumah sakit di Garut, Jawa Barat, seorang bapak datang tergopoh-gopoh sambil membawa kantong plastik hitam yang ternyata berisi organ rahim. Diceritakan oleh dokter, penulis buku, dan edukator kesehatan, dr. Gia Pratama, seluruh adegan itu dimulai dari proses persalinan di luar fasilitas medis, ditangani oleh seorang dukun beranak yang tak sabar menunggu plasenta keluar.
Tanpa menunggu waktu yang dibutuhkan tubuh untuk melepas plasenta secara alami, tali pusat ditarik paksa. Secara istilah rahim “copot” ini memang sangat ekstrem. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah kondisi yang disebut inversio uteri, yang mana rahim tertarik keluar bersama plasenta dan tali pusat. Kondisi ini dapat menimbulkan perdarahan hebat yang dapat berakhir fatal.
