unsplash.com/Tadeusz Lakota
Melansir laman Stanford Children's Health, anak dengan post-traumatic stress disorder (PTSD) terus memiliki pikiran dan memori menakutkan tentang peristiwa masa lalu. Dia menganggap kejadian itu menakutkan, baik secara fisik maupun emosional.
Beberapa anak dengan PTSD memiliki efek jangka panjang. Mereka mungkin merasa mati rasa secara emosional untuk waktu yang sangat lama. PTSD pada anak sering kali menjadi masalah jangka panjang (kronis).
Seorang anak atau remaja mungkin menderita PTSD setelah mengalami salah satu dari peristiwa traumatis berikut: kecelakaan parah, gigitan hewan, bencana alam, serangan pribadi yang kejam, seperti perampokan, pemerkosaan, penyiksaan, pelecehan fisik, seksual, maupun emosional, penindasan, atau penculikan. Mereka mungkin juga:
- Mengalami masalah tidur
- Merasa tertekan atau kesal hingga gelisah
- Kehilangan minat pada hal-hal yang dulu mereka sukai. Mereka mungkin tampak mati rasa dan tidak responsif
- Kesulitan merasakan kasih sayang
- Mengalami kilas balik berupa gambar, suara, bau, atau perasaan. Anak itu mungkin percaya peristiwa itu akan terjadi lagi
- Kesulitan fokus
- Memiliki gejala fisik seperti sakit kepala atau sakit perut
Itulah jenis gangguan mental yang bisa dialami oleh anak anak. Namun, perlu diperhatikan bahwa ketika beberapa gejala timbul pada anak, dimohon untuk tidak segera memvonis jenis gangguan mental pada anak sendiri tanpa memeriksakan anak ke ahli kejiwaan seperti psikolog atau psikiater.