Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Lalat menempel di daging ayam mentah.
ilustrasi lalat menempel di daging ayam mentah (commons.wikimedia.org/Judgefloro)

Intinya sih...

  • Belatung di makanan tandanya makanan sudah tidak layak konsumsi.

  • Ada risiko terkena miasis, yaitu ketika tubuh terinfestasi oleh belatung dari spesies tertentu. Belatung bisa hidup di permukaan kulit atau di dalam tubuh, dan bertahan hidup dengan memakan jaringan tubuh.

  • Menelan belatung bisa membawa risiko keracunan makanan dan infeksi bakteri seperti Salmonella dan E. coli.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Belatung, alias larva lalat, bisa muncul di mana saja, termasuk pada makanan yang tidak diolah dengan baik atau sudah membusuk. Mereka juga sering ditemukan di tempat sampah, kotoran, area lembap, bahkan bangkai hewan. Tak heran kalau banyak orang langsung waspada saat melihat lalat hinggap di makanan.

Dalam praktik lapangan program Makan Bergizi Gratis (MBG), ada laporan beberapa kasus temuan belatung di makanan. Misalnya di Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah; di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya; SDN 8 Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, dan di Kecamatan Tambakboyo, Tuban, Jawa Timur, menurut laporan media.

Bagaimana jika belatung ada di makananmu dan tanpa sadar tertelan? Apa bahayanya? Mari kita bahas kemungkinan risikonya dan apa yang perlu kamu lakukan.

Ada belatung, tanda makanan sudah tidak layak makanan

Banyak orang menyepelekan kehadiran lalat, padahal mereka bisa berpindah tempat dengan sangat cepat dalam sehari.

Sebelum memasuki dapur, lalat bisa membawa bakteri berbahaya dari tempat-tempat kotor seperti sampah, selokan, atau bangkai, lalu menyebarkannya ke permukaan dapur dan makanan yang dibiarkan terbuka. Jika hinggap di makanan dan makanan tersebut dibiarkan pada suhu ruang, bakteri bisa berkembang biak setiap 20 menit, cukup cepat untuk menimbulkan risiko keracunan makanan.

Yang lebih mengkhawatirkannya lagi, lalat betina bisa bertelur hingga 500 butir hanya dalam 3–4 hari. Namun, mereka tidak akan bertelur sembarangan. Lalat lebih suka daging atau buah yang sudah membusuk dan terbuka. Setelah menetas, larva lalat (belatung) akan memakan bakteri yang tumbuh di makanan yang sudah rusak tersebut.

Menelan belatung secara tidak sengaja memang tidak selalu menyebabkan sakit. Namun, jika belatung atau makanan tempat mereka berkembang terkontaminasi bakteri, risiko keracunan makanan tetap ada. Belatung tidak muncul di makanan segar, jadi jika kamu menemukan belatung di makanan, itu adalah tanda kuat bahwa makanan tersebut sudah tidak layak konsumsi.

Bisa menyebabkan miasis

Miasis adalah kondisi ketika tubuh manusia (atau hewan) terinfestasi oleh belatung dari spesies tertentu. Larva lalat ini memanfaatkan jaringan hidup, mati, atau nekrotik dari inangnya sebagai sumber nutrisi untuk tumbuh dan berkembang. Belatung bisa hidup di permukaan kulit atau di dalam tubuh, dan bertahan hidup dengan memakan jaringan tubuh.

Kondisi ini paling sering ditemukan di wilayah tropis dan subtropis. Orang yang kesulitan menjaga kebersihan mulut berisiko lebih tinggi, karena larva dapat menetap di area mulut yang tidak terawat dengan baik.

Meski miasis umumnya terjadi di bawah permukaan kulit, tetapi menelan belatung juga dianggap dapat membuat jaringan dan organ dalam lebih rentan terhadap infestasi. Larva penyebab miasis bisa hidup di lambung, usus, maupun rongga mulut, dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang serius.

Miasis tidak menular dari satu orang ke orang lain. Gejala miasis di saluran pencernaan meliputi gangguan perut, muntah, dan diare. Jika terjadi di mulut, larva biasanya terlihat secara langsung.

Keracunan makanan bisa terjadi

Belatung atau larva (depan) dan pupa (latar belakang) lalat buah. (commons.wikimedia.org/Rickjpelleg)

Mengonsumsi belatung bisa menyebabkan keracunan makanan. Lalat bisa berpindah dari satu sumber makanan ke sumber lainnya dalam sehari, termasuk tempat-tempat yang sangat kotor seperti limbah manusia atau hewan. Dari sana, lalat bisa membawa bakteri berbahaya dan menularkannya ke makanan yang kamu konsumsi.

Jika makanan terkontaminasi dan menjadi tempat berkembangnya larva, belatung yang tumbuh di sana bisa ikut menyerap bakteri tersebut. Ketika makanan atau belatung itu tertelan, tubuh ikut terpapar dan kamu bisa jatuh sakit.

Dua jenis bakteri yang sering dikaitkan dengan lalat dan belatung adalah Salmonella dan Escherichia coli (E. coli).

  • Infeksi Salmonella

Salmonella adalah salah satu penyebab paling umum dari keracunan makanan. Gejalanya bisa meliputi kram perut, mual dan muntah, diare, dan demam.

Biasanya, gejala muncul antara 12–72 jam setelah bakteri masuk ke tubuh, dan berlangsung selama 4–7 hari.

Sebagian besar orang pulih tanpa pengobatan khusus, tetapi muntah dan diare yang terus-menerus bisa menyebabkan dehidrasi berat, bahkan perlu dirawat di rumah sakit. Karena itu, sangat penting untuk mengonsumsi banyak cairan, seperti kaldu bening dan jus buah, untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.

  • Infeksi E. coli

E. coli memiliki banyak jenis, dan meskipun sebagian besar tidak berbahaya, tetapi beberapa strain bisa menyebabkan penyakit serius. Gejala yang mungkin muncul antara lain kram perut, diare (kadang disertai darah), muntah, dan demam ringan (biasanya di bawah 38,5 Celcius)

Gejala biasanya berkembang antara 1–10 hari setelah paparan, dan bisa berlangsung selama 5–7 hari.

Infeksi E. coli bisa ringan, tapi dalam beberapa kasus bisa menjadi mengancam jiwa. Sama seperti pada keracunan Salmonella, menjaga asupan cairan sangat penting untuk mencegah dehidrasi dan mempercepat pemulihan.

Muncul reaksi alergi

Beberapa orang ternyata bisa mengalami reaksi alergi terhadap belatung. Jenis larva tertentu diketahui dapat memicu gejala pernapasan dan asma, terutama pada mereka yang sering bersentuhan langsung dengan larva, misalnya sebagai umpan hidup untuk memancing atau dalam lingkungan kerja yang melibatkan paparan rutin. Ada juga laporan tentang dermatitis kontak, yaitu iritasi kulit akibat interaksi langsung dengan larva.

Selain itu, ada dugaan bahwa menelan belatung yang sebelumnya terpapar makanan pemicu alergi juga bisa menimbulkan reaksi alergi. Namun, pandangan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Belatung sebelumnya aman untuk dimakan jika diolah dengan tepat

Ekstrem memang, tetapi belatung sebenarnya memiliki potensi sebagai sumber protein, lemak sehat, dan unsur mikro yang bermanfaat bagi tubuh. Para ilmuwan tengah meneliti kemungkinan menjadikan belatung sebagai bahan pangan bertekstur atau camilan berkelanjutan untuk manusia.

Namun, cara konsumsinya sangat menentukan tingkat keamanannya. Belatung yang telah dikeringkan, dimasak, atau diolah menjadi bubuk jauh lebih aman dibandingkan larva utuh yang belum diproses. Proses pengolahan ini membantu menghilangkan mikroba, parasit, dan spora bakteri yang berisiko menimbulkan penyakit.

Menariknya, produksi larva sebagai sumber pangan dinilai memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan produksi daging konvensional.

Meski begitu, hingga saat ini, risiko kesehatan masih ada dan cenderung lebih besar daripada manfaatnya.

Cara mencegah belatung muncul di rumah

ilustrasi bersih-bersih rumah (pexels.com/Annushka Ahuja)

Belatung tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan kurang ventilasi. Mereka butuh kelembapan untuk bertahan hidup, sehingga cenderung tertarik pada tempat dengan kelembapan tinggi atau genangan air.

Kondisi yang tidak higienis, seperti ruangan kotor, berantakan, atau tanpa pengelolaan sampah yang baik, juga bisa menjadi tempat ideal bagi belatung untuk berkembang. Bahkan, luka terbuka atau jaringan yang terinfeksi bisa menarik perhatian larva lalat.

Berikut langkah-langkah mencegah belatung di rumah:

  • Simpan semua bahan makanan dalam wadah tertutup rapat atau di dalam lemari es.

  • Jaga kebersihan area seperti tempat sampah, wadah makanan hewan, dan sumber makanan lainnya agar tetap rapi dan bersih.

  • Pastikan rumah tetap kering, karena genangan air bisa menjadi tempat berkembang biak bagi belatung.

  • Tutup jendela dan pintu sebisa mungkin untuk mencegah lalat masuk ke dalam rumah.

  • Bersihkan lantai dan permukaan secara rutin dengan disinfektan untuk menghilangkan sisa-sisa bahan organik yang bisa menarik belatung.

Cara menghilangkan belatung

Belatung bisa dikendalikan dengan bahan kimia, tetapi ada juga beberapa cara alami yang cukup efektif. Berikut lima metode yang bisa kamu coba:

  • Jaga kebersihan: Menjaga dapur dan permukaan rumah tetap bersih adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah lalat dan belatung berkembang.

  • Gunakan perangkap: Perangkap lalat membantu menangkap lalat dewasa dan mencegah mereka berkembang biak. Kamu bisa menggunakan alat setrum serangga, kertas lalat, atau pita perekat.

  • Manfaatkan predator alami: Burung dan reptil adalah pemangsa alami belatung. Menjadikan tamanmu ramah bagi mereka, misalnya dengan menyediakan tempat berteduh atau sumber air, bisa membantu mengontrol populasi belatung secara alami.

  • Obat alami: Gunakan diatomaceous earth, bubuk dari alga fosil yang bekerja dengan cara mengeringkan tubuh belatung hingga mereka mati.

  • Pestisida kimia: Semprotkan insektisida langsung ke belatung untuk membunuhnya. Namun, hati-hati bahan kimia ini bisa membahayakan hewan lain dan lingkungan, jadi ikuti petunjuk pemakaian dengan cermat.

Jika belatung menyerang hewan peliharaan, bersihkan luka terbuka atau area yang terinfeksi dengan larutan antiseptik atau hidrogen peroksida. Pastikan area tetap bersih dan kering, dan jika lukanya cukup parah, oleskan salep antibiotik. Jangan lupa untuk membawa hewan peliharaan ke dokter hewan agar mendapat penanganan yang tepat.

Kapan harus menemui dokter?

Menelan belatung secara tidak sengaja umumnya tidak menimbulkan dampak jangka panjang. Namun, jika belatung berasal dari makanan yang sudah rusak, ada risiko terkena keracunan makanan. Gejalanya bisa ringan hingga berat, dan kadang berlangsung selama beberapa hari.

Kelompok yang lebih rentan terhadap keracunan makanan adalah anak-anak kecil, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah, seperti pasien HIV atau pasien transplantasi organ.

Jika mengalami muntah dan diare berat, sangat penting untuk mengonsumsi banyak cairan guna mencegah dehidrasi.

Segera temui dokter jika kamu mengalami gejala di bawah ini setelah menelan belatung:

  • Larva terlihat dalam tinja.

  • Nyeri perut yang menetap.

  • Gejala keracunan bakteri yang memburuk atau tidak kunjung membaik.

  • Diare lebih dari tiga hari.

  • Diare disertai demam di atas 39 Celcius.

  • Tinja berdarah.

  • Tanda-tanda dehidrasi.

  • Muntah hebat atau terus-menerus.

Gejala-gejala ini bisa menandakan infeksi serius yang membutuhkan penanganan medis segera.

Secara umum, risiko terpapar belatung dalam jumlah besar sangat kecil. Kalau kamu tak sengaja menelan satu belatung dari makanan, kemungkinan besar tidak akan menimbulkan masalah. Namun, tetap saja ada risiko kesehatan yang mengintai, seperti keracunan makanan.

Untuk mencegah lalat dan belatung berkembang di rumah, jaga selalu kebersihan dapur dan rumah. Selalu periksa kondisi buah, sayur, dan daging secara rutin. Selain itu, simpan makanan di lemari es atau tutup dengan jaring, terutama saat iklim panas. Dan, tutup rapat tempat sampah dan buang secara teratur.

Referensi

"What Happens To Your Body When You Eat Maggots? This Celeb Prison Food Claim Is Disgusting." Health Digest. Diakses September 2025.

"I Accidentally Ate Maggots. Now What?" Healthline. Diakses September 2025.

"The health effects of eating maggots." Medical News Today. Diakses September 2025.

"Food Defect Levels Handbook." U.S. Food and Drug Administration. Diakses September 2025.

"How to Get Rid of Maggots." WebMD. Diakses September 2025.

"Food Poisoning." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses September 2025.

Editorial Team