Belatung atau larva (depan) dan pupa (latar belakang) lalat buah. (commons.wikimedia.org/Rickjpelleg)
Mengonsumsi belatung bisa menyebabkan keracunan makanan. Lalat bisa berpindah dari satu sumber makanan ke sumber lainnya dalam sehari, termasuk tempat-tempat yang sangat kotor seperti limbah manusia atau hewan. Dari sana, lalat bisa membawa bakteri berbahaya dan menularkannya ke makanan yang kamu konsumsi.
Jika makanan terkontaminasi dan menjadi tempat berkembangnya larva, belatung yang tumbuh di sana bisa ikut menyerap bakteri tersebut. Ketika makanan atau belatung itu tertelan, tubuh ikut terpapar dan kamu bisa jatuh sakit.
Dua jenis bakteri yang sering dikaitkan dengan lalat dan belatung adalah Salmonella dan Escherichia coli (E. coli).
Salmonella adalah salah satu penyebab paling umum dari keracunan makanan. Gejalanya bisa meliputi kram perut, mual dan muntah, diare, dan demam.
Biasanya, gejala muncul antara 12–72 jam setelah bakteri masuk ke tubuh, dan berlangsung selama 4–7 hari.
Sebagian besar orang pulih tanpa pengobatan khusus, tetapi muntah dan diare yang terus-menerus bisa menyebabkan dehidrasi berat, bahkan perlu dirawat di rumah sakit. Karena itu, sangat penting untuk mengonsumsi banyak cairan, seperti kaldu bening dan jus buah, untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
E. coli memiliki banyak jenis, dan meskipun sebagian besar tidak berbahaya, tetapi beberapa strain bisa menyebabkan penyakit serius. Gejala yang mungkin muncul antara lain kram perut, diare (kadang disertai darah), muntah, dan demam ringan (biasanya di bawah 38,5 Celcius)
Gejala biasanya berkembang antara 1–10 hari setelah paparan, dan bisa berlangsung selama 5–7 hari.
Infeksi E. coli bisa ringan, tapi dalam beberapa kasus bisa menjadi mengancam jiwa. Sama seperti pada keracunan Salmonella, menjaga asupan cairan sangat penting untuk mencegah dehidrasi dan mempercepat pemulihan.