- Menyimpannya di kulkas.
- Merendam dalam air dingin (bukan panas).
- Menggunakan microwave.
- Memasak langsung tanpa dicairkan terlebih dahulu.
7 Kebiasaan Buruk di Dapur Pemicu Keracunan Makanan

- Mencuci tangan sebelum mulai memasak mungkin sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Namun, yang sering terlewat adalah momen di tengah proses memasak.
- Beberapa merasa wajib untuk mencuci ayam mentah sebelum dimasak untuk memastikan kebersihan. Faktanya, kebiasaan ini justru bisa membawa risiko kesehatan.
- Pernah memotong daging mentah di talenan, lalu langsung memakainya lagi untuk memotong sayuran? Kebiasaan ini bisa memicu kontaminasi silang.
Keracunan makanan sering kali terdengar seperti masalah yang cuma bisa didapat di luar lingkungan rumah, kejadian yang muncul setelah makan di restoran atau menyantap jajanan kaki lima yang kurang higienis. Namun, kenyataannya keracunan rumah juga bisa saja terjadi di tempat yang paling familier, yaitu dapur tempat tinggal sendiri.
Setiap tahun, jutaan orang mengalami keracunan makanan. Dan, sering kali penyebabnya bukanlah sesuatu yang besar, melainkan kebiasaan yang dilakukan tanpa disadari. Cara kamu mencuci bahan makanan, menyimpan makanan, atau penggunaan talenan yang tidak tepat bisa membuka jalan bagi kontaminasi kuman.
Di balik rutinitas memasak sehari-hari, ada risiko yang luput dari perhatian. Jadi, mengenali dan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang berisiko bisa menjadi langkah penting untuk menjaga keluarga tetap sehat dan aman di rumah.
1. Tidak mencuci tangan sebelum dan setelah mengolah bahan mentah
Mencuci tangan sebelum mulai memasak mungkin sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Namun, yang sering terlewat adalah momen di tengah proses memasak.
Setelah memegang daging mentah, membuang sisa sayuran, atau sekadar merapikan sampah makanan, tangan yang tidak segera dicuci bisa menjadi “kendaraan” bagi bakteri. Tanpa sadar, kamu memindahkannya ke sayuran segar, peralatan masak, bahkan ke permukaan meja dapur. Tidak mau itu terjadi, kan?
Cara mencegahnya sangat mudah. Setiap kali selesai menangani bahan mentah, luangkan waktu sebentar untuk mencuci tangan dengan sabun selama setidaknya 20 detik. Langkah kecil ini akan menjadi benteng penting untuk mencegah kontaminasi silang dan menjaga makanan tetap aman bagi keluarga.
2. Mengeringkan peralatan dengan lap dapur
Lap dapur sering dipakai untuk berbagai hal, seperti menyeka tumpahan, mengeringkan piring, hingga mengelap tangan. Namun, justru karena terlalu sering dipakai untuk berbagai hal, lap cepat berubah menjadi tempat berkumpulnya kuman jika jarang dicuci.
Risikonya, bakteri dari kain yang kotor bisa berpindah ke piring, sendok, atau gelas yang seharusnya sudah bersih. Bukannya membersihkan, lap malah bisa menjadi sumber penyakit.
Solusi paling aman adalah membiarkan piring dan peralatan kering dengan sendirinya. Cara ini lebih higienis, sekaligus mencegah perpindahan bakteri dari kain ke peralatan makan yang akan kamu gunakan setiap hari.
3. Mencuci ayam mentah

Beberapa orang merasa wajib untuk mencuci ayam mentah sebelum dimasak untuk memastikan kebersihan. Faktanya, kebiasaan ini justru bisa membawa risiko kesehatan. Percikan air dari cucian ayam dapat mengenai bak cuci, meja, atau peralatan dapur, lalu menyebarkan bakteri seperti Salmonella dan Campylobacter.
Ayam mentah sebenarnya tidak perlu dicuci sebelum dimasak. Yang terpenting adalah memastikan daging dimasak hingga matang sempurna. Suhu panas saat memasak akan membunuh bakteri.
4. Salah menggunakan talenan
Pernah memotong daging mentah di talenan, lalu langsung memakainya lagi untuk memotong sayuran? Kebiasaan ini bisa memicu kontaminasi silang. Bakteri dari daging mentah dengan mudah berpindah ke sayuran yang seharusnya aman dimakan.
Untuk mencegahnya, biasakan untuk memisahkan talenan. Satu khusus untuk daging, unggas, atau makanan laut, dan satu lagi untuk sayuran serta bahan siap santap. Setelah selesai digunakan, segera cuci talenan dengan air panas dan sabun, lalu biarkan kering dengan udara. Langkah sederhana ini mampu menekan risiko penyebaran bakteri dan menjaga keamanan makanan.
5. Mencairkan makanan beku dengan cara yang salah
Banyak orang membiarkan daging atau ikan beku mencair di suhu ruang. Padahal, cara ini membuat makanan berada terlalu lama di “zona bahaya” (suhu 5–57 derajat Celcius), suhu bakteri dapat tumbuh dengan cepat. Cara aman untuk mencairkan makanan beku antara lain:
6. Membiarkan kulkas terlalu penuh

Kulkas sering dianggap sebagai tempat paling aman untuk menyimpan makanan. Namun, ketika terlalu penuh, sirkulasi udara dingin di dalamnya tidak lagi bekerja dengan baik. Akibatnya, sebagian bahan makanan bisa lebih cepat rusak tanpa disadari, meski sudah tersimpan rapi.
Untuk mencegah hal ini, penting untuk mengatur isi kulkas dengan bijak. Pisahkan makanan berdasarkan jenisnya, simpan daging mentah di bagian bawah dengan pembungkus rapat agar cairannya tidak menetes ke bahan lain, dan jangan lupa rutin memeriksa suhu kulkas. Suhu ideal sekitar 4 derajat Celcius akan membantu menjaga kesegaran makanan lebih lama sekaligus mengurangi risiko pertumbuhan bakteri.
7. Menyimpan sisa makanan terlalu lama
Sisa makanan sering kali terasa sayang untuk dibuang. Namun, menyimpannya terlalu lama justru bisa berbahaya. Makanan berbahan daging, unggas, atau produk susu hanya aman berada di kulkas maksimal 24 jam. Jika masih ingin dikonsumsi, pastikan untuk memanaskannya kembali hingga benar-benar panas. Namun, jika sudah melewati batas waktu itu, pilihan terbaik adalah membuangnya atau mengolahnya kembali menjadi masakan baru.
Pada akhirnya, dapur yang bersih dan kebiasaan memasak yang tepat adalah benteng utama untuk mencegah keracunan makanan. Mulai dari mencuci tangan dengan benar, menyimpan bahan sesuai aturan, hingga memastikan makanan matang sempurna, semua langkah kecil ini berperan besar dalam menjaga kesehatan keluarga. Jadi, jangan remehkan detail sederhana di dapur, ya!
Referensi
"6 Common Food Safety Mistakes You May Be Making in the Kitchen." University of Maine Extension. Diakses pada September 2025.
"Common Causes of Food Poisoning." Now To Love. Diakses pada September 2025.